Kenali Macam Diabetes dan Gejalanya

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

UNAIR NEWS – Airlangga Medical Scientific Week (AMSW) Universitas Airlangga (UNAIR) kembali mengadakan webinar dengan tema “Handle Diabetes Properly, Improve Life Quality,” pada Minggu (24/20/2021). Webinar AMSW 2021 kali ini menghadirkan dua narasumber yaitu dr. Soebagijo Adi Aoelistijo, Dp. Pd, K-EMD, Finasim, FACP, dan dr. Jeffri Aloys Gunawan, Sp.PD, C.Ht.

Sebelumnya dr.Soebagijo menjelaskan macam-macam klasifikasi diabetes. Di masyarakat dikenal secara umum diabetes terbagi menjadi dua yaitu diabetes tipe basah dan diabetes tipe kering. Namun menurut penjelasan dr. Soebagijo, diabetes diklasifikasikan menjadi empat tipe. Pertama, diabetes melitus (DM) tipe 1 yang timbul usia pada usia muda. Kedua, DM tipe 2 terjadi pada usia lebih dari 40 tahun. Ketiga, DM gestasional yang hanya terjadi pada saat hamil. Dan keempat, DM tipe lain yang bisa terjadi karena genetik atau karena obat.

“Dalam terminologi, diabetes tipe basah dan tipe kering itu tidak ada. Hanya masyarakat yang menggambarkan untuk memudahkan. Sebenarnya ada empat macam atau empat tipe dari diabetes yaitu diabetes melitus tipe 1, diabetes melitus tipe 2, diabetes melitus gestasional, dan diabetes tipe lain,” jelasnya.

Selanjutnya dr. Jeff menjelaskan gejala kaki diabetes yang bisa saja dialami oleh penderita DM. Kaki diabetes merupakan komplikasi dari DM yang disebabkan adanya perlukaan karena gangguan saraf dan gangguan pembulu darah. Sedangkan lebih lanjut gejala kaki diabetes dapat dilihat dan dirasakan secara langsung oleh penderitanya.

“Gejala kaki diabetes sangat sering dialami oleh pasien diabetes, biasanya ada kemerahan pada kaki, kemudian kakinya menghangat atau bengkak dan ada pecah-pecah pada kaki atau keluar cairan. Dan juga gatal pada kulit kaki, kering dan seringkali bulu kakinya tidak ada atau rontok. Kemudian nyeri, kaku, rasa tidak nyaman, luka, kapalan, atau perubahan bentuk dari kaki,” jelasnya.

Pada akhir dr. Jeff menyampaikan pencegahan yang dapat dilakukan pada penderita kaki diabetes. Pertama, pemeriksaan kaki dengan risiko tinggi. Kedua, identifikasi faktor-faktor risiko. Ketiga, edukasi pada pasien, keluarga pasien, dan petugas kesehatan. Keempat, penggunaan alas kaki khusus. Dan kelima, mengatasi kelainan sebelum timbul ulkus.

“Pasien diabetes harus periksa sendiri kaki, harus secara rutin apalagi yang risiko tinggi. Selanjutnya identifikasi faktor-faktor risiko yang lain. selanjutnya yang ketiga edukasi pada pasien, keluraga, dan petugas kesehatan agar memberikan pelayanan terbaik. Selanjutnya penggunaan alas kaki khusus, dan pastinya atasi kelainan sebelu timbul lukus,” tutupnya. (*)

Penulis: Wiji Astutik

Editor: Binti Q. Masruroh

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp