Pengaruh Kepatuhan Alur Klinis dalam Mengurangi Lama Rawat Inap

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Kompasiana.com

Alur klinis merupakan rencana perawatan dari setiap Profesional Pemberi Asuhan (PPA) yang dirancang untuk meminimalkan keterlambatan perawatan, memaksimalkan kualitas perawatan, dan memaksimalkan hasil klinis. Alur klinis sering dikenal sebagai “Clinical Pathway”, “Care Pathway”, “Clinical Guideline” maupun “Care Map”. Di rumah sakit, alur klinis ditampilkan dalam bentuk formulir yang memuat setiap rencana pelayanan kesehatan dan asuhan dari setiap PPA. PPA Asuhan yang dimaksud antara lain dokter spesialis, dokter umum, perawat, bidan, terapis, ahli gizi yang melakukan pelayanan secara langsung kepada pasien. Setiap PPA menggunakan alur klinis tersebut sebagai acuan bagi mereka dalam memberikan pelayanan. 

Penyusunan alur klinis tersebut melibatkan setiap PPA yang turut memberikan pelayanan. Selain itu, alur klinis disusun berdasarkan panduan praktik klinis yang memuat detail penyakit dan tatalaksana penyakit tersebut. Komite medik rumah sakit berperan aktif dalam penyusunan alur klinis serta melakukan pemantauan atas implementasi alur klinis. Pengetahuan yang terkandung dalam alur klinis selalu diperbaharui pada periode waktu yang telah ditentukan. Alur klinis merupakan panduan bagi dokter dalam menetapkan setiap pemeriksaan diagnostik dan terapi yang perlu diberikan dalam pelayanan pasien. Oleh karena itu, setiap PPA khususnya dokter perlu menerapkan alur klinis dalam pelayanan yang mereka berikan.

Alur klinis memberikan arahan bagi setiap PPA untuk memberikan asuhan yang tepat bagi pasien dan sesuai dengan diagnosis penyakit yang telah ditegakkan. Implementasi alur klinis memiliki dampak langsung pada kualitas layanan kesehatan dan keselamatan pasien. Pemilihan pemeriksaan diagnostik yang tepat dan sesuai dengan alur klinis dapat mempermudah dokter spesialis atau dokter umum dalam menentukan diagnosis penyakit pasien. Semakin cepat dokter spesialis atau dokter umum dalam menentukan diagnosis penyakit, maka semakin awal terapi yang diterima oleh pasien. Hal ini juga dapat berdampak dalam mengurangi lama rawat inap pasien. Selain itu terapi yang tepat juga dapat menekan kejadian komplikasi pada pasien. Dengan berkurangnya kejadian komplikasi, maka lama rawat inap dapat lebih pendek. 

Implementasi alur klinis dapat mengurangi kejadian readmisi, biaya layanan kesehatan dan bahkan meningkatkan kepuasan pasien. Setiap tatalaksana yang diberikan oleh PPA akan tepat sasaran dan memberikan hasil klinis yang optimal bagi pasien. Pasien dapat pulang dari rumah sakit tanpa perlu khawatir akan penyakitnya kambuh kembali. Selain itu dengan implementasi alur klinis, lama rawat inap pasien akan lebih pendek dan berdampak langsung atas biaya yang dikeluarkan oleh pasien menerima perawatan di rumah sakit. Penerapan alur klinis dapat mengurangi kejadian infeksi terkait perawatan kesehatan karena penerapan alur klinis dapat mengurangi lama rawat inap pasien. Pasien merasa puas dan aman karena dokter dapat menjelaskan detail setiap perawatan yang diberikan kepada pasien sebagaimana dinyatakan dalam alur klinis. Oleh karena itu rumah sakit perlu memperhatikan tingkat kepatuhan dari PPA dalam menerapkan alur klinis untuk dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi pelayanan yang diberikan kepada pasien.

Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kepatuhan PPA dalam implementasi alur klinis adalah niat dari PPA khususnya dokter spesialis dalam melakukan pencatatan serta tatalaksana yang sesuai dengan alur klinis. Niat tersebut merupakan faktor yang bersifat personal. Beberapa dokter spesialis atau dokter umum enggan patuh dalam menerapkan alur klinis karena mereka menganggap bahwa alur klinis tidak sesuai dengan pengetahuan yang mereka miliki. Selain itu dokter spesialis atau dokter umum enggan untuk menulis lebih banyak dalam catatan rekam medis dan mereka menganggap bahwa alur klinis tersebut menambah beban mereka dalam menulis. Namun masalah tersebut dapat diatasi dengan memberikan edukasi dan sosialisasi kepada setiap PPA khususnya profesi dokter mengenai pentingnya dan dampak yang didapatkan saat mereka menerapkan alur klinis. Peran dan dukungan baik dari manajemen rumah sakit maupun komite medis rumah sakit dalam meyakinkan setiap PPA untuk menggunakan alur klinis sangatlah diperlukan.

Dukungan dari PPA yang lain seperti perawat juga diperlukan untuk meningkatkan kepatuhan implementasi alur klinis dari PPA khususnya dokter spesialis atau dokter umum. Kolaborasi antara perawat dengan dokter spesialis maupun dokter umum terbukti dapat meningkatkan tingkat kepatuhan profesi dokter dalam menerapkan alur klinis. Perawat dapat selalu mengingatkan Dokter Spesialis pada saat Dokter Spesialis berkunjung ke pasien. Dengan demikian, dokter terbiasa melakukan pengisian alur klinis maupun selalu memastikan apakah tatalaksana yang diberikan telah sesuai dengan alur klinis hang berlakj. Oleh karena itu salah satu usaha yang dapat dilakukan oleh manajemen rumah sakit dalam meningkatkan kepatuhan Dokter Spesialis dalam implementasi alur klinis adalah meningkatkan kolaborasi antara perawat dengan Dokter Spesialis.

Penulis: Michael Siswanto dan Inge Dhamanti

Link jurnal terkait tulisan di atas: https://jummec.um.edu.my/article/view/25845

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).