Rektor UNAIR Dorong Guru Besar Terus Kembangkan Penelitian

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Rektor UNAIR Prof Moh Nasih saat memberikan sambutan dalam acara pengukuhan guru besar UNAIR pada Rabu (30/12) bertempat di Aula Garuda Mukti Kantor Manajemen UNAIR. (Foto: Agus Irwanto)

UNAIR NEWS – Di pengujung tahun 2020 Universitas Airlangga (UNAIR) kembali menggelar pengukuhan guru besar. Kegiatan yang dikemas dalam Sidang Terbuka Universitas Airlangga dalam Pengukuhan Guru Besar itu mengukuhkan tiga guru besar baru di lingkungan UNAIR pada Rabu (30/12) bertempat di Aula Garuda Mukti Kantor Manajemen UNAIR.

Ialah Prof. Dr. Nike Hendrijantini, drg., M.Kes., Sp.Pros.(K.) guru besar dalam bidang Ilmu Prostodonsia pada Fakultas Kedokteran Gigi; Prof. Dr. Titiek Berniyanti M.Kes., guru besar dalam bidang Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat pada Fakultas Kedokteran Gigi; dan Prof. Tjitjik Srie Tjahjandarie, Dra., Ph.D., guru besar dalam bidang Ilmu Kimia Organik pada Fakultas Sains dan Teknologi.

Dalam kesempatan itu, Rektor UNAIR Prof. Dr. Moh. Nasih, SE., MT., Ak., CMA., menuturkan dalam banyak hal guru besar dianggap sebagai titik kulminasi dalam karir akademik. Namun, sebagai akademisi, sesungguhnya guru besar adalah permulaan dari sebuah perjalanan panjang ke depan.

“Karena melalui guru besar, baru memulai tahap permulaan yang baru dianggap sah disebut dengan cendekiawan, di samping doktor. Jabatan guru besar memiliki kebijakan dan bekal ilmu pengetahuan yang dipunyai,” tandasnya.

Tidak hanya itu, Prof. Nasih juga menekankan bahwa seorang cendekiawan memiliki tugas yang tidak ringan. Cendekiawan harus terus menerus mengembangkan ilmu yang dimiliki dan memanfaatkan ilmu untuk kemajuan bangsa dan negara serta kesejahteraan umat.

Rektor juga berharap para guru besar bisa terus mengembangkan ilmu di bidang masing-masing untuk kemaslahatan umat manusia. Para akademisi, sambungnya, sangat optimis dan berbangga untuk terus meraih hal-hal yang sejak awal dicitakan berdasarkan moral dan agama.

“Tidak cukup mengembangkan ilmu pengetahuan semata tetapi harus memilih dan memilah ilmu pengetahuan yang harus mempunyai makna, haruslah mempunyai manfaat, haruslah mempunyai fungsi untuk kesejahteraan dan kemuliaan peradaban. Harus sungguh-sungguh bagi seorang profesor,” ungkapnya.

3 Guru Besar Baru

Tercatat ada tiga gubes baru yang menyampaikan masing-masing orasi dengan fokus kesehatan. Pertama, Prof. Dr. Nike Hendrijantini menyampaikan orasi ilmiah “Regenerasi Jaringan, Masa Depan Restorasi Gigi dalam Upaya Peningkatan Kualitas Kesehatan Wanita”. Dia menawarkan suatu konsep penggantian gigi dan jaringan maksilofasial yang hilang atau terbentuk tidak sempurna dengan alat tiruan atau PROTESA  yang kompatibel dengan tubuh.

Selanjutnya, Prof. Dr. Titiek Berniyanti M.Kes., menyampaikan orasi terkait “Kesehatan Lingkungan dan Perawatan Gigi di Masa Pandemi”. Dijelaskan bahwa kajian aspek-aspek dari Kesehatan Lingkungan diharapkan akan menciptakan suatu lingkungan sehat bagi populasi yang ada di dalamnya dengan menggunakan lima teori yang ada.

Pada akhir, Prof. Tjitjik Srie Tjahjandarie menyampaikan orasi “Bioprospek Tanaman Endemikindonesia Timur sebagai Sumber Penemuan Kandidat Obat dalam Upaya Peningkatan Ketahanan Kesehatan”. Dalam pengembangan obat, keberhasilan untuk mendapatkan senyawa aktif dari bahan alam tentunya harus diawali dengan proses penseleksian tumbuhan obat yang memiliki potensi tinggi sebagai kandidat obat seperti obat kanker dan malaria. (*)

Penulis : Asthesia Dhea Cantika

Editor    : Binti Q. Masruroh

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).