Webinar FKG Bahas Kedokteran Gigi pada Anak dengan Down Syndrome

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Materi Penanganan Kegawatdaruratan Kedokteran Gigi untuk Anak dengan Down Syndrome oleh drg Pramitasari. (Dok. FKG UNAIR)

UNAIR NEWS – Di era pandemi COVID-19, perawatan kedokteran gigi termasuk salah satu perawatan kesehatan yang terdampak, karena dianggap memiliki risiko paparan yang tinggi terhadap aerosol dan penyebaran virus. Hal ini menyebabkan banyak orang tua ragu membawa anaknya, terutama anak dengan Down syndrome, untuk berkunjung ke dokter gigi karena risiko paparan yang besar.

Untuk itu, dibutuhkan suatu edukasi mengenai tindakan penanganan awal yang dapat dilakukan orang tua di rumah saat terjadi kondisi gawat darurat kedokteran gigi pada anak dengan down syndrome.

Pada tanggal 15 Agustus 2020, Departemen Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat dan Departemen Ilmu Kedokteran Gigi Anak, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Airlangga berkolaborasi dengan POTADS (Persatuan Orang Tua Anak dengan Down Syndrome) mengadakan suatu Webinar mengenai penanganan pertama kegawatdaruratan kedokteran gigi untuk anak dengan down syndrome menggunakan media Zoom Meeting. Tujuan dilaksanakannya webinar tersebut adalah supaya orang tua dapat melakukan penanganan pertama pada anaknya yang mengalami kondisi gawat darurat kedokteran gigi dan tidak panik.

Acara dibuka dengan materi mengenai Kesehatan Gigi Anak Down Syndrome yang dibawakan oleh Tania Saskianti, drg., Sp.KGA., Ph.D, salah satu staff Departemen Ilmu Kedokteran Gigi Anak (IKGA) FKG UNAIR. Materi kedua dibawakan oleh Pramitasari, drg., Sp.KGA, dokter gigi spesialis anak.

Materi kesehatan gigi anak dengan down syndrome oleh drg Tania. (Dok. FKG UNAIR)

Webinar ini diikuti oleh 271 peserta yang berasal dari seluruh Indonesia. Mulai dari Pulau Sumatera, hingga Timika, Papua. Antusiasme yang besar ini menunjukkan betapa minimnya informasi mengenai penanganan kegawatdaruratan kedokteran gigi untuk anak dengan down syndrome yang bisa dilakukan oleh orang tua di rumah. Apalagi di masa pandemi seperti sekarang ini.

Penanganan utama ini bertujuan untuk mempertahankan kondisi gigi anak agar bisa diselamatkan. Sebab, apabila yang terkena dampak adalah gigi permanen, maka tidak akan ada gigi penggantinya lagi. Harapannya, orang tua dapat melakukan penanganan pertama di rumah kemudian baru membawa anak ke dokter gigi keluarga atau dokter gigi spesialis anak.

Webinar edukasi online ini juga mengingatkan kita bahwa anak dengan down syndrome juga memiliki kesehatan gigi dan mulut yang penting untuk dijaga. Apalagi dengan keadaan spesial, penanganannya justru harus lebih spesifik. Perawatan gigi untuk anak berkebutuhan khusus atau down syndrome dapat dilakukan di dokter gigi spesialis anak.

Penulis: Aulia Ramadhani, drg

Editor: Binti Q. Masruroh

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).