Intervensi Gizi untuk Remaja Hamil

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh internasional.kompas.com

Kehamilan remaja merupakan risiko tinggi untuk outcome kelahiran yang tidak diinginkan seperti berat bayi lahir rendah (BBLR), kelahiran prematur, anemia, dan kematian ibu dan bayi, dan berat badan berlebih setelah melahirkan. Ibu hamil remaja menjadi kontributor utama  terhadap kematian ibu dan bayi di dunia.

Remaja seringkali memasuki masa kehamilan dengan kurang terencana sehingga memiliki cadangan gizi yang tidak cukup dan kehamilan membuat adanya kompetisi kebutuhan energi dan zat gizi antara fetus dan ibu. Oleh karena itu kebutuhan gizi remaja hamil lebih tinggi dibandingkan remaja yang tidak hamil. Banyak penelitian yang memperlihatkan bahwa diet dari makanan tidak dapat memenuhi kecukupan gizi yang dianjurkan baik zat gizi makro maupun zat gizi mikro sehingga intervensi gizi menjadi hal yang penting untuk dilakukan.

Sistematik review yang dilakukan oleh Diana dan Rachmah menunjukkan bahwa edukasi gizi dan kesehatan efektif selama 6-18 minggu dapat meningkatkan pengetahuannya. Akan tetapi adanya peningkatan pengetahuan gizi dan kesehatan ini tidak serta merta meningkatkan perilaku gizi dan kesehatannya. Kondisi ini menjadi salah satu tantangan untuk menjabarkan pengetahuan yang dimiliki menjadi perilaku yang dilakukan sehari-hari oleh remaja hamil. Studi ini juga mendukung dilakukannya pemeriksaan kehamilan secara rutin dan pemberian edukasi di fasilitas kesehatan karena lebih berdampak terhadap penurunan BBLR, kelahiran prematur, dan small gestational age, dan jarak kehamilan.

Intervensi berupa suplementasi gizi dapat meningkatkan status gizi remaja hamil. Suplementasi berupa suplemen kalsium, vitamin D, seng, asam folat, suplemen gizi berbasis lemak atau bubuk multimikronutrien berhasil meningkatkan serum 25(OH)D, kalsium, feritin, hemoglobin, dan asam folat dalam darah. Selain itu, pemberian suplemen ini juga dapat menurunkan kejadian BBLR dan kelahiran prematur.

Kedua jenis intervensi yang telah disebutkan tersebut masih memberikan hasil yang beragam untuk outcome kelahiran seperti berat bayi, panjang badan bayi, lingkar kepala bayi, massa tulang, dan skor Apgar. Penelitian kedepan masih terbuka lebar untuk mengetahui pengaruh intervensi gizi terhadap outcome kelahiran tersebut.

Diana dan Rachmah menjelaskan bahwa sistematik review yang telah dilakukan masih memiliki keterbatasan seperti masih sedikitnya studi dengan desain randomized controlled trial, instrumen yang belum tervalidasi, jumlah sampel yang sedikit, dan intervensi di masyarakat. Oleh karena itu perlu adanya kehati-hatian dalam menginterpretasikan hasil review ini. Selain itu, sebagian besar penelitian dilakukan di Amerika, terutama penerima program Women Infant Child dan hanya sedikit data dari luar Amerika. 

Penelitian yang dilakukan dengan desain double blind RCT, jumlah sampel yang besar, dilakukan di setting masyarakat dan di luar Ameerika masih perlu dilakukan. Selain itu, peluang penelitian dengan intervensi multivitamin dan mikronutrien pada remaja hamil untuk melihat dampaknya terhadap gizi remaja hamil dan outcome kelahiran, serta intervensi pemberian diet tertentu terhadap outcome kelahiran masih terbuka lebar untuk dikembangkan.

Penulis: Rian Diana, M.Si.

Informasi detail dari artikel ini dapat diakses pada laman berikut: https://www.emerald.com/insight/content/doi/10.1108/NFS-03-2020-0096/full/html?skipTracking=true

Diana, R. and Rachmah, Q. (2020), “Nutrition intervention of pregnant adolescents: a systematic review”, Nutrition & Food Science, Vol. ahead-of-print No. ahead-of-print. https://doi.org/10.1108/NFS-03-2020-0096.

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).