Rumus Manajemen Keuangan Ala Alumnus UNAIR Guna Putus Siklus Sandwich Generation

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh: midliferoadtrip.tv

UNAIR NEWS Sandwich Generation merupakan sebuah fenomena dimana generasi yang sudah memiliki keluarga baru masih harus menafkahi keluarga lamanya (orang tua dan saudara) ataupun sebaliknya. Jika hal tersebut ditunjang dengan perekonomian keluarga yang rendah, tentu ini akan menjadi sebuah permasalahan. 

Manajemen serta perencanaan keuangan yang baik sejak usia produktif adalah salah satu solusi untuk mengatasinya. Dalam Webinar Financial Plannner yang diadakan oleh Kelompok 38 KKN UNAIR ke-64 Selasa (10/08), menghadirkan Fida Syarifa Syifa Kepala Subbagian Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK Regional IV JATIM sebagai narasumber. Dirinya menjabarkan rumus 10,20,30,40 dalam perencanaan keuangan. 

10 % Dana Sosial

Sebagai makhluk sosial, tentunya penting bagi seseorang untuk menjalin hubungan dengan orang lain. Sisihkan 10% dari pendapatan bulanan untuk bersosialisasi dan menambah relasi karena itu juga penting untuk menunjang masa depan.

“Relasi juga sebuah investasi yang berharga, dengan kita memiliki banyak relasi dapat mempermudah urusan kita jika suatu ketika kita membutuhkan,” ujar Alumnus Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UNAIR.

20 % Investasi dan Asuransi

Ini adalah yang menjadi kunci dalam memotong siklus generasi sandwich. Dengan menyisihkan 20% dari uang pendapatan untuk investasi seseorang bisa melindungi nilai uangnya dari adanya inflasi. Selain itu, sambungnya, dengan berinvestasi bahkan kita bisa menggandakan uang yang diinvestasikan dengan.

“Dengan catatan, instrumen investasi yang kita pilih bagus dan memenuhi kriteria 2 L (logis dan legal),” tuturnya.

Ia melanjutkan, disamping investasi, asuransi juga perlu untuk berjaga-jaga terhadap hal yang tidak diinginkan seperti kecelakaan, kebakaran dan musibah lain. Hal tersebut juga untuk melindungi aset yang dimiliki. 

Meski terlihat mudah, 20% ini sangat sulit untuk dilaksanakan oleh kebanyakan orang karena berbagai alasan. Poin utamanya adalah keseriusan dan konsistensi untuk menyisihkan uang demi menunjang masa depan.

“Ingat! menyisihkan, bukan menyisakan,” tegasnya.

30% Hutang Produktif

Gunakan Kredit dari bank untuk pemenuhan kebutuhan primier seperti cicilan rumah dan kendaraan bermotor ataupun kegiatan produktif membangun bisnis. “Asalkan pembayaran bulananya tidak melebihi 30% dari pendapatan kita,” sambungnya.

40% Kebutuhan Bulanan.

Kebutuhan bulanan pastinya harus mendapatkan porsi paling besar. Meskipun begitu, ia mengajak supaya menghindari perilaku hidup yang boros ketika di usia produktif. Ia menuturkan, seseorang harus pintar memilah yang mana kebutuhan dan mana keinginan semata.

“Hindari konsep You Only Live Once (YOLO), mungkin itu akan membuat anda bahagia di usia muda namun menyusahkanmu ketika sudah beranjak tua dan tidak produktif lagi,” tuturnya.

Mengakhiri pemaparanya, ia berharap dengan semakin mudahnya akses terhadap instrumen investasi  saat ini, masyarakat khususnya generasi millennial bisa mulai untuk berinvestasi di negeri sendiri. Dari segi harga untuk pembelian saham saat ini juga jauh lebih terjangkau daripada dahulu yang 1 lot mencapai 500 lembar.

“Jangan kalah sama bule, masa investor di Indonesia dikuasai asing, sementara kita yang diberikan kemudahan akses tidak mau berinvestasi yang dapat mendorong perekonomian negara kita,” pungkasnya.

Penulis: Ivan Syahrial Abidin

Editor: Nuri Hermawan

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp