Pelatihan Deteksi Dini dan Penatalaksanaan Gangguan Pendengaran

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto oleh abdi.co.id

Telinga adalah salah satu organ penting pada manusia. Kesehatan telinga perlu dijaga agar pendengaran tetap prima sehingga dapat digunakan sebagai indera pendengaran dan sarana untuk berkomunikasi dan bersosialisasi. Gangguan pendengaran dapat mengganggu komunikasi yang berdampak pada lingkungan sosial, sekolah dan pekerjaan. Sehingga diperlukan ketrampilan tenaga kesehatan dalam upaya deteksi dan penatalaksanaan dini gangguan pendengaran yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup penderita.

Puskesmas Kalibaru kulon berada di Kecamatan Kalibaru Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur. Jumlah penduduk sejumlah 63.381 jiwa, laki laki sejumlah 31.530 jiwa dan perempuan sejumlah 32.451. Komposisi penduduk usia 0 – 5 tahun sejumlah 6.362 jiwa dengan angka kelahiran bayi pada tahun 2019 sebesar 854 jiwa. Anak usia sekolah dan remaja berusia 7 – 18 tahun sejumlah 14.207 jiwa, penduduk berusia produktif usia 18 – 59 tahun sejumlah 37.310 jiwa, penduduk lansia berusia di atas 65 tahun sejumlah 5.959 jiwa.

Berdasarkan data di atas dalam aspek program kesehatan indera pendengaran didapatkan beberapa faktor risiko yang dapat diprediksikan, berdasarkan usia yaitu bayi baru lahir pada tahun 2019 didapatkan sejumlah 854 jiwa.

Insiden gangguan pendengaran yang disampaikan adalah sesuai dengan literatur yang sudah disepakati oleh para ahli. Insiden ketulian kongenital secara pustaka sebesar 0,1% artinya ada sekitar 1 bayi yang kemungkinan memiliki gangguan pendengaran kongenital.

Usia anak usia sekolah dan remaja berusia 7 – 18 tahun sejumlah 14.207 jiwa. Potensi gangguan pendengaran pada anak usia ini cukup besar akan tetapi tidak terdeteksi secara dini. Gangguan pendengaran yang sering terjadi adalah impacted cerumen dengan insiden sebesar 27,41%.

Penggunaan Head set pada proses pembelajaran pada anak usia sekolah di era Pandemi COVID 19 dapat menyebabkan gangguan pendengaran karena paparan bising karena pemakaian ear phone atau head set disebut sebagai Noice Induce Hearing Loss (NIHL). Insiden kasus NIHL sebesar 31,55% dari populasi yang dapat terjadi pada usia remaja yaitu 14 – 18 tahun.

Gangguan pendengaran pada usia lanjut yaitu presbikusis dengan insiden sebesar 2,6% dari populasi sehingga diperkirakan 5.959 jiwa lansia di Kalibaru terdapat 154 yang mengalami gangguan pendengaran karena faktor usia.

Resiko gangguan pendengaran di atas harus dapat dideteksi secara dini untuk penanganan yang sesuai. Sehingga dibutuhkan kemampuan tenaga kesehatan dalam melakukan upaya deteksi dini dan penanganan gangguan pendengaran.

Kegiatan pengabdian masyarakat berupa edukasi deteksi dini dan penatalaksanaan gangguan pendengaran bertujuan meningkatkan kualitas kinerja tenaga medis dalam aspek pengetahuan dan ketrampilan deteksi dini serta penatalaksanaan dini gangguan pendengaran untuk membantu mewujudkan program pemerintah khususnya di area kerja puskesmas Kalibaru Kulon kabupaten Banyuwangi; melakukan sosialisasi dan menerapkan konsep pendengaran kepada tenaga medis yaitu dokter, bidan dan perawat di Indonesia melalui seminar dalam jaringan; meningkatkan peran serta  generasi muda yaitu karang taruna dalam pendampingan keluarga dan lingkungan masyarakat dalam meningkatkan derajat kesehatan pendengaran di lingkungannya; menjaga kesehatan telinga dan pendengaran masyarakat Indonesia.

Kegiatan pelatihan deteksi dini gangguan pendengaran dilaksanakan pada 3 Oktober 2020. Diikuti oleh 31 orang peserta pelatihan yaitu dokter, bidan dan perawat di lingkungan area kerja Puskemas Kalibaru Kulon Banyuwangi Jawa Timur. Materi pelatihan deteksi dini gangguan pendengaran meliputi  ketrampilan anamnesis, ketrampilan pemeriksaan fisik, ketrampilan membersihkan telinga, ketrampilan pemeriksaan tes bisik, ketrampilan pemeriksaan garpu tala dan pengenalan pemeriksaan penunjang gangguan pendengaran meliputi antara lain pemeriksaan audiometri, pengenalan pemeriksaan Oto Acoustic Emmision. Kegiatan dilaksanakan dengan metode kuliah umum, praktek ketrampilan deteksi dini dan diskusi tanya jawab. Manfaat yang diharapkan dengan pelatihan ini peserta mempunyai pengetahuan dan ketrampilan untuk melakukan deteksi dini gangguan pendengaran di berbagai usia dengan berbagai teknik dan modalitas pemeriksaan.Sebelum melakukan kegiatan pelatihan dilakukan pre test untuk menilai pengetahuan tenaga medis dan akhir kegiatan dilakukan post test.

Juga diadakan kegiatan penyuluhan kesehatan pendengaran kepada anggota Karang Taruna Satya Kencana desa Kalibaru Kulon kecamatan Kalibaru kabupaten Banyuwangi Jawa Timur. Tim pengabdian masyarakat sengaja menjadikan kaum muda menjadikan sasaran peserta kegiatan, karena usia muda adalah usia strategis. Pengetahuan yang didapatkan dari kegiatan pengabdian masyarakat akan bisa dilaksanakan dalam kehidupan sehari hari  dan dapat disampaikan kembali kepada semua kalangan baik usia yang lebih muda maupun usia yang lebih tua. Usia muda adalah agen perubahan di masyarakat yang apabila digerakan dengan dasar landasan pengetahuan  yang baik maka akan memberikan perubahan di masyarakat.

Penulis : Puguh Setyo Nugroho, Nyilo Purnami, Rosa Falerina, Rizka Fathoni Perdana, Alfian Nurfaizi

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada :

https://e-journal.unair.ac.id/jlm/article/view/27398

doi: 10.20473/jlm.v5i1.2021.95-102

Jurnal Layanan Masyarakat (Journal of Public Service), vol 5 no 1 Tahun 2021, halaman 95-102 ISSN 2580-8680, e-ISSN 2722-239X

Meningkatkan Kemampuan Deteksi Dini Dan Penatalaksanaan Gangguan Pendengaran Di Kalibaru Kulon Banyuwangi

Puguh Setyo Nugroho1, Nyilo Purnami2 , Rosa Falerina1, Rizka Fathoni Perdana2 , Alfian Nurfaizi3

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp