Keanekaragaman Echinodermata di Perairan Sidoarjo

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto by Yahoo Berita

Pembuangan limbah akan memengaruhi kualitas air dan substrat dasar di perairan salah satunya perairan Sidoarjo-Sedati. Parameter kualitas air meliputi faktor fisika dan kimia. Faktor fisika terdiri dari suhu, salinitas, arus dan TSS. Faktor kimia terdiri dari oksigen terlarut (DO), derajat keasaman (pH), BOD dan amonia. Selain kualitas air, aktivitas yang terjadi di perairan Sedati juga dapat memengaruhi substrat dasar perairan yang ditinjau dari tipe substrat.

Limbah yang masuk ke perairan memengaruhi kualitas air yang nantinya akan memengaruhi biota yang ada pada perairan tersebut salah satunya yaitu bentos. Organisme bentos pada perairan terbagi menjadi tiga yaitu mikrozoobentos, meiozoobentos dan makrozoobentos. Makrozoobentos merupakan organisme bentos yang keberadaannya dapat digunakan sebagai indikator pencemaran lingkungan perairan. Salah satu bentos yang dapat terpengaruh akibat perubahan lingkungan tersebut adalah echinodermata.

Echinodermata adalah hewan invertebrata (tidak mmiliki tulang belakang) yang mempunyai duri pada permukaan tubuhnya. Terdapat 6000 spesies echinodermata di dunia. Echinodermata memainkan peran penting dalam fungsi ekosistem laut yaitu pada jaring-jaring makanan sebagai herbivora, karnivora, omnivora ataupun sebagai pemakan detritus. Secara umum echinodermata banyak ditemukan pada perairan yang jernih dan tenang. Echinodermata mencapai keanekaragaman tertinggi pada terumbu karang dan pantai dangkal.

Keanekaragaman echinodermata dapat ditinjau dari komposisi, indeks keanekaragaman spesies (H’), indeks kemerataan (E) dan indeks dominansi (C). Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi mengenai tingkat keanekaragaman echinodermata dan lebih meningkatkan upaya pelestarian khususnya di perairan Sedati, Sidoarjo.

Tingkat keanekaragaman echinodermata menunjukkan perbedaan yang sangat signifikan. Nilai indeks keanekaragaman spesies (H’) echinodermata menunjukkan bahwa tingkat keanekaragaman spesies echinodermata di perairan Sedati sangat rendah atau H’ < 1. Nilai indeks keanekaragaman kurang dari satu atau H’ < 1 menunjukkan tingkat keanekaragaman yang rendah, miskin, dan memiliki produktivitas sangat rendah sebagai indikasi adanya tekanan yang berat serta ekosistem tidak stabil.

Keanekaragaman yang rendah dapat dipengaruhi oleh parameter kualitas perairan Sedati. Kandungan amonia di perairan Sedati menunjukkan nilai yang melebihi baku mutu, terutama pada stasiun C. Standar baku mutu konsentrasi amonia untuk biota laut adalah 0,3 mg/L. Kondisi amonia yang melebihi baku mutu dapat membahayakan kehidupan biota laut. Tingginya konsentrasi amonia di perairan Sedati  dapat disebabkan oleh masukan limbah yang tinggi dari aktivitas daratan. Perairan Sedati memiliki potensi perubahan lingkungan akibat adanya buangan limbah dari industri, pertanian dan rumah tangga yang berasal dari aliran sungai. Tinggi rendahnya nilai indeks keanekaragaman spesies dapat disebabkan oleh beberapa hal, seperti jumlah spesies individu yang ditemukan, dominansi spesies tertentu, kualitas perairan dan  substrat dasar perairan.

Nilai indeks kemerataan (E) echinodermata menunjukkan perbedaan yang sangat signifikan. Nilai indeks kemerataan echinodermata menunjukkan bahwa kemerataan echinodermata di perairan Sedati sangat rendah atau atau 0 < E ≤ 0.5. Kemerataan yang rendah menunjukkan suatu komunitas yang tertekan atau tidak stabil. Hal tersebut dapat disebabkan karena jumlah individu echinodermata yang tersebar tidak sama sehingga ada kecenderungan spesies yang mendominasi seperti meledaknya spesies Archaster typicus. Ketidakmerataan spesies echinodermata disebabkan oleh penyebaran jumlah individu tiap spesies tidak menyebar secara merata.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai indeks keanekaragaman dan indeks kemerataan selalu lebih rendah dibanding dengan nilai indeks dominansi. Nilai indeks keanekaragaman berjalan lurus dengan nilai indeks kemerataan namun berbanding terbalik dengan nilai indeks dominansi. Rendahnya keanekaragaman disebabkan karena adanya penyebaran jumlah individu setiap spesies tidak sama serta adanya kecenderungan suatu spesies untuk mendominansi populasi tersebut. Indeks kemerataan pada zona tersebut juga tergolong rendah yaitu 0,274. Sedangkan indeks dominansi pada zona lamun tergolong tinggi yaitu 0,829. Tingginya indeks dominansi pada zona lamun karena ada salah satu spesies yang dominan. Kelimpahan suatu spesies dapat dipengaruhi oleh banyak faktor yang saling berkaitan, terutama oleh faktor kualitas lingkungan, baik fisik maupun kimia. Kualitas perairan sangat dipengaruhi oleh tingkat tekanan yang diterima oleh lingkungan tersebut.

Penulis: Yudi Cahyoko

Link jurnal:

https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1755-1315/718/1/012089

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp