Di seluruh dunia, fistula vesiko vagina mendapat stigma di banyak negara populasi membuat insiden dan prevalensi yang sebenarnya sulit untuk diartikulasikan. Fistula vesiko vagina adalah kasus yang jarang terjadi di negara maju tetapi fistula vesiko vagina adalah salah satu morbiditas jangka panjang karena perawatan kesehatan maternal yang buruk. Fistula vesiko vagina tetap menjadi masalah tidak hanya untuk petugas medis yang memberikan perawatan tetapi juga terkait cacat fisik, ketegangan sosial, emosional dan psikologis yang melekat dan stres pada pasien.
Fistula urogenital adalah kondisi yang cukup umum dalam perkembangan negara terutama karena sistem pengiriman dan Teknik pembedahan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan kasus ini sebagai lubang abnormal yang menghubungkan vagina dan kandung kemih dan/atau rektum yang dapat menyebabkan kebocoran terus menerus urin atau feses pasien. Ada beberapa klasifikasi fistula, tetapi kejadian yang paling sering fistula adalah vesikovaginal, rektovaginal dan uterovaginal. Saat ini, prevalensi fistula genitourinari hampir 100.000 kasus. Sementara itu, WHO menunjukkan bahwa ada 0,13 juta kasus baru setiap tahun. Paling sering terjadi di India, meskipun detailnya tidak diketahui.
Persalinan yang lama dan macet adalah penyebab utama fistula vesiko vagina. Namun, ini adalah kejadian langka di negara maju, sebagian besar karena ketersediaan pelayanan kesehatan ibu tingkat lanjut. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat ini termasuk usia ibu muda (ketidakmatangan fisik tubuh ibu menyebabkan disproporsi sefalopelvik), kurangnya fasilitas dan keterampilan kesehatan modern dan praktik tradisional tertentu. Kondisi fistula vesiko vagina tetap ada dengan konsekuensi fisik dan sosial yang menghancurkan untuk pasien, terlepas dari etiopatologi.
Manajemen yang sukses menimbulkan tantangan yang signifikan. Cepat dan diagnosis yang akurat sangat penting. Perbaikan tepat waktu oleh ahli bedah fistula berpengalaman, mengikuti prinsip-prinsip dasar: operasi hati-hati, akan meningkatkan hasil sehingga mencegah kasus fistula vesiko vagina. Diagnosis mudah tetapi rumit dalam keputusan pengobatan. Pembedahan adalah salah satu solusi dalam kasus fistula vesiko vagina. Dalam manajemen kasus pasca operasi, penyembuhan luka normal adalah proses fase yang dinamis dan kompleks. Kegagalan pada fase ini dapat menyebabkan luka menjadi kronis dan memiliki jaringan parut yang tidak normal. Luka kronis mempengaruhi kualitas hidup pasien, karena memerlukan perawatan berulang dan menimbulkan biaya medis yang besar.
Beban global dari cedera terkait penyakit merupakan masalah kesehatan masyarakat yang berdampak signifikan pada kualitas hidup. Saat ini perawatan seringkali mahal, memakan waktu dan terbatas dalam kemanjurannya pada luka kronis. Tantangan dari mengatasi hambatan saat ini terkait dengan perawatan luka membutuhkan teknik manajemen yang inovatif. Pengobatan regeneratif adalah bidang penelitian baru yang berfokus pada perbaikan, penggantian atau regenerasi sel, jaringan atau organ untuk memulihkan kerusakan fungsi. Pengobatan regeneratif memiliki potensi untuk mendukung desain terapi bertarget spesifik pada penyembuhan luka. Pendekatan yang dipersonalisasi ini pada akhirnya dapat mengurangi beban penyakit yang berhubungan dengan penyembuhan luka. Lebih banyak bukti diperlukan dalam bentuk penelitian manusia dan uji klinis untuk menilai kemanjuran dan keamanan jangka panjang pengobatan baru ini.
Penulis: Dr. Eighty Mardiyan Kurniawati, dr., Sp.OG(K)
Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:
http://jddtonline.info/index.php/jddt/article/view/4901
Kurniawati EM, Rahmawati NA, The Role of Regenerative Medicine in Wound Healing in Cases of Vesicovaginal Fistulae, Journal of Drug Delivery and Therapeutics. 2021; 11(4-S):5-8 DOI: http://dx.doi.org/10.22270/jddt.v11i4-S.4901
