Kematian Wanita Indonesia dengan Kanker Ovarium: 43 Kasus dari Tahun 2015-2017

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi kanker ovarium pada wanita. (Sumber: Lifestyle Kompas)

Kanker ovarium merupakan penyakit kanker ginekologi dengan mortalitas lebih tinggi dibandingkan kanker ginekologi lainnya. Kanker ovarium termasuk peringkat ke delapan penyakit kanker yang paling sering dijumpai dan merupakan penyebab kematian terkait kanker peringkat ke tujuh diantara kanker pada wanita. Di Indonesia, kanker ovarium menempati posisi ketiga penyebab meninggalnya wanita dengan kanker

Berdasarkan uraian tersebut tim peneliti dari Departemen Obstetri dan Ginekogi, Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga melakukan riset melaporkan kasus kematian pada Indonesian woman dengan kanker ovarium. Penelitian ini telah dipublikasikan di International Journal of Surgery Case Reports

Dari penelitian ini didapatkan 43 kasus kematian Indonesian woman with kanker ovarium yang ditemukan pada tahun 2015-2017. Pasien terdiagnosis pertama kali pada usia 40-59 tahun (65.11%) yang mana memiliki BMI normal (62.72%) dan sebagian besar pada stage III (39.53%). Histologinya 88.3% kanker ovarium epitelial dengan subtipe terbanyak mucinous carcinoma (25.5%). Mayoritas merupakan pasien rujukan luar kota (62.7%),namun akibat keganasannya banyak yang meninggal sebelum mendapatkan perawatan kanker ovarium (40.74%). Dari 43 pasien, 17 pasien mendapatkan kemoterapi, dan 10 pasien mendapatkan kombinasi terapi pembedahan dan kemoterapi. Kematian yang terjadi sebagian besar diakibatkan oleh penyakit primernya (69.77%). Pasien dengan stadium III & IV, serta pasien yang mendapatkan terapi pembedahan atau kemoterapi saja memiliki ketahanan hidup yang lebih singkat.

Temuan pada studi ini memberikan informasi bahwa Pasien kanker ovarium paling banyak ditemui pada stadium III saatpertama didiagnosis dengan subtipe mucinous carcinoma. Kematian paling banyak disebabkan oleh penyakit primer kanker ovarium. Terapi yang memberikan ketahanan hidup paling panjang yaitu dengan kombinasi pembedahan dan kemoterapi. Temuan pada penelitian ini dapat memberikan informasi yang berharga untuk meningkatkan pelayanan di bidang ginekologi onkologi di Surabaya.

Penulis: Pungky Mulawardhana, Poedjo Hartono, Hari Nugroho, Atika Ayuningtyas

Untuk informasi lebih lanjut bisa melalui link berikut: https://doi.org/10.1016/j.ijscr.2020.12.067

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).