Kolonisasi Candida spp. pada Kulit sebagai Pencetus Psoriasis Vulgaris?

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Sumber: guesehat

Psoriasis adalah penyakit radang kulit, bersifat kronik dan kambuh-kambuhan yang ditandai dengan bercak merah, berbatas tegas, tertutup sisik tebal, akibat disregulasi kekebalan tubuh, genetik dan lingkungan. Penyakit ini menyerang 2-4% populasi dunia, denang psoriasis vulgaris merupakan bentuk klasik dan paling sering terjadi 80-90%. Psoriasis yang sering kambuh – kambuhan dan menetap dalam keadaan kronis, memiliki efek negatif terhadap kualitas hidup pasien berupa menurun kepercayaan diri pasien, beban psikologis (depresi) juga ekonomi. Beberapa faktor potensial termasuk faktor lingkungan, infeksi, stress individu dan paparan obat dapat memicu kekambuhan dan memperburuk psoriasis. Beberapa penelitian terakhir menyatakan ketidakseimbangan rasio mikroba pada kulit dan mukosa dapat memicu terjadinya respon kekebalan tubuh dan memicu keradangan pada gangguan autoimun seperti psoriasis vulgaris. Jamur Candida spp. juga masuk dalam salah satu mikroorganisme yang dapat mencetuskan psoriasis vulgaris yang diduga melalui perannya sebagi superantigen yang menstimulus proses peradangan di kulit. Beberapa penelitian terdahulu telah banyak menemukan bahwa jumlah kolonisasi Candida spp. pada pasien psoriasis vulgaris lebih banyak dibandingkan induvidu sehat.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan kolonisasi Candida spp. pada pasien psoriasis vulgaris dan individu sehat sebagai kontrol. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian analitik observasional Unit Rawat Jalan Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUD Dr. Soetomo Surabaya sejak bulan Januari-Maret 2020. Subjek penelitian adalah pasien psoriasis vulgaris bai lama atau baru yang berusia 18-65 tahun yang terdiagnosis psoriasis melalu klinis dan histopatologi. Subjek kontrol adalah individu sehat yang disepadankan jenis kelamin, usia dan lokas lesi dengan subjek psoriasis vulgaris dan bersedia mengikuti penelitian. Kriteria ekslusi adalah pasien yang sedang menggunakan antijamur oral dalam 1 bulan terakhir atau topikal antijamur dalam 2 minggu terakhir, hamil, diabetes melitus, keganasan, HIV/AIDS.

Dari 35 pasien psoriasis vulgaris dan 35 pasien kontrol, terlihat homogenitas pada kedua kelompok baik dari usia, jenis kelamin dan lokasi lesi. Hasil penelitian ini menemukan Candida spp pada 51,5% lesi pasien psoriasis vulgaris dan 21,2% dari kelompok kontrol dengan perbedaan yang signifikan (P<0,005), sedangkan rata-rata jumlah koloni Candida spp. pada kelompok psoriasis vulgaris lebih sedikit dari  kontrol dengan perbedaan yang tidak signifikan (p>0,005). Spesies Candida terbanyak pada kelompok psoriasis vulgaris maupun kelompok kontrol adalah C. krusei yaitu 35,5% dan 85,7%. Tidak ada perbedaan signifikan antara jenis kelamin, usia, lama keluhan, usia onset, derajat keparahan (skor PASI) dan riwayat terapi dengan kepositifan kultur Candida spp.

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan jumlah kolonisasi Candida spp. pada kelompok psoriasis vulgaris dan kelompok kontrol, namun kepositifan kultur Candida spp. pada kulit pasien psoriasis vulgaris lebih tinggi dari kelompok kontrol.

Penulis: Evy Ervianti

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

https://e-journal.unair.ac.id/BIKK/article/view/21759

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp