Efek Hidrogel Carboxymethyl Chitosan dengan Ekstrak Etanol Kunyit

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Halodoc

Luka adalah kerusakan pada struktur normal kulit baik tertutup maupun terbuka. Berdasarkan lama penyembuhannya luka dibagi menjadi luka akut dan kronis. Luka akut merupakan luka yang dapat menghasilkan perbaikan pada struktur anatomi dan fungsionalnya sendiri dengan waktu yang dibutuhkan berkisar antara 5 sampai dengan 10 hari. Sedangkan luka kronis merupakan pertanda bahwa dalam proses penyembuhan luka terdapat kesalahan sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama. Ada lebih dari 5,7 juta pasien luka kronis di AS dan diperkirakan biaya medis tahunan mencapai 20 miliar USD. Biaya tersebut diperkirakan akan meningkat tajam menjadi 24,8 miliar USD pada tahun 2024. Oleh karena itu, penyembuhan luka yang tepat penting untuk mengurangi biaya dan mencegah luka kronis yang dapat menimbulkan berbagai kerugian dan komplikasi. Penggunaan obat luka yang mengandung povidone iodine merupakan pilihan umum dalam tatalaksana luka, namun seiring dengan bertambahnya resiko paparan luka terhadap infeksi bakteri, maka diperlukan suatu alternatif terapi lain sebagai penatalaksanaan luka agar terhindar dari infeksi yang membuat pemanjangan proses penyembuhan. Sebagai alternatif terdapat berbagai macam bahan alam di Indonesia yang memiliki potensi dalam proses penyembuhan luka. 

Kunyit (Curcuma Longa L) diketahui memiliki kandungan kurkumin yang bersifat sebagai anti-inflamasi dan antioksidan. Selain itu, kurkumin dapat meningkatkan pembentukan jaringan granulasi, regenerasi epitel, dan meningkatkan angiogenesis pada pemberian secara topikal pada luka. Untuk meningkatkan efektifitas penyembuhan luka, maka diperlukan kombinasi antara ekstrak kunyit dengan carboxymethyl chitosan. Dalam proses penyembuhan luka, carboxymethyl chitosan dapat memacu proliferasi sel, meningkatkan pembentukan kolagen, mempercepat regenerasi dan epitelisasi pada jaringan luka.  Seiring dengan kemajuan teknologi saat ini penggunaan biopolimer mulai diteliti dan dikembangkan dalam industri kesehatan. Hidrogel merupakan jaringan polimer silang yang bersifat hidrofilik. Aplikasi hidrogel dipilih karena memiliki beberapa keunggulan diantaranya, memiliki kelarutan dalam air yang baik, kemampuan mengembang, tidak beracun, memiliki biokompatibilitas tinggi, memberi sensasi sejuk sehingga nyaman digunakan pada area luka, mencegah paparan luka terhadap bakteri penyebab infeksi, dan mampu meningkatkan lama waktu kerja kurkumin dari ekstrak etanol kunyit dengan pemberian secara topikal. 

Berangkat dari hal tersebut, David Setyo Budi dibawah bimbingan Dr. Reny I`tishom, M.Si, dr. Alphania Rahniayu, Sp.PA dan dr. Mohammad Fathul Qorib, Sp.KFR melakukan penelitian mengenai potensi hidrogel carboxymethyl chitosan dengan ekstrak etanol kunyit untuk alternatif baru dalam perawatan luka. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental melalui uji pada hewan coba (in vivo study) melalui pendekatan “post test only control group design”. Kelompok kontrol positif diberi perawatan dengan tulle dan povidone iodine, kontrol negative dirawat dengan aqua steril. Sedangkan, kelompok perlakuan diberi hidrogel carboxymethyl chitosan dengan ekstrak etanol kunyit dengan dosis yang berbeda-beda yakni 1%, 2% dan 3%. Analisis statistik dilakukan menggunakan SPSS 22. Data yang disajikan sebagai rata-rata± simpangan baku (SD). Setelah itu, tes statistik ANOVA dilakukan diikuti dengan tes Post Hoc LSD untuk menentukan efek terapi. Signifikansi ditunjukkan pada p ≤ 0,05.

Salah satu simpulan penting yang didapatkan pada penelitian ini adalah kelompok perlakuan yang diberi hidrogel carboxymethyl chitosan dengan ekstrak etanol kunyit memiliki kemampuan dalam mempercepat proses penutupan panjang luka dengan hasil yang signifikan secara statistik dibanding kelompok kontrol. Penutupan luka adalah tahap akhir penyembuhan luka yang kompleks. Tahap ini dipengaruhi oleh fase sebelumnya; fase inflamasi dan proliferasi. Dalam proses pengurangan panjang luka, kelompok perlakuan dapat mempercepat penyembuhan karena efek gabungan pada setiap fase yaitu dengan mempercepat fase peradangan, membantu dalam fase proliferasi, dan memainkan peran dengan meningkatkan MMP dan menghambat TGF dalam fase remodeling. Namun, perlu dilakukan analisis lebih lanjut mengenai dosis topikal yang optimal, respon imunologis yang spesifik dari bahan-bahan sediaan dan efek jangka panjang dari pemberian terapi.

Penulis: David Setyo Budi, Reny I’tishom, Alphania Rahniayu, Mohammad Fathul Qorib

Informasi detail dari penelitian ini dapat dilihat di Indian journal of Forensic Medicine & Toxicology

Berikut judul dan link artikel:

Judul : The Effects of Turmeric Extract (Curcuma longa) Loaded Hidrogels in Accelerating Wound Closure

Link : medicopublication.com/index.php/ijfmt/article/view/14699

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp