UNAIR NEWS – Masih dalam kemeriahan Airlangga Education Expo (AEE) 2021 hari kedua (14/2). Usai melangsungkan Ngobrol Santu bersama Ksatria Airlangga, acara dilanjutkan dengan diskusi yang mengulas tentang Ada Apa di UNAIR. Hadir dalam kesempatan itu Direktur Pendidikan UNAIR Prof. Dr. Sukardiman Apt., MS., dan Ketua AGE UNAIR Iman Harymawan SE., MBA.Ph.D.
Dalam paparan pembuka Prof. Sukardiman sedikit mengulas proses perjuangan masuk menjadi mahasiswa UNAIR. Kala itu, sambungnya, pada tahun 1982 saat teknologi belum semaju saat ini tentu informasi tentang perguruan tinggi tidak semasif sekarang.
“Untuk itu, momen ini merupakan waktu yang tepat,” tandasnya.
Selanjutnya Prof. Sukardiman juga menjelaskan beragam informasi seputar UNAIR. Mulai dari sejarah singkat UNAIR, jumlah fakultas beserta prodi, hingga fasilitas pendidikan. Tidak hanya itu, Prof. Sukardiman juga menjelaskan tentang proses pembelajaran yang ada di UNAIR.
“Saat pandemi ini, kami optimalkan peran fasilitas e-learning dalam perkuliahan,” ulas Prof. Sukardiman.
Paparan selanjutnya, dilanjutkan dengan penjelasan seputar beasiswa yang ada di UNAIR. Menurutnya, saat mahasiswa menempuh studi, UNAIR memberikan tawaran beasiswa yang sangat banyak. Tercatat, ada lebih dari 20% jumlah mahasiswa UNAIR yang mendapatkan beasiswa dalam menempuh studi di UNAIR.
“Bahkan tidak hanya jenjang S1 saja, pada jenjang S2 dan S3 UNAIR juga memberikan bantuan pendidikan,” paparnya.
Menambahkan pernyataan Prof. Sukardiman, Ketua AGE UNAIR Iman Harymawan mengulas beragam informasi seputar program internasional yang ada di UNAIR. Menurutnya, unit yang ia pimpin merupakan wadah yang diberikan UNAIR untuk seluruh civitas akademika dalam mengoptimalkan kolaborasi dengan dunia internasional.
“Terbukti, dalam percaturan dunia UNAIR telah mencapai banyak prestasi dan capaian. Mulai dari penilaian di THE Impact Ranking, WCU Ranking, dan banyak prestasi lainnya,” ujarnya.
Pada akhir, Iman menegaskan pentingnya peran UNAIR dalam percaturan dunia. Menurutnya, dengan aktif dalam sinergi dan kolaborasi di level dunia maka peran serta untuk menyelesaikan persoalan lebih luas bisa terlaksana.
“Selain itu, proses ini dibutuhkan cara yang sangat kompleks dan semua civitas bisa turut serta dalam program-program yang kami tawarkan. Salah satunya bisa studi di luar negeri,” jelasnya.
Penulis: Nuri Hermawan
