Risiko Penyakit Jantung di Kalangan Usia Dewasa yang Nampak Sehat di Indonesia

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Hello Sehat

Penyakit jantung merupakan salah satu penyakit tidak menular yang erat betkaitan dengan gaya hidup sedentari dan diet yang kurang sehat. Penyakit jantung telah menjadi epidemik global dan dilaporkan memiliki hubungan yang erat dengan indeks massa tubuh (IMT) gemuk dan/ atau obes.

Selain IMT, lingkar lengan atas, lingkar pinggul dan lingkar pinggang merupakan beberapa pengukuran antropometri tubuh yang memiliki asosiasi erat parameter kegemukan dan/ atau obesitas pada seseorang. Parameter-parameter antropometri tersebut dapat digunakan untuk menganalisis distribusi massa tubuh dan lipid, serta mengindikasikan secara tidak langsung adanya faktor risiko penyakit jantung dan sindroma metabolik seseorang. Indikator pemeriksaan darah dapat digunakan untuk melengkapi parameter antropometri tersebut, termasuk pemeriksaan profil lipid, skrining pemeriksaan penyakit jantung dan diabetes mellitus.

Pada populasi umum, prevalensi hiperuricemia sekitar 20-25%; sedangkan hiperkolesterolemia (level kolesterol total dalam darah ≥5.0mmol/l) mencapai angka sekitar 37-40%.

Beberapa penelitian terdahulu telah banyak melaporkan studi faktor risiko penyakit jantung di berbagai kelompok usia dan etnis. Namun sejauh ini, belum banyak dilaporkan mengenai risiko penyakit jantung dan kaitannya dengan antropometri tubuh di kalangan usia dewasa muda yang nampak sehat (tanpa adanya keluhan terkait risiko penyakit jantung) di Indonesia, khususnya di Jawa Timur. Hal inilah yang mendorong tim peneliti menganalisis variabel-variabel antropometri tubuh terkait faktor risiko penyakit jantung pada 150 partisipan usia 17-23 tahun di Kota Kediri, Jawa Timur, Indonesia.

Dari hasil penelitian yang telah mendapatkan persetujuan etik dari KEPK, Unair ini, didapatkan bahwa kadar kolesterol total, kadar asam urat, ukuran lingkar lengan atas, lingkar pinggul dan lingkar pinggang yang lebih besar pada laki-laki dibandingkan perempuan. Angka prevalensi hiperkolesterolemia mencapai sekitar 46,7%, sedangkan 30% dari seluruh partisipan terindikasi adanya hiperuricemia. Pada laki-laki, kadar kolesterol total dan asam urat darah berasosiasi kuat dengan ketiga parameter antropometri tubuh tersebut. vel kolesterol total dalam darah yang melebihi standar batas normal pada hampir sebagian besar partisipan, dengan angka kelebihan yang signifikan pada tingginya level asam urat. Tren serupa ditemukan pada partisipan perempuan, meskipun tidak signifikan secara statistik.

Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa faktor risiko penyakit jantung yang terindikasi dari parameter kadar kolesterol total dan asam urat darah yang tinggi, ditemukan diantara orang-orang dewasa muda tanpa keluhan klinis yang tampak sehat. Laki-laki cenderung memiliki risiko yang lebih tinggi dibandingkan perempuan. Indikator biologis tersebut berkorelasi erat dengan indikator antropometri tubuh yang tercermin dari tingginya angka lingkar lengan atas, lingkar pinggul dan lingkar pinggang.

Perubahan gaya hidup sedentari menuju gaya hidup yang lebih aktif dapat membantu mengelola distribusi dan akumulasi lemak dan gula di dalam tubuh. Apabila diserta dengan pola diet sehat, diharapkan dapat menurunkan risiko mengidap penyakit jantung bagi usia dewasa muda di masa yang akan datang.

Penulis: Viskasari P. Kalanjati, dr., M.Kes., PA(K)., Ph.D.

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

(Viskasari P. Kalanjati, Rury T. Oktariza, Bambang E. Suwito, Krisnawan A. Pradana, Dzanuar Rahmawan, Abdurachman)

International Journal of Public Health Science (IJPHS), Vol. 10, No. 1, March 2021, pp. 77~82, ISSN: 2252-8806, DOI: 10.11591/ijphs.v10i1.20554

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp