Jembatani Literasi Digital, Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin (FTMM) UNAIR dengan RTIK Tuban adakan Online Class

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi Oleh FTMM UNAIR

UNAIR NEWS – Maraknya isu kecanggihan teknologi pada era industri 4.0 mendorong masyarakat untuk beradaptasi. Tetapi pada kenyataannya banyak masyarakat tidak memiliki kesempatan untuk mendapat pengetahuan mengenai teknologi informasi (IT). Melalui beberapa program, UNAIR melalui program fakultas berupaya memberikan edukasi dalam mendukung SDGs Empat yaitu tersedianya pendidikan yang berkualitas kepada masyarakat di desa yang tertinggal.

Dalam menjembatani ketimpangan literasi digital, Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin (FTMM) Universitas Airlangga (UNAIR) bekerja sama dengan komunitas Relawan TIK (RTIK) mengadakan kelas online yang dilakukan dalam 4 pertemuan. Online Class tersebut dilakukan dalam bulan Juni dan Juli 2020. Pengadaan edukasi mengenai literasi digital ini bertujuan untuk memberikan edukasi terkait teknologi informasi (IT) ke masyarakat khususnya generasi muda di desa yang masih memiliki literasi teknologi yang rendah. 

Program Online Class dibagi menjadi 4 pertemuan dengan tema yang berbeda-beda dan durasi 2 jam. Pada pertemuan pertama, Yutika Amelia Efendi, S.Kom., M.Kom pada Kamis (4/06/20) membahas mengenai “Penerapan IoT sebagai Sistem Pelayanan Masyarakat”. Lalu, pada pertemuan kedua, materi mengenai “Peran Teknologi dalam Penanggulangan COVID-19” disampaikan oleh Amila Sofiah, S.T,M.T. (14/06/20).

Pertemuan ketiga mengulas mengenai “Teknologi Sains Data serta Potensi di Masa Depan”. Muhammad Noor Fakhruzzaman,S.Kom., MS selaku Dosen FTMM memaparkan bahwa secara literal, sains itu ilmu, data itu data. Jadi sains data adalah ilmu yang mempelajari tentang data.” Dalam pengimplementasian dari sains data, Ruzza memberikan contoh yang mudah dipahami, yaitu melalui fitur ‘rekomendasi’ di aplikasi Tokopedia. Ia mengulas bahwa, barang-barang rekomendasi di Tokopedia diambil berdasarkan data, yaitu barang-barang apa yang pernah kita cari atau sering beli. 

“Di masa depan, sains data berpotensi besar pada bidang-bidang kesehatan, komunikasi dan sosial, industri, serta finansial dan bisnis,” ungkapnya.

Sementara itu, Ratih Ardiati Ningrum S.Si., M.S., M.Stat memaparkan tentang “Persiapan Menuju Teknologi Sains Data yang Unggul 2030”. Ratih menyinggung tantangan yang dihadapi TIK itu sangat penting dikuasai, harus cerdas ber-TIK. 

“Ketika kita baru masuk ke industri 4.0, negara Jepang sudah bersiap-siap memasuki era society 5.0”. Maka, dalam mewujudkan teknologi sains data, diperlukannya persiapan; seperti kemampuan analisis, programming, problem solving, life-long learner, memiliki keingintahuan tinggi, dan memperbanyak pengalaman,” paparnya. . 

Dengan adanya kelas-kelas untuk masyarakat umum mengenai pentingnya pengetahuan, hal ini sejalan dengan target SDGs keempat yaitu memastikan semua mendapatkan kualitas pendidikan yang sama. Selain itu, ilmu yang didapat juga dapat meningkatkan kesempatan kerja masyarakat. 

Penulis : Nenie Tamarisca Petrisia

Editor: Khefti Al Mawalia 

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp