Pemanfaatan Ekstrak Daun Basil (Ocimum sanctum) untuk Mencegah Kerusakan Hati dan Ginjal akibat Paparan Timbal

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Sumber: jawaposcom

Timbal merupakan logam beracun yang dapat ditemukan di udara, air, dan tanah yang menyebabkan kontaminasi lingkungan yang luas dan masalah kesehatan di berbagai belahan dunia,  misalnya pencemaran industri pada lahan pertanian, bahan pangan dan tanah.

 Timbal menjadi logam berat alami paling berbahaya yang dapat menyebabkan disfungsi metabolisme dalam sistem organ. Salah satu mekanisme kerusakan organ akibat paparan timbal adalah melalui proses stres oksidatif, di mana timbal dapat meningkatkan produksi radikal bebas atau reactive oxygen species (ROS) yang secara langsung dapat menurunkan kemampuan sistem antioksidan dan menyebabkan kerusakan organ.

Stres oksidatif adalah keadaan ketidakseimbangan reactive oxygen species (ROS) dan penurunan kemampuan sistem anti oksidan endogen untuk mengeliminasinya sehingga memicu dihasilkannya senyawa reaktif. Hal ini juga menyebabkan peroksidasi lipid pada membran sel dan mengakibatkan kerusakan sel.

Studi terhadap paparan timbal menunjukkan bahwa hati dan ginjal adalah organ yang paling banyak menyimpan timbal Hati merupakan organ pertama yang terpapar oleh timbal yang diserap melalui sistem peredaran darah. Mekanisme kerusakan hati dan ginjal akibat terpapar timbal dengan kadar berlebih adalah terjadi stres oksidatif secara alami.

Pada ginjal, akumulasi timbal dapat menyebabkan keracunan karena ginjal memiliki kemampuan untuk menyerap selama proses filtrasi atau reabsorpsi dan sebagai tempat akumulasi ion logam divalent, termasuk timbal. Kerusakan hati dan ginjal akibat paparan timbal dapat dideteksi melalui pemeriksaan kadar malondialdehyde (MDA), serum glutamic oxaloacetic transaminase (SGOT), serum glutamic pyruvic transaminase (SGPT), blood urea nitrogen (BUN), dan serum kreatinin sebagai penanda kerusakan.

Banyak penelitian membuktikan bahwa pemberian berbagai antioksidan alami dapat mencegah dan menyembuhkan efek toksik timbal pada organ tubuh. Di Indonesia, tumbuhan sejenis Kemangi yang masuk dalam genus Ocimum (biasa dikenal dengan sebutan ‘Basil’ atau ‘Tulsi’) sangat berpotensi untuk mencegah kerusakan organ akibat paparan timbal.

Berbagai bagian dari Ocimum sanctum telah terbukti memiliki kemampuan sebagai anti inflamasi, anti alergi, anti kanker dan lain-lain. Ocimum sanctum mengandung berbagai minyak esensial yang kaya akan senyawa fenolik dan produk alami lainnya, misalnya fenol, flavonoid, karotenoid, asam askorbat, riboflavin, tiamin, vitamin E dan vitamin A. Senyawa-senyawa tersebut secara umum memiliki aktivitas farmakologi yang tinggi sebagai antioksidan.

Penelitian pada mencit sebagai hewan percobaan telah dilakukan. Hewan percobaan dikelompokkan menjadi  empat kelompok perlakuan. Kelompok pertama adalah kelompok kontrol yang tidak diberikan perlakuan apapun. Tiga kelompok yang lain adalah kelompok hewan percobaan yang dipapar dengan timbal dan diberi ekstrak daun Ocimum sanctum dengan dosis yang berbeda, yaitu 140, 280, dan 560 mg/kg berat badan selama 24 hari. Pada akhir penelitian dilakukan pemeriksaan terhadap penanda kerusakan hati dan ginjal, yaitu pemeriksaan terhadap kadar MDA, SGOT dan SGPT, BUN dan kreatinin serta  kadar MDA hati dan ginjal, serta perubahan gambaran hisopatologinya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak daun Ocimum sanctum terbukti dapat menurunkan kadar BUN dan Kreatinin, kadar SGOT dan SGPT, kadar MDA hati dan ginjal serta memperbaiki gambaran histopatologi hati dan ginjal. Dari hasil penelitian ini terbukti bahwa konsumsi ekstrak daun Ocimum sanctum memiliki kemampuan memproteksi kerusakan gangguan fungsi hati dan ginjal akibat paparan timbal dengan hasil terbaik pada  pemberian dosis 280 mg ekstrak daun Ocimum sanctum/kg bb mencit atau setara dengan 2,172 gram per hari pada manusia.

Penulis: Wiwik Misaco Yuniarti, Nina Krismaharani, Priska Ciptaningsih, Kristania Celia, Kharisma Dwi Veteriananta, Anwar Ma’ruf, Bambang Sektiari Lukiswanto

Artikel lengkapnya dapat dilihat pada link berikut ini,

http://www.veterinaryworld.org/Vol.14/January-2021/32.pdf

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp