Secara lokal dinamai Jati Belanda yang terdapat dalam ramuan obat tradisional Indonesia sebagai agen penurun berat badan dimana sebelumnya, naskah lama hanya dapat diakses secara eksklusif oleh keluarga kerajaan di daerah Jawa Tengah. Penelitian sebelumnya melaporkan bahwa ekstrak kasar daun jati belanda memiliki aktivitas farmakologis antara lain antidiabetik, antihipertensi, antimikroba, antioksidan, antiulcer, agen antiobesitas dan terindikasi sebagai promotor pertumbuhan rambut. Daun jati belanda dilaporkan mengandung katekin, kaempferol, prosianidin, dan tilirosida. Senyawa ini mendapat perhatian yang besar karena pentingnya bagi kesehatan manusia Obesitas telah menjadi masalah kesehatan yang serius di negara berkembang dan maju yang meningkatkan risiko morbiditas dan mortalitas.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji aktivitas anti adipogenik dan mengidentifikasi senyawa aktif daun jati belanda . Aktivitas anti adipogenik dari senyawa hasil isolasi diuji dengan menggunakan kultur primer preadiposit tikus putih strain Wistar. Isolasi senyawa aktif dilakukan dengan cara sebagai berikut. Serbuk daun jati belanda diekstraksi dengan n-heksana dilanjutkan ekstraksi dengan etanol 70%. Ekstrak dipekatkan dan difraksinasi dengan partisi cair-cair menggunakan pelarut kloroform dan etil asetat. Fraksi etilasetat diisikan ke dalam kromatografi kolom vakum dilanjutkan dengan kromatografi lapis preparatif fase balik untuk mendapatkan isolat murni. Hasil penelitian menunjukan bahwa senyawa terisolasi menghambat proliferasi dan diferensiasi adiposit. Analisis spektroskopi dan spektrometri infra merah menunjukkan struktur molekul tilirosida yang sesuai dengan data yang dilaporkan sebelumnya. Penelitian ini berhasil mengungkapkan klaim tradisional agen anti-obesitas dari daun jati belanda melalui penghambatan proliferasi dan diferensiasi preadiposit.
Penulis : Bambang Prajogo, Sukardiman
Link:
