BEM FIB UNAIR Ajak Maba Sederhanakan Pemahaman Budaya

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

UNAIR NEWS – Bersatu dalam Wahana Budaya (Bradanaya) menjadi nama kegiatan ospek Mahasiswa Baru (Maba) Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UNAIR. Kali pertama Kementerian Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM) BEM FIB merilis buku panduan Bradanaya 2021. Kegiatan berlangsung selama dua hari pada Sabtu-Minggu (4-5/9/2021) secara daring.

Acara mengusung tema besar ‘Abhinaya Ing Darpa’ yang bermakna Semangat dalam Kebanggaan. Hal itu bermula dari keresahan segenap panitia mengenai isu laten pudarnya identitas budaya.

“Mulai dari mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) yang sering terlihat mengkaji politik negeri, mahasiswa Fakultas Hukum (FH) yang mengedepankan undang-undang untuk mengkritisi pemerintah, selanjutnya mahasiswa psikologi yang kerap peka terhadap isu-isu mental health. Tetapi kami menilai redupnya isu budaya yang tersorot,” ucap Muhammad Rusydan Mirwan Hadid selaku Menteri PSDM.

Lebih lanjut, buku panduan yang disusun oleh Rusydan dan rekan-rekan bermaksud menyederhanakan disiplin ilmu yang ada di FIB. Tak luput, disusunnya buku tersebut juga bertujuan untuk mensinergikan pemikiran antar Himpunan Mahasiswa (Hima) FIB UNAIR terkait materi-materi yang ada di Bradanaya.

“Kita sedang dihadapkan pandemi, artinya pelan-pelan dihadapkan modernisasi. Hal ini menuntun kita menjadi manusia urban,” imbuhnya saat wawancara bersama UNAIR NEWS.

Rusydan juga menceritakan bahwa disusunnya buku itu selaras dengan kutipan dalam buku antropolog Koentjaraningrat seputar kebudayaan mentalitas dan spiritual. Bahwa budaya mencakup semua pola kehidupan, yang nantinya melebur ke aspek-aspek lainnya.

Maka dari itu panitia mengharapkan melalui Bradanaya mampu menghidupi nilai-nilai budaya dan bisa menjadi representasi dari FIB. Panitia Bradanaya juga mengajak maba bertukar produk budaya dari daerah masing-masing.

Menteri PSDM itu juga membeberkan bahwa tidak banyak yang berbeda dari ospek tahun sebelumnya selain rilis buku. Namun, dalam kesempatan ini panitia menekankan Focus Group Discussion (FGD) dengan spotlight materi peran penting budaya menghadapi krisis kemanusiaan di era digital, pemahaman hakikat dan konsep dasar dari seorang pemimpin, perwujudan dan implementasi rasa bangga terhadap almamater dan bangsa.

Dekan FIB Prof. Dr. Purnawan Basundoro, S.S, M.Hum turut memberikan pesan dalam buku tersebut. “Jadilah insan cendekia Fakultas Ilmu Budaya yang senantiasa turut membangun negeri tanpa meninggalkan tradisi,” tulisnya dalam buku panduan. (*)

Penulis : Viradyah Lulut Santosa

Editor : Binti Q. Masruroh

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp