Sempat Mengulang Mata Kuliah, Ini Perjuangan Yuda Hingga Torehkan Sederet Prestasi

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Yuda saat mengikuti seleksi Campus Ambassador PSDKU Unair Banyuwangi 2019. (Foto: Dok. Pribadi)

UNAIR NEWS– Kisah jatuh bangun yang mewarnai kehidupan dibangku kuliah adalah hal yang biasa dimiliki mahasiswa tak terkecuali Yuda. Memiliki latar belakang keilmuan yang berbeda dengan jurusanya, memaksa mahasiswa FKM 2017 PSDKU Unair Banyuwangi tersebut harus berusaha lebih giat dari yang lain.

Ketika dijumpai tim UNAIR NEWS Yuda mengungkapkan, karena ia berasal dari jurusan akuntansi, tak jarang ia dipandang sebelah mata semasa awal ia menjalani perkuliahan. Bahkan ia juga sempat harus mengulang sebuah mata kuliah lantaran nilainya yang kurang. Alih-alih pasrah dan menyalahkan keadaan, ia justru menjadikan hal tersebut sebagai motivasi untuk memperbaiki dan mengejar ketertinggalanya.

“Mau bagaimana lagi, jika ditanya berat ya pasti, tapi saya yakin semua hal bisa dipelajari, tak peduli sesulit dan seberat apapun,” ungkap mahasiswa dengan nama lengkap Ahmad Rido’I Yuda Prayogi tersebut.

Karena tekad dan usahanya, kerja kerasnya pun membuahkan hasil. Selama menjalani studi, ia berhasil menorehkan banyak prestasi dari kompetisi-kompetisi yang ia ikuti. Karena kemampuan dan pengalamanya tersebut ia sering diajak oleh dosen untuk membantu penelitian, menjadi tim editor jurnal hingga ia sampai mempublikasi jurnal internasional berindeks SCOPUS Q1.

“Itu merupakan capaian terbesar semasa saya menjadi mahasiswa, demi mempublikasi jurnal tersebut, saya harus mengorbankan waktu bermain dan waktu tidur saya untuk fokus kurang lebih selama 2 semester,” ungkapnya.

Meski ditengah kesibukanya mengejar prestasi dan menjadi seorang asisten dosen, ia juga tak melupakan tugasnya sebagai mahasiswa kepada masyarakat. Semasa kuliah ia aktif mengikuti kegiatan sosial seperti pengabdian masyarakat, penyuluhan hingga menjadi relawan bencana.

Dirinya juga aktif dalam Organisasi Mahasiswa Unair Banyuwangi. Semasa ia menjabat sebagai Kepala Departemen Sosial Masyarakat Keluarga Mahasiswa Unair Banyuwangi, Kementerian Desa, Pengembangan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi mengamanahi salah satu programnya yakni Desa Mitra untuk mengembangkan potensi yang dimiliki Desa Tamansari Kecamatan Licin, Banyuwangi.

“Hal tersebut tentunya sebuah hal yang membanggakan, selain itu juga bisa menjadi branding bagi PSDKU Unair Banyuwangi,” tuturnya.

Melalui perjuangan kerasnya semasa menjadi mahasiswa, Yuda yang akan diwisuda pada bulan September tersebut sudah tidak perlu lagi bingung akan kemana selepas lulus kuliah. Saat ini ia sudah diterima untuk bekerja di Wilmar Nabati Group, salah satu perusahaan multinasional yang bergerak disektor agribisnis bahkan sebelum ia lulus.

“Saya sangat bersyukur dan beruntung karena mampu mengalahkan ribuan pesaing saya ketika rekrutmen untuk job tesebut, itu tak lepas dari kerja keras, doa dan dukungan teman dan keluarga saya,” lanjutnya.

Pada akhir, ia berpesan kepada mahasiswa yang tengah berjuang saat ini untuk tidak mudah menyerah dan jangan terlalu memikirkan “nyinyiran” orang. Karena kembali lagi pada prinsip apa yang kita tuang itu yang akan kita tuai.

“Omongan orang boleh kita jadikan evaluasi, tapi jangan dengan itu justru menjadikan kamu terpuruk, karena hasil yang akan kalian peroleh ditentukan oleh sebaik apa usaha yang kalian lakukan, bukan omongan orang,” pungkasnya.

Penulis: Ivan Syahrial Abidin

Editor: Nuri Hermawan

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp