Penglihatan Terkena Peluru Senapan Angin dan Menggunakan C-Arm

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi benda asing di rongga mata. (Sumber: Alodokter)

Benda Asing Rongga Mata (OFB) merupakan komplikasi yang dapat terjadi pada cidera mata. Masuknya peluru senapan angin (sebagai benda asing) ke dalam  mata yang telah menembus rongga mata dan bersarang di dalamnya, dapat menyebabkan komplikasi parah dan kerusakan mata yang  sering mengakibatkan kebutaan.

Diagnosis adanya benda asing di rongga mata sulit ditentukan, terutama bila ukurannya tipis dan kecil. Keberadaan benda asing dapat diketahui melalui berbagai tes pencitraan. Birmingham Eye Trauma Terminology (BETT) dan Ocular Trauma Classification Group (OTCG) membantu dokter mata mengklasifikasikan cidera mata.  Klasifikasi ini digunakan untuk menentukan penatalaksanan yang tujuan utamanya adalah mempersiapkan rehabilitasi tajam penglihatan pasien. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tajam penglihatan secara fungsional yang diharapkan. Baru-baru ini, salah satu sistem penilaian yang paling berarti adalah nilai prediksi tajam penglihatan akibat cidera mata (OTS).

Nilai prediksi OTS didasarkan pada tajam penglihatan dan adanya lima kondisi mata yang muncul misalnya infeksi bola mata, luka tembus, dan terjadi robekan pada bola mata. Prediksi tajam penglihatan akan memiliki hasil yang lebih baik jika kerusakan awal disebabkan oleh masuknya benda tajam yang hanya terbatas pada bagian depan mata, yang terdiri dari selaput lendir mata, selaput bening mata, bilik mata depan, dan lensa. Nilai prediksi OTS akan digunakan untuk membandingkan tajam penglihatan 60 hari setelah pengambilan benda asing di rongga mata.

Kami berargumentasi bahwa hasil penelitian ini akan memberikan data kepada dokter dan tenaga medis lain untuk membantu mereka memutuskan penatalaksanan terbaik pada pasien benda asing rongga mata karena serpihan peluru angin. Gagasan ini dalam kaitannya dengan penelitian sebelumnya yang mengklaim bahwa tajam penglihatan awal bukanlah faktor prediktif yang paling tepat dan paling baik  untuk  akhir tajam penglihatan

Oleh sebab itu, kami bertujuan untuk mengetahui nilai prediksi tajam penglihatan pasien cidera peluru angin (OTS) di mata secara tepat, karena ancaman terhadap tajam penglihatan sangat tinggi, terkait dengan kebutuhan rawat inap dan harapan produktifitas pasien. Lebih spesifiknya, peneliti bertujuan untuk memberikan data tentang karakteristik pasien yang pernah mengalami cidera serpihan logam pada rongga mata di RSUD DR Soetomo-Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya. Semua serpihan logam di rongga mata diambil menggunakan teknik alat bantu C-Arm.

Riset ini dilakukan pada tiga puluh pasien dengan cidera rongga mata terkena peluru senapan angin yang menjalani pembedahan dengan menggunakan alat bantu C-Arm di RSUD DR Soetomo-Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya. Data dipelajari dan diambil dari data yang sudah ada, termasuk data demografi, jumlah serpihan peluru, temuan pemeriksaan mata lengkap akibat cidera, tajam penglihatan setelah cidera sebelum operasi, tajam penglihatan setelah operasi dan komplikasi mata setelah cidera senapan angin selama 8 tahun dari tahun 2011 hingga 2018.

Hasil analisis pasien terbanyak adalah laki-laki 27 pasien (90%), dengan usia rata-rata 29 tahun. Terbanyak enam belas pasien (53,33%) pada mata kiri. Tajam penglihatan setelah cidera sebelum operasi buta yang tidak bisa melihat cahaya (No Light Perception) sebanyak enam pasien (20%), begitu pula tajam penglihatan lebih dari 20/200. Tindak lanjut dilakukan dua bulan setelah pengambilan serpihan peluru senapan angin di mata. Tidak ada perbedaan yang berarti pada penglihatan sebelum operasi (2,04 ± 1,07), dibandingkan dengan penglihatan setelah  operasi (2,07 ± 1,13) dengan nilai p = 0,937. Selain itu, tidak ada pasien yang mengalami komplikasi akibat pembedahan sehingga tidak  memerlukan pembedahan tambahan, dan juga tidak ada perbedaan yang berarti pada tajam penglihatan sebelum dan sesudah operasi.

Kesimpulan riset ini pada pengambilan peluru senapan angin di rongga mata (OFB) yang dipandu C-Arm tidak mempengaruhi tajam penglihatan pasien, sehingga metode ini aman untuk mengambilan benda asing logam peluru di rongga mata. Nilai prediksi tajam penglihatan akibat cidera mata (OTS) mungkin tidak bisa dipakai pada cidera akibat peluru senapan angin.

Penulis: Hendrian Dwikoloso Soebagjo, Susy Fatmariyanti, dan Bodi Utomo

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat dari tulisan kami:

https://www.jcdr.net/ReadXMLFile.aspx?id=13713

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).