Mahasiswa Ajak Warga Membuat Micin Alami Ikan Lemuru

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Mahasiswa Ajak Warga Membuat Micin Alami Ikan Lemuru
SUASANA penyuluhan PKM-PM pembuatan penyedap rasa alami oleh masyarakat Trajeng. (Foto: Tim pengmas)

UNAIR NEWSMahasiswa Ajak Warga Membuat Micin Alami Ikan Lemuru. Mayoritas masyarakat pesisir Kelurahan Trajeng masih mengonsumsi makanan dengan penyedap rasa sintetis atau micin. Peduli akan kesehatan masyarakat Trajeng, lima mahasiswa Universitas Airlangga yang tergabung dalam tim Program Kreatifitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat (PKM-PM) Universitas Airlangga membuat penyedap rasa alami berbahan ikan lemuru dan rumput laut.

Kelima mahasiswa melakukan sosialisasi dan pengenalan kepada masyarakat pesisir. Pengenalan itu bertajuk “Penyuluhan Penyedap Rasa Anti-Micin Dari Ikan Balo dan Rumput Laut kepada Masyarakat Trajeng, Kecamatan Panggung Rejo, Kota Pasuruan” selama dua hari pada Kamis dan Jumat (26-27/8/2021).

Ketua Tim PKM-PM Lailatus Sa’diya menyatakan pembuatan penyedap rasa alami itu mampu mengurangi risiko penyakit dan gangguan kesehatan. Selain itu, inovasi tersebut bisa memanfaatkan ikan balo alias ikan lemuru agar bernilai ekonomi. Berdasar studi awal, masyarakat Trajeng masih menggunakan micin. Mereka juga mengerti efek keseringan mengonsumsi makanan dengan micin seperti asma, sakit kepala, obesitas, hipertensi, kerusakan sel, kerusakan ginjal, dan depresi.

Mengawali pengmas itu, tim melakukan survei lokasi, berdiskusi dengan mitra tentang permasalahan dan mencari solusi mengatasi rasa candu micin. Pada pertemuan kedua, tim mengenalkan program itu kepada ibu-ibu PKK. Selanjutnya pertemuan ketiga tim melaksanakan kegiatan penyuluhan secara luring dengan protokol kesehatan.

“Masyarakat menunjukkan keinginan kuat untuk beralih penyedap rasa sintetik ke alami,” ujar Ella.

FOTO bersama tim dengan warga. (Foto: tim PKM)

Kelurahan Trajeng berdekatan dengan pesisir dan pelabuhan. Mayoritas masyarakat berprofesi sebagai nelayan dengan berbagai macam ikan hasil tangkapan. Salah satunya adalah Ikan lemuru (Sardinella lemuru) atau ikan Balo.

“Dalam satu tahun, jumlah dan proporsi perikanan tangkap di laut dapat mencapai 1.785,6 ton didominasi ikan Lemuru sebanyak 76,7 ton, dan tangkapan ikan laut lainnya,” papar Ella ketika dihubungi tim UNAIR NEWS pada Kamis (1/9/2021)

Potensi Ikan Lemuru

Melihat potensi banyaknya hasil ikan lemuru itu, tim mengusulkan untuk memanfaatkannya untuk dikombinasikan dengan rumput laut Sargassum sp. sebagai bahan pembuatan penyedap rasa alami. Ikan lemuru mengandung asam glutamat. Yang mana penyedap rasa sebanyak 1,268 persen, protein, lemak, kalsium, dan zat besi membutuhkan asam glutamat. 

Sargassum mengandung asam glutamat yang lebih tinggi dari ikan lemuru, yakni 22-24 persen sehingga dapat memunculkan rasa sedap dan gurih (umami) pada pengganti micin yang akan dibuat. 

“Serta memiliki kandungan protein sebesar 13-17 persen, dan antioksidan 5-15 persen,” tambahnya

Wahyu Isroni, S.Pi., MP selaku dosen mendampingi tim yang terdiri atas empat anggota. Mereka adalah Isnaini Dwi Yuliani Akuakultur 2020, Siti Aisyah Cahya Panglipuringtyas Akuakultur 2018, Tika Patmawati Akuakultur 2020, dan Rio Marcelino Akuakultur 2020.

Tim berharap penyuluhan tersebut dapat meningkatkan perekonomian masyarakat Trajeng, kreativitas dan produktivitas ibu-ibu PKK Trajeng serta dapat menambah pengetahuan ibu-ibu PKK terkait MSG atau vetsin. Jargon “Kembali Sehat dengan Yang Alami”. (*)

Penulis: Dimar Herfano

Editor: Feri Fenoria

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp