Hubungan Suhu dan Intensitas pada Ikan Kerapu Cantang

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto oleh Republika

Ikan kerapu (Epinephelus sp.) merupakan salah satu spesies unggulan dalam pengembangan budidaya laut di Indonesia. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi proses budidaya adalah kualitas air. Daya dukung lingkungan sangat besar pengaruhnya terhadap keberlanjutan nelayan kerapu. Pemilihan lokasi budidaya yang tepat menjadi faktor terbesar yang menentukan berhasil tidaknya kegiatan budidaya kerapu. Kualitas air merupakan faktor yang sangat penting bagi keberhasilan usaha budidaya ikan kerapu. Analisis kesesuaian parameter perairan berupa komoditas budidaya ikan perlu dilakukan agar didapatkan tingkat kesesuaian untuk komoditas yang ingin dibudidayakan.

Penyakit yang menyerang ikan disebabkan oleh interaksi antara lingkungan, patogen, dan inang. Ketidaksesuaian ini menyebabkan stres pada ikan, sehingga pertahanan diri menjadi lemah, sehingga penyakit mudah masuk ke dalam tubuh dan menimbulkan penyakit. Salah satu agen patogen yang dapat menyebabkan penyakit pada ikan adalah parasit. Sedangkan parasit yang menginfeksi ikan kerapu adalah ektoparasit yang dikenal dengan nama lintah laut (Zeylanicobdella arugamensis).

Zeylanicobdella arugamensis telah dilaporkan sebagai ektoparasit paling berbahaya yang mempengaruhi berbagai spesies ikan. Embrio Zeylanicobdella arugamensis dipelajari untuk berkembang menjadi juvenil pada suhu di bawah 27oC. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana hubungan suhu dengan intensitas Zeylanicobdella arugamensis pada ikan kerapu yang dipelihara di kolam tradisional yang terletak di Kampung Kerapu, Kentong, Labuhan, Brondong, Lamongan, Jawa Timur.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode survei. Kerapu cantang (17-21 cm) diambil dari kolam tradisional di Kampung Kerapu, Kentong, Labuhan, Brondong, Lamongan, Jawa Timur. Pengambilan sampel dilakukan di 4 kolam dan setiap kolam diperiksa sebanyak 50 ekor ikan. Pengamatan Zeylanicobdella arugamensis dilakukan pada permukaan tubuh, sirip dan insang dengan metode native dengan cara kerokan. Tingkat infestasi didefinisikan sebagai jumlah rata-rata lintah laut yang ditemukan pada setiap sampel ikan.

Intensitas Zeylanicobdella arugamensis dikelompokkan berdasarkan kategori. Selain itu, pengukuran suhu juga dilakukan dengan termometer untuk mengetahui korelasi dengan intensitas Zeylanicobdella arugamensis pada ikan kerapu cantang. Data yang diperoleh dari hasil nilai suhu dan nilai intensitas Zeylanicobdella arugamensis pada ikan kerapu cantang (Epinephelus fuscoguttatus x Epinephelus lanceolatus) dari tambak tradisional di Kampung Kerapu, Lamongan dianalisis dengan uji korelasi pada software statistik (SPSS versi 20).

Penulis: Dr. Gunanti Mahasri, Ir., M.Si.

Informasi lebih detail dari penelitian ini dapat ditemukan pada jurnal ilmiah pada link berikut ini:

https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1755-1315/679/1/012066

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp