Hubungan Dukungan Sosial dengan Kesejahteraan Psikologis Mahasiswa Tingkat Akhir

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh cicil blog

Mahasiswa tingkat akhir memiliki beban studi yang berbeda dengan mahasiswa pada level sebelumnya. Pada tahap ini mahasiswa harus menyelesaikan tugas akhir. Mahasiswa dituntut untuk melakukan penelitian sesuai dengan bidang ilmu pada program studi yang diambilnya. Penyelesaian tugas akhir  merupakan prasyarat untuk mendapatkan gelar baik pada level sarjana maupun pascsarjana. Tuntutan untuk segera menyelesaikan tugas akhir dan tuntutan lain seringkali membuat mahasiwa dihadapkan pada berbagai tekanan atau stres. Beberapa penelitian menemukan bahwa kondisi ini menyebabkan individu tertekan secara fisik dan mental yang kemudian akan mempengaruhi kesejahteraan psikologisnya. Penelitian yang dilakukan Mazo  (2015) pada mahasiswa di Filippina menemukan bahwa tugas akhir merupakan salah satu sumber stres bagi mahasiswa. Kessler dkk (2007) menemukan bahwa mahasiswa merupakan kelompok yang memiliki resiko tertinggi mengalami stress dan persoalan kesehatan mental. Kondisi mental yang buruk akan mempengaruhi kondisi kesejahteraan psikologis inidvidu. 

Beberapa penelitian menemukan bahwa individu akan dapat mencapai fully functioning dengan adanya dukungan sosial. Menurut Cohen dan Syme 1985 dalam Zimet (1988) dukungan sosial merupakan salah satu faktor positif yang dapat membantu sebagai sarana dalam memelihara kesehatan mental. Dukungan sosial merupakan salah satu media untuk meningkatkan harga diri dan juga perasaan positif sehingga individu dapat mengatasi tekanan yang ia alami. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial dengan ksejahteraan psikologis pada mahasiswa tingkat akhir. 

Penelitian ini melibatkan 156 mahasiswa tingkat akhir Universitas Airlangga. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Analisis data dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 25. Partisipan yang terlibat dalam penelitian ini terdiri dari 125 (80.12%) mahasiswa berjenis kelamin wanita dan 31 (19.88%) orang mahasiswa berjenis kelamin pria. Berdasarkan usia, partisipan dalam penelitian ini berusia antara 18-25 tahun. Kelompok usia terbanyak adalah subyek dengan usia 22 tahun yaitu sebesar 58 mahasiswa atau 37,1% dari total populasi. Kelompok usia terbanyak kedua yaitu subyek berusia 21 tahun sebanyak 48 mahasiswa atau 30,7% dan urutan terakhir adalah kelompok yang berusia 23 tahun sebanyak 19 mahasiswa atau 12,1%. 

Berdasarkan hasil analisis data menggunakan teknik korelasi Pearson Product Moment menunjukkan bahwa dukungan sosial berhubungan dengan kesejahteraan psikologis mahasiswa rantau Universitas Airlangga dengan nilai korelasi sebesar 0,76. Hal ini menunjukkan bahwa dukungan sosial berhubungan dengan kesejahteraan psikologis. Dengan demikian, dukungan sosial akan berbanding lurus dengan kesejahteraan psikologis mahasiswa pada tingkat akhir. Dengan kata lain, mahasiswa yang menerima dukungan sosial yang besar akan memiliki kesejahteraan psikologis yang tinggi. Hubungan positif antara dukungan sosial dan kesejahteraan psikologis juga ditemukan pada mahasiswa rantau yang menempuh studi di Fakultas Psikologi Universitas Soegijapranata. 

Walaupun hasil analisa data menunjukkan hubungan yang positif antara dukungan sosial dan kesejahteraan psikologis namun hubungan tersebut cenderung lemah. Hal ini terjadi disebabkan oleh beberapa variabel lain yang mempengaruhi hubungan antara dukungan sosial dengan kesejahteraan psikologis seperti usia, jenis kelamin, status sosial ekonomi, religuisita, kepribadian, pengeaman hidup, latar belakang budaya, dan kemampuan untuk mengendalikan diri. Hasil riset ini menunjukan bahwa dukungan sosial terbukti merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kesejahteraan psikologis mahasiswa tingkat akhir maka lingkungan keluarga dan institusi pendidikan hendaknya memberikan dukungan sosial khususnya pada mahasiswa tingkat akhir sehingga mereka memiliki kesejahteraan pikologis yang baik. Dukungan sosial yang dapat diberikan oleh keluarga contohnya pemenuhan kebutuhan hidup maupun dukungan emosional. Sedangkan institusi pendidikan dapat memberikan dukungan sosial  baik dalam bentuk pemberian layanan atau pun fasilitas yang dapat membantu mahasiwa tingkat akhir untuk menyelesaikan studinya dan layanan konseling untuk mengatasi persoalan psikologisnya. 

Penulis: Listyati Setyo Palupi, S.Psi. M. DevPract 

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di: 

https://www.e3s-conferences.org/articles/e3sconf/abs/2020/62/e3sconf_icenis2020_12027/e3sconf_icenis2020_12027.html

Muji R. Saputra, S. Psi & Listyati Setyo Palupi, S.Psi., M. DevPract (2020). Relationship Between Social Support and Psychological Well Being of the Final Year Students. E3S Web Conf. 202 12027 (2020). DOI: 10.1051/e3sconf/202020212027.

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).