Mengenal Makna Aktivis dan Gerakannya

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Malang Times

UNAIR NEWS – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Airlangga (UNAIR) melalui Kementerian Hubungan Luar (Hublu) gelar diskusi bertajuk “Airlangga International Seminar and Scholarship Festival (AISSF) Talk” pada Sabtu (10/04/2021).  Pada acara pertama dari serangkaian AISSF tersebut, tema yang diusung adalah “How to Become an Impactful Acitivist With Roles.” Hadir Syaf Lessy, selaku direktur eksekutif dari Lingkar Demokrasi Institute sebagai pemateri.

Diskusi yang berlangsung melalui fitur siaran langsung di Instagram dan dihadiri 30 peserta itu berisi pembahasan mengenai pengetahuan-pengetahuan dasar terkait dunia aktivis, khususnya definisinya. Syaf Lessy menyebutkan bahwa aktivis memiliki konteks yang luas.

“Dari segi bahasa atau semantik, aktivis adalah orang atau sekelompok yang menggerakkan sebuah organisasi atau kegiatan,” tuturnya. Sementara itu dari pengertian lain, dia menambahkan bahwa aktivis berarti orang atau sekelompok yang mampu menggerakkan massa atau banyak orang. Menurutnya, hal terpenting dari aktivis adalah kemampuan untuk peka terhadap realitas yang terjadi pada masyarakat serta menguatkan niat dan tujuan.

Dalam kesempatan yang sama, Syaf Lessy juga menyebutkan siapa saja yang tepat disebut sebagai aktivis. Merujuk kepada pengertian semantik, dia menegaskan bahwa gelar aktivis bisa disematkan kepada siapa saja. Aktivis bisa berarti mahasiswa, partai politik, civil society dan lainnya.

“Selama dia memiliki kepekaan sosial terhadap realitas kehidupan, maka dia bisa dikatakan sebagai aktivis,” tegasnya. Hal itu sekaligus menjadi modal atau kualitas yang dibutuhkan ketika terjun menjadi aktivis. Predikat aktivis akan disematkan ketika ada kesadaran yang terbentuk untuk melihat fakta-fakta sosial. Misalnya, isu diskriminasi, rasisme, ketimpangan hukum, dan sebagainya.  

Atas dasar kemampuan yang harus dimiliki oleh aktivis tersebut, maka peran aktivis menjadi sangat penting dalam menangani isu-isu di masyarakat. Syaf Lessy menuturkan bahwa peran aktivis sangat penting untuk menggerakkan masyarakat dan pemerintah dalam menciptakan perubahan positif pada konteks bernegara. Peran-peran tersebut dapat difungsikan, salah satunya melalui aksi “turun ke jalan.”

Namun menurut Syaf Lessy, seiring dengan perkembangan tekonologi dan komunikasi maka aksi aktivis juga mengalami pergeseran. “Kampanye di media sosial melalui tagar-tagar sangat membantu aktivis sekarang. Hal itu menjadi lebih dipahami karena sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang cenderung menggunakan gadget,” ungkapnya.

Di akhir sesi, Syaf Lessy kembali menegaskan bahwa kemampuan menumbuhkan kepekaan dan menerjemahkan persoalan sosial menjadi sangat penting. Dengan demikian, maka aksi aktivis tidak hanya sekedar turun ke jalan dan melakukan boikot atau semacamnya.

“Sejarah dimulai dari suatu tempat. Dimanapun dan kapanpun berada, yang terpenting adalah harus mampu menumbuhkan kepekaan sosial terhadap setiap persoalan yang terjadi di Indonesia,” pungkas alumni Universitas Pattimura ini.

Penulis: Fauzia Gadis Widyanti

Editor: Khefti Al Mawalia

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp