Kadar Interleukin-4 pada Pasien Tuberkulosis yang Sensitif dan yang Kebal terhadap Rifampycin

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi Tuberkulosis Paru. (Sumber: Halodoc)

Saat ini tuberkulosis tetap menjadi masalah kesehatan global, terutama adanya resistensi atau kekebalan terhadap rifampycin dan seringkali juga terhadap obat anti tuberkulosis yang lain.  Infeksi Mycobacterium tuberculosis menyebabkan respons imun humoral dan seluler, dimana makrofag pasien dapat memicu polarisasi M1 yang menghalangi infeksi atau sebaliknya memicu M2 yang bersifat imunosupresif, mendorong perbaikan jaringan yang dimediasi oleh IL-4, IL-10, dan IL-13.

Penelitian sebelumnya menunjukkan penurunan ekspresi IL-4R dan IL-10 di makrofag paru dari resistensi obat anti-TB. Tes cepat molekuler dapat mendeteksi adanya resistensi rifampisin.. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan antara kadar IL-4 yang bersirkulasi di serum pasien tuberkulosis paru yang sensitif terhadap rifampisin dan resisten terhadap rifampisin. Penelitian observasional potong lintang ini secara berurutan merekrut subjek berdasarkan pemeriksaan mikroskopis basil tahan asam molekul dan tahan asam dari MDR-TB Klinik RSUD Dr. Soetomo antara Desember 2018 sampai Maret 2019. Subjek diklasifikasikan menjadi dua kelompok, yaitu yang sensitif terhadap rifampisin dan yang resisten terhadap rifampisin. Pada pengukuran ELISA, data IL-4 dianalisis dengan SPSS versi 17.

Uji Mann-Whitney U dan uji analisis ROC dilakukan, dan p <0,05 signifikan untuk α = 0,05 (95% CI). Terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok yang sensitif terhadap rifampisin (420 ± 281 pg / mL) dan kelompok yang resistan terhadap rifampisin (253 ± 279 pg / mL) (p = 0,014). Analisis karakteristik operasi penerima menunjukkan AUC 0,70, sensitivitas 81,5%, spesifisitas 63,6%, dan nilai cut-off 235,6 pg / mL.

Terdapat kadar IL-4 didarah yang secara signifikan lebih tinggi di kelompok yang sensitif terhadap rifampisin dibandingkan dengan kelompok yang resistan terhadap rifampisin. Jadi dengan menguur kadar IL-4 plasma, diharapkan dapat memperkirakan apakah pasien ini sesntifif atau resisten terhadap Rifampycin, terutama pada daerah2 yang belum punya tes cepat molekuler ataupun fasilitas kultur. Kadar IL-4 pada subjek sehat harus diukur sebagai nilai normal dalam populasi Indonesia.

Diperlukan penelitian lebih lanjut juga untuk memahami peran IL-4 dalam resistensi rifampisin pada tuberkulosis paru. 

Penulis: Jusak Nugraha

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

https://indonesianjournalofclinicalpathology.org/index.php/patologi/article/view/1606

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).