Potensi Ekstrak Daun Sirih untuk Pengendalian Vibriosis pada Udang

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Merdeka.com

Pengendalian penyakit dalam bidang akuakultur dengan tanaman herbal sebagai obat alami lebih aman dibandingkan antibiotik. Penggunaan antibiotik yang tidak tepat untuk organisme target akan berdampak negatif bagi lingkungan perairan.  Sebagian besar antibiotik tersebut mengendap di dasar lumpur tambak berkontribusi dalam pengembangan komunitas mikroba dalam lingkungan budidaya yang resisten terhadap antibiotik.

Sirih (Pipper batle L.) masuk dalam famili Peperaceae merupakan  salah satu jenis tumbuhan yang banyak dimanfaatkan untuk pengobatan. Bagian dari tumbuhan sirih (Pipper batle L.) seperti akar, biji, dan daun berpotensi untuk pengobatan, tetapi yang paling sering dimanfaatkan adalah bagian daun. Daun sirih memiliki efek antibakteri dan dapat mencegah pertumbuhan patogen bawaan makanan, karena mengandung flavonoid dan polifenol. Hasil penelitian melaporkan bahwa ekstrak methanol dan etanol daun sirih efektif terhadap bakteri patogen Escherichia coli, Pseudomanas aeruginosa, Staphylococcus aureus. Ekstrak daun sirih dengan 40% etanol terbukti mampu menghambat bakteri patogen pada udang dan ikan yaitu: Vibrio parahaemolyticus, Vibrio parahaemolyticus, Edwardsiella ictaluri, Edwardsiella tarda, Aeromonas veronii, and Streptococcus agalactiae

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi minimal ekstrak etanol daun sirih yang dapat menghambat dan membunuh bakteri Vibrio harveyi penyebab Vibriosis pada udang secara invitro. Konsentrasi larutan ekstrak etanol daun sirih yang digunakan adalah: 6,25%, 3,12%, 1,56%, 0,78%, 0,39%, 0,19%, 0,09%, 0,04%, 0,02%, dan 0,01%.  Pengenceran berseri ekstrak daun sirih menggunakan DMSO 10% untuk mendapatkan konsentrasi sesuai perlakuan. Setiap konsentrasi perlakuan ditambahkan 1 ml suspensi bakteri V. harveyi dengan kepadatan bakteri 3 x 108 CFU/ml.  Kontrol positip adalah tabung berisi 1 ml ekstrak daun sirih dan 1 ml pelarut DMSO 10%, sedangkan kontrol negatif berisi 1 ml bakeri V. harveyi 3 x 108 CFU/ml dan 1 ml DMSO 10%.  Inkubasi tabung perlakuan dan kontrol pada suhu 37oC selama 24 jam. Parameter yang diamati adalah Minimum Inhibition Concentration (MIC) dan Minimum Bactericidal Concentration (MBC) ekstrak etanol daun sirih. 

Hasil penelitian menunjukkan ekstrak daun sirih mampu menghambat pada konsentrasi minimal 0,19 % sedangkan pada konsentrasi minimal 0,39 % mampu membunuh bakteri Vibrio harveyi penyebab Vibriosis pada udang. Aktivitas antibakteri dari ekstrak daun sirih diperankan oleh sterol yang terkandung dalam ekstrak. Interaksi permukaan molekul sterol dengan dinding dan membran sel bakteri menyebabkan perubahan dalam struktur utama dinding dan membran sel, yang pada akhirnya mengarah pada pembentukan pori dan degradasi komponen bakteri.

Penulis: Sarifah Yuli Kurniasari,  Wahju Tjahjaningsih*, Nanik Sianita


Detail tulisan ini dapat dilihat di:
https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1755-1315/718/1/012048

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp