Mahasiswa Keperawatan UNAIR Usung Ide Program Desa Ramah Penyandang Gangguan Jiwa

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

UNAIR NEWS – Besarnya peningkatan jumlah penderita Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) pada masa pandemi membuat BEM Fakultas Keperawatan (FKP) Universitas Airlangga menawarkan solusi melalui pemberdayaan masyarakat yang filantropis. Program itu diinisiasi terutama karena stigma di masyarakat yang muncul bahwa ODGJ timbul karena gangguan roh halus sehingga menganggap penyandang sebagai objek yang menakutkan.

Hadir dengan gagasan terkini, Tim FKP yang terdiri dari 15 mahasiswa mematahkan stigma masyarakat terkait ODGJ dengan menciptakan desa rujukan yang ramah, sehingga mendukung penyembuhan. Desa rujukan yang ramah tersebut tepatnya di Desa Pesanggrahan Kecamatan Kutorejo, Kabupaten Mojokerto.

Uswah Nurul Izzati selaku Ketua Tim menceritakan bahwa ODGJ masih memiliki hak harfiah sebagai manusia untuk dihargai serta dilindungi sehingga fungsi sosialnya dapat pulih kembali. Untuk mewujudkan hal tersebut perlu adanya dukungan dari masyarakat.

Tim menyinergikan beberapa aspek yang meliputi pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan lingkungan. 

“Program utama kami yaitu Sekolah Jiwa dan Pembentukan Kader Kesehatan Jiwa.  Kami mengedukasi masyarakat  agar memahami penyebab, pencegahan, penanganan, hingga mengajarkan cara bersikap yang baik saat berhadapan dengan ODGJ. Tentunya dengan metode yang berbeda menyesuaikan usia sasaran,” jelas Izzati.

Pada gagasan kesehatan, Izzati dan tim merancang Medical Check Up. “Kegiatan medical check bisa dimanfaatkanmasyarakat yang hendak berkonsultasi baik kesehatan secara umum maupun masalah kejiwaan yang dialaminya. Kami turut menggandeng yayasan disabilitas psikososial yang ada di desa tersebut,” ujar Izzati.

Ada pula pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan langsung bersama penyandang untuk memperluas sektor usaha yaitu pembuatan lilin. Sementara dalam proses menjangkau aspek lingkungan, tim mengusung Program Bersih Desa.

“Programnya itu menanam beberapa bibit tanaman seperti mint, lavender, dan tulsi. Menariknya berkhasiat menurunkan stres dan sebagai penenang,” terang mahasiswa keperawatan itu.

Semua gagasan di atas mendapatkan dana hibah dari Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa (PHP2D), sebuah program sociopreneur  yang diprakarsai oleh Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) yang berfokus pada bidang sosial masyarakat untuk organisasi mahasiswa. Tim BEM FKP UNAIR berhasil lolos setelah melewati perjalanan panjang proses seleksi nasional.

Ke depannya, Izzati bersama tim berharap dapat menjaga keberlanjutan program dan terus meningkatkan kesejahteraan masyarakat. “Semoga dengan terselenggaranya program ini bisa berdampak. Tidak ada lagi stigma terhadap mereka (ODGJ, Red), Jadi ya, masyarakat bisa memanusiakan tanpa menyingkirkan” tuturnya. (*)

Penulis : Viradyah Lulut Santosa

Editor :  Binti Q. Masruroh

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp