FK UNAIR Borong 3 Penghargaan dalam IMEDIST Malaysia

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto Nanda Yuli Rahmawati bersama dengan Prof. Budi Santoso, SpOG(K) dan tim.
Foto Nanda Yuli Rahmawati bersama dengan Prof. Budi Santoso, SpOG(K) dan tim.

UNAIR NEWS – Universitas Airlangga kembali menorehkan prestasi yang sangat membanggakan. Baru-baru ini prestasi tingkat internasional berhasil diraih oleh salah seorang mahasiswa S3 Ilmu Kedokteran, yakni Nanda Yuli Rahmawati. Tidak tanggung-tanggung, bersama dengan dekan Fakultas Kedokteran (FK), Prof. Budi Santoso, SpOG(K) dan tim, mereka memborong tiga penghargaan sekaligus dalam The International Joint Conference on Medical Engineering, Science, and Technology (iMEDiST). Adapun tiga kategori yang berhasil dimenangkan adalah Best Presenter on Medical Science Track, Best Paper on Medical Science Track, dan Best of The Best atau menjadi yang terbaik dari semua kategori perlombaan.

Mahasiswa yang kerap disapa Nanda itu mengaku tidak menyangka bisa menyabet banyak penghargaan dalam perlombaan yang diselenggarakan oleh Universitas Teknologi Malaysia. Terlebih, dirinya yang berlatar belakang profesi bukan sebagai dokter harus mempresentasikan topik tentang medical science. 

“Yang menarik dari perlombaan ini adalah saya mampu membuktikan ternyata bisa loh seorang yang bukan dokter tapi membahas materi tentang kedokteran asalkan kita mau berusaha. Selain itu, full paper yang kami kirimkan juga diterima tanpa revisi sama sekali dari reviewer,” ceritanya.

Dalam perlombaan yang berlangsung pada 29-30 Juni lalu, Nanda dan tim membahas tentang endometriosis. Endometriosis sendiri, yaitu penyakit ginekologi pada wanita yang bisa menyebabkan berkurangnya tingkat kesuburan. 

Hal itu dikarenakan endometriosis mengakibatkan terjadinya suatu perlekatan pada organ reproduksi dan menghasilkan cairan bersifat toksik yang mampu menggagalkan proses pembuahan dan kehamilan. Melalui riset tersebut, mahasiswa kelahiran Tuban itu berharap penelitiannya bisa terus berlanjut dan dapat dikembangkan sebagai alat diagnosis yang mampu mendeteksi tingkat keparahan endometriosis.

Foto sertifikat

Ditanya perihal hambatan saat persiapan lomba, mahasiswa yang berulang tahun setiap tanggal 6 Juli itu mengaku cukup kesulitan dalam membuat video presentasi. Pasalnya, ia harus melakukan re-take berulang kali untuk memastikan kualitas dari video itu layak untuk ditampilkan.

“Karena peserta dari konferensi ini berasal dari berbagai negara, jadi video presentasi kami juga harus baik agar hasilnya mampu membanggakan FK UNAIR,” ucapnya.

Terakhir, Nanda tidak lupa untuk memberikan pesan kepada mahasiswa UNAIR lainnya agar membuat deadline dalam mengejar mimpi. Menurutnya, kita perlu konsisten dan berpikir positif bahwa setiap mimpi pasti akan terwujud asalkan mau bekerja keras.

“Semoga kemenangan ini mampu menginspirasi dan memotivasi orang lain untuk terus berprestasi,” pungkasnya. (*)

Penulis: Nikmatus Sholikhah

Editor: Feri Fenoria 

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp