Isolasi dan Identifikasi Bakteri Bacillus pada Ikan Nila

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto by AktualNews

Ikan nila merupakan spesies penting dalam budidaya daerah tropis dan subtropis. Pada tahun 2015 diperkirakan produksi ikan nila secara global mencapai 6,4 juta metrik ton (MMT). Budidaya ikan nila sangat menguntungkan karena bernilai ekonomis dan menunjang kebutuhan nutrisi protein hewani. Meningkatnya permintaan ikan nila telah mengakibatkan peningkatan produksi melalui metode padat sebaran tinggi. Tetapi penggunaan metode padat dengan penyebaran tinggi menyebabkan ikan terkena hama dan juga bakteri. Ikan nila sering terserang agen infeksius seperti bakteri dan parasit. Beberapa bakteri patogen pada ikan bersifat fakultatif dan mampu bertahan hidup di air dalam waktu lama sehingga keberadaannya sulit dicegah. Pemeriksaan bakteri patogen harus dilakukan dengan baik untuk mengantisipasi adanya anion patogen. Untuk menghindari meluasnya serangan penyakit perlu dilakukan pencegahan dan pengendalian melalui diagnosa penyakit pada ikan dengan memastikan dan mengidentifikasi jenis penyakit. Oleh karena itu perlu dilakukan sosialisasi tentang jenis bakteri patogen yang sering menyerang ikan Nila dengan melakukan isolasi dan identifikasi sebelum dilakukan penanganan.

Ikan nila diambil dari pembenihan air tawar universitas terengganu pada tanggal 25 November 2019. Sampel diambil dengan melihat gejala klinis seperti warna pucat pada kulit, nafsu makan menurun, mata menonjol dan gerak lamban. Sampel organ yang digunakan dalam penelitian ini adalah ginjal, hati, otak, usus dan limpa.TSB dan TSA digunakan untuk isolasi B. cereus. sampel yang diinokulasikan pada media TSB kemudian diinkubasi pada suhu 37°C selama 24 jam. Pemurnian bakteri dilakukan untuk memisahkan inokulasi yang terdiri dari banyak koloni menjadi koloni murni. Setelah pengayaan, loopful digoreskan pada pelat TSA dan diinkubasi pada suhu 37°C selama 24 jam. koloni yang tubuhnya di media akan dikarakterisasi.

Identifikasi bakteri dilakukan dengan uji pathositas menggunakan agar darah. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah bakteri tersebut bersifat patogen atau nonpatogen. Isolat diambil dan digoreskan pada media darah kemudian diinkubasi pada suhu 37°C selama 24 jam. Tidak adanya zona bening pada media darah untuk mengkarakterisasi bakteri bersifat patogen. Pewarnaan Gram dilakukan dengan menggunakan garis kristal ultraviolet, garam laut, larutan etanol 95% dan safranin laut. Perubahan warna menentukan jenis gram bakteri yang diamati. Bakteri gram positif menunjukkan warna violet dan warna negatif berwarna ungu. Identifikasi bakteri dapat dilakukan dengan AIS (Automatic Identification System) menggunakan Vitek 2 Compact. Kartu Identifikasi Bacillus digunakan untuk mengidentifikasi bakteri tipe Bacillus. Proses penanaman dilakukan dengan 1 ml larutan air garam dan memasukkan inokulum bakteri dengan kerapatan 2,0 McF setelah pembuatan inokulum dilakukan pembacaan atau interpretasi hasil menggunakan Vitek 2 Compact.

Penulis: Dr. Kismiyati, Ir., M.Si.

Informasi lebih detail dari penelitian ini dapat ditemukan pada jurnal ilmiah pada link berikut ini:

https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1755-1315/718/1/012086

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp