Perangkat Uji Formalin untuk Makanan berbasis Mikrokontroler

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh intisari.grid.id

Artikel ini membahas tentang pembuatan perangkat test kit kandungan formaldehida. Alat yang dibuat dapat mengetahui apakah formalin atau sampel yang diteteskan merupakan reagen, karakteristiknya dapat diolah secara elektronik untuk mengetahui kadar formalin yang terdeteksi pada reagen/test kit. Perancangan dibuat dengan menggunakan mikrokontroler AT89S51. Deteksi kadar formaldehida menggunakan metode pengukuran warna untuk cairan reagen yang terdiri dari nilai R, G, dan B. Pengukuran parameter warna tersebut menggunakan sensor TCS230. Dengan adanya perangkat ini diharapkan dapat memudahkan petugas kesehatan khususnya para analis kesehatan untuk secara otomatis menguji kadar formaldehida dalam makanan dengan tampilan di LCD. Hasil pengujian perangkat, perangkat ini layak digunakan dengan nilai persen kesalahan kurang dari 10%.

Untuk menjaga setiap makanan yang masuk ke dalam tubuh harus diperhatikan terutama jika makanan tersebut mengandung formalin. Penggunaan formalin sebagai pengawet pada makanan sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Oleh karena itu, masyarakat diminta untuk tidak mengonsumsi produk yang berformalin. Produk makanan yang mengandung formalin tidak hanya dijual di pasar tradisional, tetapi pasar serba ada juga tidak menjamin bahwa makanan bebas formalin itu serupa.

Berdasarkan hasil investigasi dan uji laboratorium yang dilakukan di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Jakarta, ditemukan beberapa produk pangan seperti ikan asin, mie basah, dan tahu yang menggunakan formalin sebagai pengawet sedangkan menurut Menteri. Peraturan Kesehatan Nomor 1168/Menkes/PER/X/1999 melarang penggunaan bahan kimia formalin untuk makanan. Dalam International Program on Chemical Safety (IPCS) disebutkan batas toleransi formaldehida yang dapat diterima tubuh dalam bentuk air minum adalah 0,1 mg/liter atau dalam sehari asupan yang diperbolehkan adalah 0,2 mg. Sedangkan formaldehida yang bisa masuk ke dalam tubuh dalam bentuk makanan orang dewasa adalah 1,5 mg hingga 14 mg/hari.

Pembuatan perangkat ini dengan menggunakan metode eksperimental murni yaitu pembuatan elektroliser untuk menguji kemurnian air mencari informasi di laboratorium rumah sakit yang ada. Manakah dari perangkat ini yang akan dioperasikan sesuai prosedur yang telah disiapkan. Perangkat ini menggunakan IC mikrokontroler yang telah diisi program sebagai prosesor.

Kesimpulan yang didapat setelah melaksanakan proses pembuatan dan pengkajian perencanaan literatur, percobaan, pengujian perangkat dan pengumpulan data adalah; pengukuran dan perhitungan, persentase kesalahan untuk 0 formaldehyde adalah 0%; dengan ketidakpastian -0,95 maka persentase kesalahan untuk formaldehyde level 20 adalah 1,18%; dengan ketidakpastian 0, 53 maka persentase kesalahan formalin 60 adalah 0,09%; dengan ketidakpastian 149,22. Dari hasil tersebut perangkat ini dapat dikatakan layak untuk digunakan karena memiliki nilai persen kesalahan kurang dari 10%. Setelah melakukan proses pembuatan dan studi literatur perencanaan, percobaan, pengujian alat dan pengumpulan data, penulis dapat menyimpulkan bahwa dapat dibuat rangkaian Alat Uji Kadar Formalin.

Penulis: Prisma Megantoro, ST. MEng.

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di: https://www.scopus.com/record/display.uri?eid=2-s2.0-85096485080&doi=10.11591%2feecsi.v7.2029&origin=inward&txGid=973ebbfe1a928da3a1f733b253689358

Iswanto, P. Megantoro, and N. M. Raharja, “Development of formalin tester device for food using microcontroller AT89S51,” Int. Conf. Electr. Eng. Comput. Sci. Informatics, vol. 7, no. October, pp. 7–10, 2020, doi: 10.11591/eecsi.v7.2029. https://doi.org/10.11591/eecsi.v7.2029

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).