Cost of Illness pada Diabetes Mellitus di Indonesia

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto oleh Stanford Medicine

Diabetes Melitus (DM) merupakan kelompok gangguan metabolisme sebagai akibat ketidakmampuan terhadap sekresi insulin, sensitivitas insulin, atau keduanya. Diabetes Melitus dapat berdampak pada komplikasi mikrovaskuler, makrovaskular, dan neuropatik kronis. Diabetes merupakan penyakit global yang menjadi masalah tidak terkecuali bagi negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. Data terbaru memperkirakan bahwa di tahun 2019 terdapat 463 juta orang dengan diabetes. Jumlah penderita diabetes ini akan meningkat menjadi 578 juta orang pada tahun 2030 dan setidaknya 700 juta orang hidup dengan diabetes pada tahun 2045. Data ini menunjukkan bahwa ada kebutuhan mendesak untuk menerapkan strategi demi mengatasi diabetes dan mencegah kematian pada 4 juta jiwa setiap tahun.

Prevalensi Diabetes Melitus di Indonesia berdasarkan diagnosis dokter menyebutkan bahwa diabetes lebih banyak diderita perempuan dengan tingkat penderita terbanyak berdomisili di perkotaan (1.9%) pada kelompok usia 30-75 tahun dengan resiko tinggi. Pada tahun 2017 IDF memperkirakan biaya tahunan yang dikeluarkan untuk perawatan diabetes adalah US $ 850 miliar. Hal ini menunjukkan bahwa efek dari diabetes mempengaruhi kondisi sosial-ekonomi masyarakat dan mengancam produktivitas serta ekonomi nasional, terutama di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.

Studi Cost of Illness dan dampak ekonomi yang disebabkan oleh Diabetes Melitus sudah banyak dilakukan diberbagai negara, dan beberapa systematic review juga telah banyak dilakukan. Hasil review sebelumya menyebutkan bahwa Diabetes Melitus menempatkan beban keuangan yang signifikan tidak hanya pada sistem perawatan kesehatan, tetapi juga pada individu dan masyarakat secara keseluruhan. Beberapa hasil review menemukan bahwa rawat inap secara signifikan mempengaruhi biaya langsung.Evaluasi cost of illness yang dilakukan memungkinkan pembuat kebijakan serta masyarakat umum memahami besarnya beban keuangan, serta membuat keputusan terkait program pengendalian Diabetes melitus untuk meningkatkan kesehatan Pasien Diabetes di masa depan.

Diabetes Mellitus memerlukan pengobatan seumur hidup, sehingga diperlukan biaya yang tidak sedikit untuk mengatasi kondisi tersebut. Penelitian menunjukkan bahwa faktor penting sebagai penentu dari biaya langsung adalah penggunaan obat antidiabetes dan komplikasi yang diderita. Rata-rata biaya untuk obat-obatan diabetes mellitus berupa terapi antidiabetes oral dan insulin sebesar 47,3% dari total biaya rawat jalan penderita diabetes mellitus tipe 2 dalam setahun. Angka ini jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan data pada penelitian American Diabetes Association tahun 2012 yang hanya sebesar 25,8% dari total biaya rawat.

Dampak ekonomi jelas terlihat akibat kondisi Diabetes yang tidak terkontrol dan timbulnya berbagai komplikasi. Dampak ekonomi pada Diabetes Melitus juga terjadi pada biaya transportasi, biaya hilangnya produktivitas dan biaya pendamping (biaya makan, biaya transportasi). Semakin lama durasi pasien dirawat dan juga semakin jauh tempat tinggal pasien, maka biayanya semakin tinggi ketika dianalisis berdasarkan human capital.

Menurut Federasi Diabetes Internasional (IDF), sekitar 45,8% pasien DM tidak terdiagnosis. Estimasi biaya perawatan kesehatan idealnya perlu memperhitungkan pasien Diabetes melitus yang tidak terdiagnosis. Hal ini berdasarkan fakta bahwa individu dengan diabetes pada saat didiagnosis sudah memiliki komplikasi. Sehingga apabila kelompok ini tidak ikut serta dalam perhitungan biaya maka perkiraan total biaya yang dihasilkan dapat lebih rendah dibandingkan dengan beban ekonomi aktual dari Diabetes Melitus. 

Penggunaan perspektif rumah sakit oleh sebagian besar studi di Indonesia sudah dapat memberikan informasi yang lengkap dan dapat menjawab tujuan studi tertentu namun penggunaan perspektif yang sempit memberikan batasan apabila ingin memahami beban ekonomi suatu penyakit dikarenakan terdapat komponen-komponen yang tidak dapat di hitung seperti biaya non medis langsung dan biaya tidak langsung. Hal ini menyebabkan akan ada biaya terkait Diabetes Melitus yang terlewatkan oleh sebagian besar studi ini. Pebedaan kelompok populasi yang ditinjau oleh studi di Indonesia dapat mempengaruhi perkiraan biaya seperti, Diabetes Melitus dengan komplikasi cenderung menghasilkan biaya lebih mahal daripada Diabetes Melitus non komplikasi sehingga hal ini juga dapat menjadi salah satu penyebab perbedaan biaya antar studi.

Diabetes Melitus menimbulkan beban keuangan yang signifikan pada sistem perawatan kesehatan serta pada individu dan masyarakat secara keseluruhan. Studi Cost of Illness sangat perlu dilakukan dalam skala besar khususnya dalam tingkat nasional dengan menggunakan metodologi yang tepat sehingga analisis ekonomi biaya yang dipengaruhi oleh Diabetes Mellitus yang dihasilkan lebih spesifik. Bukti studi akan sangat membantu bagi pembuat kebijakan kesehatan untuk mengembangkan program peningkatan kesehatan dengan menetapkan prioritas perawatan kesehatan dan mengalokasikan sumber daya yang tepat untuk perawatan Diabetes Melitus.

Penulis: Dr. Yunita Nita, SSi, MPharm, Apt

Link Artikel Jurnal: https://www.degruyter.com/document/doi/10.1515/jbcpp-2020-0502/html

Judul Publikasi: Cost of illness of diabetes mellitus in Indonesia: A systematic review

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp