BEM UNAIR Bahas Literasi Anak dalam Forum Diskusi

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
AKTIVIS literasi anak Nandia Nurmayasari memberikan materi dalam diskusi di Ruang Siti Parwati FIB. (Foto: Aditya)

UNAIR NEWS – Kementerian Keilmuan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Airlangga (UNAIR) menggelar diskusi peduli literasi anak pada Senin (21/5/2019). Acara itu diselenggarakan dengan tema “Krisis Buku Anak Indonesia dan Wacana Reproduksinya”. Diskusi juga bekerja sama dengan BEM Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UNAIR dan Klub Seri Buku.

Diskusi yang bertempat di Ruang Siti Parwati FIB diisi oleh alumnus Psikologi UNAIR dan aktivis literasi anak, Nindia Nurmayasari, S. Psi. Nindia pada kesempatan itu memberikan materi dinamika literasi untuk anak pada masa kini.

Literasi untuk anak pada tahun 2012 hingga 2013 mengalami kenaikan dalam angka penjualan. Sayangnya kenaikan angka penjualan ini tidak menjamin buku anak menjadi buku terlaris.

“Minat literasi pada anak mengalami peningkatan karena inovasi penulis dan infografis yang disugihkan menarik dibaca,” ujar Nindia, sapaan karibnya.

Anak-anak akan minat terhadap sebuah buku jika memang tepat dalam konteks usia. Psikologi setiap anak yang berbeda juga menjadi faktor penentu minat baca untuk anak. Selain itu, ada hal yang paling penting dalam sebuah buku adalah makna tersirat bagi anak.

“Dalam sebuah buku anak harus ada 3M, yaitu menarik secara fisik, menghibur, dan mengedukasi,” ungkapnya.

Kesuksesan sebuah budaya literasi pada anak juga tidak terlepas dari peran masyarakat. Pihak penerbit, distributor, toko buku, dan pembeli diharapkan mampu meningkatkan literasi anak sejak dini. Selain itu, harga buku yang sesuai dengan keadaan masyarakat adalah hal terpenting untuk memudahkan gerak literasi.

Kondisi literasi anak di Indonesia pada masa kini sedikit tergerus dengan adanya teknologi. Pemakaian gawai yang belum pada saatnya membuat minat baca buku pada anak mulai tergerus. Peran orang tua yang seharusnya mengedukasi sedikit memanjakan anak kepada gawai dari pada buku.

Teknologi memang tidak dapat dipungkiri mengubah sistem tatanan masyarakat. Jika kedepannya buku anak menjadi sebuah buku elektronik akan menjadi sebuah kemajuan. Kemudahan mengakses serta mengurangi penggunaan bahan kertas.

Nindia juga mengajak kepada para mahasiswa untuk menjadi agen perubahan literasi pada anak. Terutama, anak-anak di luar Jawa yang masih minim dengan pemahaman literasi. (*)

Penulis: Aditya Novrian

Editor: Binti Q. Masruroh

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).