UNAIR NEWS – Informasi terkait pendapat pakar Universitas Airlangga kali ini datang dari dunia kedokteran gigi. Dilansir dari tulisan artikel ilmpiah populer yang tayang di laman UNAIR NEWS pada Selasa (2/2), Dr. Agung Krismariono, drg., M.Kes., Sp.Perio (K)., menjelaskan bahwa penyakit periodontal merupakan penyakit yang merusak jaringan penyangga gigi.
Dalam artikel yang bersumber dari jurnal yang berjudul “A revolution of stem cell in periodontal regeneration”, Agung menjelaskan bahwa penyakit yang merusak jaringan umumnya disebabkan oleh bakteri yang tahan hidup pada lingkungan yang sedikit sekali mengandung oksigen. Oleh karena itu, sambungnya, semakin banyak bakteri di sekitar gigi yang kemudian masuk kedalam jaringan penyangga gigi yang terletak jauh di dalam, maka bakteri ini semakin mudah berkembang biak dan merusak jaringan penyangga gigi.
“Kerusakan pada jaringan penyangga gigi ini akan membuat gigi menjadi goyang bahkan gigi bisa terlepas dengan sendirinya dari jaringan penyangganya,” ungkapnya.
Tidak hanya, dalam tulisan tersebut Agung menerangkan bahwa berbagai cara telah dilakukan, baik untuk mencegah terjadinya kerusakan pada jaringan penyangga gigi maupun untuk merawat jaringan penyangga yang sudah mengalami kerusakan. Pencegahan, tandasnya, dapat dilakukan secara mandiri di rumah dengan rutin menggosok gigi.
“Pencegahan terhadap terjadinya kerusakan jaringan penyangga gigi juga bisa dilakukan dengan kunjungan ke dokter gigi secara berkala. Kunjungan ini dimaksudkan agar dapat dilakukan pemeriksaan kesehatan gigi dan gusi, serta dilakukan pembersihan plak di sekitar gigi,” ungkapnya.
Selanjutnya, ia juga memaparkan bahwa seiring dengan kemajuan teknologi, saat ini ilmu untuk mempercepat pertumbuhan jaringan penyangga gigi telah berkembang pesat. Teknologi itu, lanjutnya, dikenal sebagai rekayasa jaringan yang memanfaatkan sel punca atau sel induk (stem cell).
“Sel punca merupakan awal mula dari pertumbuhan sel yang lain. Sifat sel punca antara lain mempunyai kemampuan untuk memperbanyak diri, belum memiliki fungsi yang spesifik, dan mampu berkembang menjadi tipe sel tertentu yang diperlukan untuk memperbaiki jaringan yang mengalami kerusakan,” jelasnya.
Pada akhir, ia juga menjelaskan bahwa sel punca dapat berasal dari jaringan embrionik maupun jaringan dewasa. Sel punca embrionik biasanya diambil dari tali pusar janin saat persalinan. Sementara itu, sambungnya, sel punca yang banyak dikembangkan adalah yang berasal dari jaringan dewasa. Sel punca yang berasal dari jaringan dewasa ini, antara lain yang berasal dari gigi. Sel punca yang berasal dari gigi biasanya berasal dari gigi susu, gigi geraham bungsu maupun dari gigi geraham kecil.
“Meskipun saat ini pemanfaatan sel punca yang berasal dari gigi maupun jaringan sekitarnya untuk merawat kerusakan jaringan penyangga gigi masih dalam batas penelitian ilmiah dan belum digunakan secara luas, namun metode perawatan dengan memanfaatkan sel punca ini memberikan suatu peluang yang menguntungkan untuk perbaikan jaringan periodontal di masa yang akan datang,” pungkasnya.
Penulis: Nuri Hermawan