Parasit Moniezia Sp bisa Mengganggu Tumbuh Kembang Kambing

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh pache news

Konsumsi daging sebagai salah satu produk peternakan di nusantara selalu mengalami peningkatan beberapa tahu terakhir. Hal ini dikarenakan pendapatan perkapita masyarakat yang semakin besar, serta meningkatnya kesadaran akan pentingnya gizi. Daging sapi yang paling banyak dikonsumsi yakni unggas dikarenakan harganya yang murah. Namun masih perlu ternak lain sebagai supply alternatif untuk memenuhi permintaan pasar. Kambing merupakan hewan ternak yang potensial dikarenakan Indonesia merupakan negara agraris.  Namun beternak kambng bukan tanpa masalah, terutama masalah penyakit ternak. Salah satu ancaman penyakit parasit pada kambing yakni cacing. Penyebabnya yakni pakan ternak dikonsumsi mengandung cacing sehingga menyebabkan kerusakan jaringan pada hewan. Jenis cacing seperti nemotoda dan cestoda dapat mengakibatkan penurunan produksi daging sebesar 41,92% akibat kematian ternak. 

Studi ini menggunakan metode kuantitatif dengan menggunakan ekstraksi DNA dari kambing saburai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa parasit Monieziabenedeni ditemukan pada usus kambing berdasarkan hasil PCR dan sekuensi. Pakan ternak seperti rumput yang mengandung tungau dapat menyebabkan infeksi Monieziabenedini. Hal ini karena tungau mengandung cysticercoids infektif. Prevalensi campuran oleh beberapa jenis cacing cukup tinggi pada ternak, hingga  mencapai 90%. Tingginya infeksi cacing nematoda pada usus kambing juga terjadi dikarenakan kambing mengonsumsi rmput pada  padang rumput yang telah terkontaminasi oleh larva infektif cacing.

Tingginya tingkat infestasi cacing dapat diatasi dengan pengendalian dengan cara pemisahahn hewan yang terinfeksi dari ternak sehat yang lain, pemberian vitamin antiviral, dan pemberian pakan khusus yang steril dari mikroorganisme berbahaya serta mudah dicerna oleh metabolisme kambig yang sakit. Padang rumput yang mengandung larva cacing serta rumput yang mengandung tungau bisa menyebabkan infeksi cacing. Hal ini bisa berbahaya bagi pencernaan kambing. Selain itu, penularan juga bisa terjadi pada ternak lain, jika tidak diatasi dengan tanggap, sehingga bisa merugikan peternak. 

Penulis: Dr. Maslichah Mafruchati M.Si.,drh

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:  http://www.sysrevpharm.org/?mno=31084 Systematic Review in Pharmacy 2020 Wolters Kluwer Medknow Publications E- ISSN: 0976-2779

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).