Patologi Insang dan Kulit Kerapu Hibrida Terinfestasi Cacing Zeylanicobdella Arugamensis

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto by Hewanid

Kerapu hibrida (E. fuscoguttatus x E.lanceolatus) merupakan jenis ikan laut yang bernilai ekonomis tinggi dan banyak diminati konsumen di pasar luar negeri. Produksi ikan kerapu di Indonesia tahun 2012 hingga 2017 adalah sebesar 11.950 ton, 18.864 ton, 13.346 ton, 16.795 ton, 11.504 ton, dan 70.294 ton. Pada tahun 2010, untuk pertama kalinya di Indonesia berhasil memproduksi ikan kerapu hasil hibridisasi antara kerapu macan betina (Epinephelus fuscoguttatus) dan kerapu kertang jantan (Epinephelus lanceolatus). Faktor pembatas dalam budidaya adalah serangan penyakit. Penyakit pada ikan dapat disebabkan oleh beberapa agen antara lain parasit, jamur, bakteri dan virus.

Zeylanicobdella arugamensis merupakan parasit cacing laut yang mengancam industri akuakultur. Ikan yang terinfestasi menunjukkan gejala klinis, yaitu berenang lemah di kolom atau di permukaan udara. Ikan yang terinfestasi berat menunjukkan tanda-tanda tinggal di dasar jaring atau tangki pemeliharaan dengan kondisi yang sangat lemah dan terlihat seperti bulu yang tebal. Serangan cacing ini menyebabkan sirip ikan menjadi tipis, kemerahan, dan kulit ikan membengkak. Ikan Z. arugamensis terinfestasi pada permukaan tubuh, mata, mulut, rongga pernafasan dan sirip. Penelitian selanjutnya mengungkapkan bahwa spesimen Z. arugamensis ditemukan pada insang dan ikan mulut. Area yang menempel pada Zeylanicobdella arugamensis akan mengalami pendarahan dan pembengkakan pada kulit, sedangkan siripnya akan menjadi kerikil. Infestasi cacing ektoparasit pada insang mengakibatkan hiperplasia dan fusi lamella insang. Inang ikan yang terinfestasi akan menebal/membengkak dan berwarna merah pucat.

Kematian ikan yang terinfestasi cacing umumnya terjadi dalam jangka waktu 3 hari setelah infestasi karena diikuti oleh infeksi sekunder bakteri patogen seperti Vibrio alginolyticus. Infestasi berat Zeylanicobdella arugamensis terjadi pada ikan salmon pasifik (Oncorhynchus spp.) dan menjadi ektoparasit dengan infestasi terbesar pada ikan bawal dengan prevalensi 30% dan intensitas 5,6, sedangkan pada kerapu hibrida prevalensinya 59% dengan rata-rata intensitas 6.9. Berdasarkan banyaknya temuan ektoparasit Zeylanicobdella arugamensis selama budidaya, maka perlu dilakukan pengamatan patologi organ yang terinfestasi ektoparasit agar dapat mengetahui perubahan patologi yang terjadi pada jaringan secara lebih jelas dan tepat. Pengamatan histopatologi akan memperoleh gambaran sel, jaringan dan organ yang terinfestasi sehingga dapat dilihat perbedaan antara sel, jaringan, dan organ yang terinfestasi dan tidak terinfestasi. Preparat histopatologi juga dapat digunakan untuk mendeteksi gejala penyakit secara dini karena penyakit ikan seringkali tidak menunjukkan gejala klinis. Berdasarkan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kategori infestasi Zeylanicobdella arugamensis pada kulit dan insang ikan kerapu hibrida, mengetahui patologi anatomi ikan kerapu yang terinfestasi Zeylalanicobdella arugamensis dengan derajat infestasi yang berbeda, serta mengetahui gambaran histopatologi insang dan kulit ikan kerapu yang terinfeksi Zeylanicobdella arugamensis dengan derajat infestasi yang berbeda. Manfaat penelitian ini adalah memberikan informasi ilmiah sebagai bahan pertimbangan dalam pemantauan kesehatan ikan kerapu hibrida sehingga dapat meminimalisir angka kematian dan hasil penelitian ini juga dapat dijadikan acuan bagi akademisi.

Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2019 hingga Februari 2020. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Anatomi dan Budidaya Ikan serta Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga. Penelitian ini menggunakan metode survei untuk mengetahui perubahan patologi kulit dan insang ikan kerapu yang terinfestasi Zeylanicobdella arugamensis. Ikan kerapu berukuran 10-20 cm diambil dari kolam beton di Situbondo kemudian diamati patologi anatomi dan infestasi Zeylanicobdella arugamensis. Infestasi Zeylanicobdella arugamensis dikelompokkan berdasarkan derajat infestasinya, kemudian insang dan kulit yang terinfestasi diproses secara histopatologi. Analisis histopatologi dan skoring menggunakan mikroskop kamera perbesaran 400x. Analisis data menggunakan uji IBM SPSS Statistics Base 20 Kruskal Wallis dan Uji Z-Advanced.

Penulis: Dr. Gunanti Mahasri, Ir., M.Si.

Informasi lebih detail dari penelitian ini dapat ditemukan pada jurnal ilmiah pada link berikut ini:

https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1755-1315/679/1/012006

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp