Tiga Mahasiswa FKH UNAIR Banyuwangi Teliti Potensi Asam Humat sebagai Antialergi

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Struktur ovalbumin (OVA). (Sumber: Protein Data Bank)

UNAIR NEWS – Alergi merupakan suatu keadaan yang disebabkan oleh reaksi imunologik spesifik yang ditimbulkan oleh alergen . Alergi yang terjadi pada organ pernapasan manusia dapat bermanifestasi menjadi rinitis alergi dan asma. Prevalensi rinitis alergi di Indonesia cukup tinggi (Balitbangkes, 2007) sedangkan prevalensi asma di Indonesia meningkat setiap tahunnya (Balitbangkes, 2013). Oleh karena itu, tiga mahasiswi Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) PSDKU UNAIR di Banyuwangi mencoba meneliti potensi asam humat sebagai antialergi. Program penelitian ini berhasil didanai oleh Kementian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2020.

Tim yang terdiri atas Genoveva Callista Harelas (FKH 2017), Siti Abidah Alfirdausy (FKH 2017), Anneisya Surya Anjani (FKH 2018) dibawah bimbingan dosen Faisal Fikri (Departemen Farmasi Veteriner) berhasil membuktikan bahwan pengobatan alergi menggunakan asam humat sangat menjanjikan, sehingga penelitian ini diperlukan dengan tujuan mengetahui potensi pemanfaatan asam humat sebagai antialergi pada Rattus norvegicus yang diinduksi ovalbumin. 

Saat diwawancarai oleh tim UNAIR NEWS pada Selasa (1/12), Genoveva menyebut Prevalensi alergi terus meningkat dan mencapai 30-40% populasi dunia menurut World Allergy Organization (WAO) pada tahun 2011. Alergi, lanjutnya,  merupakan penyebab utama keenam dari penyakit kronis yang menyerang sekitar 17% populasi di Amerika Serikat. 

“Alergi dapat diinduksi dengan pemberian ovalbumin, yaitu suatu protein yang berasal dari putih telur ayam dan dapat berperan dalam merangsang respon alergi. Penelitian menggunakan mencit sebagai model alergi dengan paparan kronik menunjukan pemberian ovalbumin dan Al(OH)3 secara intraperitoneal yang dilanjutkan paparan ulangan dengan cara inhalasi memberikan hasil peningkatan kadar IgE serum, ekspresi reseptor IL-4, infiltrasi sel radang dan eosinofil, serta penebalan epitel, hiperplasia sel goblet, dan penebalan otot polos pada dinding saluran pernapasan,” papar Genoveva.

Lebih lanjut, Genoveva menjelaskan penelitian telah dilakukan dan luaran telah dibuat dengan hasil yang menunjukkan asam humat berpotensi sebagai antialergi dengan menghambat ekspresi molekul ICAM-1, VCAM-1 dan E-selektin yang merupakan mediator dalam mekanisme terjadinya alergi, selain itu asam humat merupakan stimulan imun humoral yang kuat dimana respon imun humoral berperan dalam mekanisme terjadinya alergi. 

“Hasil penelitian ini berpotensi untuk dijadikan sebagai artikel ilmiah yang dipublikasikan. Penelitian ini juga dapat bermanfaat sebagai informasi, pengetahuan, serta bahan penelitian baru yang dapat digunakan oleh para peneliti. Tahapan yang akan kami lakukan selanjutnya melakukan publikasi artikel ilmiah pada jurnal nasional dan internasional yang terakreditasi,” pungkasnya.

Penulis: Muhammad Suryadiningrat

Editor: Nuri Hermawan

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).