Peringati Hari Ibu, Yuk Lebih Kenali Kebutuhan Gizinya

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Lailatul Muniroh, SKM., M.Kes, Koordinator Program Studi S1 Gizi FKM UNAIR ketika ditemui UNAIR NEWS. (Foto : Galuh Mega Kurnia)

UNAIR NEWS – Memperingati hari ibu tidak harus dengan mengadakan pesta untuk ibu, mengajak ibu jalan-jalan, atau mengambil gambar bersama ibu dan mempostingnya di media sosial. Namun, juga bisa dengan mempelajari lebih dalam dan memperhatikan kebutuhan nutrisi yang diperlukan oleh ibu sebagai investasi kesehatannya di masa depan.

Lailatul Muniroh, SKM., M.Kes atau yang biasa disapa Lail, koordinator program studi S1 Gizi FKM UNAIR menjelaskan bahwa ibu dibagi menjadi tiga golongan. Yang pertama adalah golongan ibu hamil dan menyusui, ibu usia subur atau dewasa, dan ibu lanjut usia.

Ibu Hamil dan Menyusui

“Kebutuhan gizi ibu hamil tergantung pada trimester kehamilan,” ucap Lail. Pada trimester pertama, ibu hamil memiliki kecenderungan untuk mual dan muntah sehingga asupan makanan tidak bisa banyak. Kondisi tersebut dapat membuat ibu kekurangan nutrisi.

Karena ibu hamil tidak bisa makan dengan porsi yang besar, maka dapat dengan makan dalam jumlah sedikit namun sering. Selain itu, tidak cukup makanan saja, pada trimester ini yang lebih dibutuhkan adalah zat gizi mikro. Ibu juga perlu menghindari makanan pemicu muntah.

“Pada trimester pertama, zat gizi yang lebih dibutuhkan oleh ibu adalah asam folat dan biasanya dokter memberikan asam folat tersebut dalam bentuk suplemen,” jelas Lail.

Kemudian, pada trimester kedua, ibu sudah tidak memiliki kecenderungan untuk mual dan muntah sehingga dapat makan lebih banyak. Hal tersebut berbanding lurus dengan kebutuhan  gizi ibu yang juga menjadi lebih banyak khususnya untuk pertumuhan janin dan persiapan melahirkan.

“Untuk pembentukan janin, semua zat gizi penting. Tapi ada zat gizi yang lebih dipentingkan seperti zat besi, kalsium, protein, lemat, dan vitamin A,” jelas Lail.

Sementara pada trimester ketiga kebutuhan nutrisi ibu tidak jauh berbeda dengan trimester kedua. Hanya saja, porsinya sedikit lebih banyak.

Ibu hamil juga memerlukan makanan selingan mengingat kebutuhan nutrisi yang banyak. Dalam pemilihan makanan selingan, lebih baik ibu menghindari gorengan karena tinggi lemak namun nutrisi yang lain rendah. Bisa diganti dengan buah-buahan yang tinggi vitamin dan mineral. Atau makanan tinggi karbohidrat seperti biskuit mengingat saat hamil karbohidrat dibutuhkan lebih banyak.

Selain itu, terdapat beberapa food taboos atau pantangan yang dipercaya oleh masyarakat. Food taboos tersebut tidak semuanya benar dan tidak semuanya salah. Terdapat beberapa food taboos yang benar yaitu nanas.

“Nanas mengandung zat bromelain yang dapat mengakibatkan keguguran apabila dikonsumsi pada trimester awal,” tutur Lail.

Ibu Usia Subur atau Dewasa

Pada ibu usia dewasa, kebutuhan gizi dapat dilihat pada Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang diterbitkan oleh dinas kesehatan (dinkes) atau kementerian kesehatan (kemenkes). Dalam AKG tersebut dapat diketahui berapa kalori, protein, karbohidrat, atau zat gizi lainnya, yang diperlukan oleh ibu berdasarkan usia.

Selain itu, pada konsep gizi seimbang ibu perlu mengatur proporsi zat gizi yang dikonsumsi bukan jumlah makanannya. Cara mengatur porsi tersebut dapat dilihat pada ‘Piring Makanku’.

“Pada usia dewasa, penting bagi ibu untuk menjaga pola makan yang bagus. Sebab, penyakit degeneratif yang menyerang ibu ketika lanjut usia adalah akibat dari gaya hidup semasa muda,” terang Lail.

Ilustrasi Piring Makanku

Ibu Usia Lanjut

Pada usia lanjut, ibu akan mengalami penurunan metabolisme serta kondisi fisiologisnya. Ibu akan lebih rentan terhadap penyakit. Sehingga, perlu diet khusus berdasarkan dengan jenis penyakit yang diderita oleh ibu.

“Semisal ibu menderita diabetes mellitus atau DM. Pada Maka hal yang perlu diatur adalah jam, jenis serta jumlah (3J) dalam mengonsumsi makanan,” jelas Lail.

Meskipun pada lansia yang sehat dan tidak memiliki penyakit tertentu, kondisi fisiologis ibu akan tetap mengalami penurunan. Sebagai contoh dari sisi pencernaan. Ketika dewasa, 50% protein yang masuk dapat diserap oleh ibu hingga 30%. Namun ketika usia lanjut, bisa jadi ibu hanya bisa menyerap 10% protein yang masuk.

“Struktur gigi juga perlu diperhatikan. Ibu usia lanjut akan kesulitan untuk memakan makanan yang keras dan kasar. Maka tekstur makanan perlu untuk dilembutkan,” ucap Lail.

Meskipun pada ibu usia lanjut banyak zat gizi yang harus ditingkatkan. Namun ada juga zat gizi yang jumlahnya perlu untuk diturunkan seperti kalori.

Memperingati hari ibu ke-90, Lail berharap ibu di Indonesia tetap sehat sehingga dapat mengurus rumah tangga dengan baik. Ibu juga harus pandai dalam menyediakan makanan, dan memastikan makanan yang tersaji untuk keluarga adalah sehat.

“Untuk menjadi pintar, ibu harus melek informasi dan harus sehat agar dapat mengurus keluarga,” pungkas Lail.

Informasi terkait AKG dapat dilihat pada                                               : http://bit.ly/akgdepkes

Informasi terkait pedoman gizi seimbang dapat dilihat pada         : http://bit.ly/giziseimbangdepkes

Penulis : Galuh Mega Kurnia

Editor : Binti Q. Masruroh

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).