YouTuber sebagai Selebritas Mikro dan Idola Baru Diantara iGeneration

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Tribun Jatim

Fenomena tentang celebrification, yaitu bagaimana orang biasa memperkenalkan diri melalui konten-konten yang diproduksi di media sosial dan menjadikan mereka sebagai micro-celebrities telah banyak diteliti. Penelitian-penelitian yang selama ini telah dilakukan banyak berfokus pada bagaimana micro-celebrities muncul dan menjadi idola banyak orang, terutama warganet. Namun penelitian yang membahas bagaimana micro-celebrities menjadi idola bagi anak-anak belum banyak diteliti. 

Berbeda dengan kemunculan selebriti yang diproduksi oleh kekuatan media di television, film dan media cetak, yang lebih banyak dikagumi dari kecantikan, ketampanan, kekayaan dan gaya hidupnya, micro-celebrities dari kalangan Youtubers dikagumi karena konten-konten yang diproduksi. Selebrities dari kalangan artis maupun atlet yang popular, mereka mendapat perhatian publik yang berlebihan, biasanya karena keterlibatan mereka dalam hiburan atau olahraga yang  merepresentasikan dirinya secara atraktif seolah sebagai sosok ideal dalam semua platform media sosial, majalah, televisi dan lain-lain. Sedangkan micro-celebrities merupakan konsep yang menunjuk pada orang-orang yang bukan dari kalangan artis, aktor, penyanyi atau atlet yang mempresentasikan dirinya sendiri di media sosial untuk mendapatkan banyak followers dan penggemar.

Sebagai bagian dari iGeneration yang intens mengakses YouTube, ada perbedaan preferensi terhadap tokoh yang dikagumi antara anak satu dengan yang lainnya. Siapa sosok yang mereka jadikan idola tergantung pada selera dan hal-hal yang mereka bisa teladani serta kagumi dari tokoh yang mereka puja. Studi ini menemukan, anak-anak secara garis besar terbagi ke dalam dua kelompok penggemar yang memiliki idola yang berbeda. Pertama adalah anak-anak yang menjadi penggemar idola baru yang berasal dari kalangan Youtuber. Kedua adalah kelompok anak-anak yang merupakan penggemar idola dari tokoh imajinatif dalam novel. 

Di kalangan anak-anak tertentu, tokoh dalam novel memang memiliki tempat tersendiri. Studi ini menemukan ada dua anak yang mengaku mengidolakan tokoh Dilan dalam cerita sebuah novel remaja yang kemudian makin popular setelah diangkat ke layar lebar. Karena telah diadaptasi dalam film, tokoh Dilan menjadi sangat popular di Indonesia. Kata-kata yang diucapkan Dilan dalam film dijadikan rujukan banyak anak-anak, bahkan menjadi diksi politik yang dijadikan instumen berkampanye sejumlah kandidat yang bersaing dalam Pilkada maupun Pemilu. Dilan adalah sosok anak muda yang termasuk kategori bad boy, namun dicintai para gadis karena sikap cueknya, kepribadiannya yang humoris, keberaniannya berkelahi membela teman dan suka balapan. Dilan menjadi sosok yang diidolakan, sebab di balik berbagai kelakuannya yang cuek, dan suka berkelahi, ternyata Dilan adalah laki-laki setia, dan romantis serta ganteng. 

Beberapa informan yang suka membaca novel dan bacaan popular lainnya, mereka mengaku menjadi penggemar Dilan sebelum sosok ini diangkat ke layar lebar. Anak-anak yang termasuk anak yang sudah membaca berbagai novel, mereka mengaku menggemari sosok Dilan karena diceritakan sebagai anak muda yang memiliki karakter yang ambivalen: nakal tetapi setia, suka berkelahi tapi selalu membela temannya yang teraniaya, cuek tapi solider terhadap nasib temannya. Di kalangan anak-anak yang suka membaca novel, memang tokoh-tokoh imajinatif yang mereka baca di novel dan kemudian difilmkan, membuat mereka makin menggemarinya.

Pemujaan terhadap tokoh-tokoh imajinatif produk industri budaya popular seperti tokoh novel, film dan artis/aktor film sebagai pemeran tokoh-tokoh memang banyak terjadi. Industri budaya popular global melalui televisi, film, computer games serta novel memang telah memberikan alternatif karakter sebagai role model di kalangan anak-anak dan remaja. 

Ini berbeda dengan anak-anak yang mengidolakan Youtuber –bukan selebriti atau tokoh imajinatif dari sebuah novel. Sejumlah anak yang mengidolakan Youtuber menyatakan menjadikan Dilan sebagai idola itu dinilai ketinggalan jaman karena sekarang jamannya YouTube yang paling popular di kalangan anak-anak. Sebaliknya, anak-anak yang menyukai Dilan menganggap konten-konten YouTube selama ini cenderung alay (berlebihan) dan tidak bermutu. Perbedaan selera memang membuat idola yang digemari pun terbelah. Namun demikian, dalam dua-tiga tahun terakhir, studi ini menemukan dibandingkan kegemaran anak pada idola dari kalangan selebriti dan tokoh-tokoh imanijatif dari novel, sosok-sosok yang nyata, yakni para Youtubers seperti Atta Halilintar dan Ria Ricis dinilai kreatif dan menjadi idola baru yang terus naik daun.

Di kalangan anak-anak dewasa ini telah terjadi pergeseran tentang siapa sosok yang mereka jadikan idola, dan apa alasan anak-anak memilih tokoh idolanya. Beberapa anak-anak yang diteliti memang masih memilih idola dari apa yang mereka baca, yakni tokoh-tokoh imajinatif dari novel yang memiliki kepribadian yang menarik, yang kemudian sosok itu menjadi makin popular karena ceritanya diangkat ke layar lebar. Namun, anak-anak seperti ini tampaknya makin berkurang. Anak-anak iGeneration yang menjadi bagian dari generasi Z, tampaknya telah memilih idola baru, yakni para Youtubers (Atta Halilintar dan Ria Ricis) yang dinilai sebagai role model kreativitas dalam memproduksi konten-konten.

Idola di kalangan anak-anak dari kelompok iGeneration tampaknya bersumber dari media social, yakni dari apa yang mereka akses di media social, terutama pada  YouTuber yang dinilai kreatif dalam memproduksi konten-konten yang menarik. Berbeda dengan selebriti atau orang-orang tertentu yang melakukan merepresentasikan diri di social media dengan tujuan untuk memasarkan product-product yang berpengaruh pada perilaku konsumen dari kalangan orang dewasa– di kalangan anak-anak, Youtuber digemari karena ditempatkan sebagai role model kreativitas. Membaca sebagai aktivitas leisure yang menurun di kalangan iGeneration menyebabkan anak-anak lebih banyak menghabiskan waktu untuk mengakses Youtube, dan memilih idola baru dari kalangan Youtubers yang secara intens memproduksi konten-konten unik dan menarik.

Penulis: Rahma Sugihartati & Nadia Egalita

Artikel lengkap bisa diakses di: Rahma Sugihartati & Nadia Egalita, Youtubers As Micro-Celebrities And New Idols Among The iGeneration. Opcion 21 (2019): 2899-2921.

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).