100 Peneliti UNAIR Siap Jalani Mentoring Bersama Reviewer Jurnal Tingkat Dunia

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

UNAIR NEWS – Universitas Airlangga bersama Clarivate Analytics segera melangsungkan kerja sama pada bidang penelitian. Kerja sama itu bertajuk Publons Academy, A Collaborative Training Academy for Researchers. Pada Selasa (3/11/2020) kemarin, Lembaga Inovasi, Pengembangan Jurnal, Penerbitan, dan Hak Kekayaan Intelektual (LIPPJHKI) Universitas Airlangga telah menggelar sosialisasi terkait hal itu.

Prof. H. Hery Purnobasuki, Drs., M.Si., Ph.D, selaku ketua LIPPJHKI mengatakan, program kerja sama itu berupa mentoring bersama para reviewer jurnal tingkat dunia. Dengan kata lain, Publons Academy akan menghubungkan peneliti dengan mentor-mentor kelas dunia. “Kerjasama kali ini terkait peningkatan skill dan kapasitas peneliti kita. Selain itu juga keterbacaan di tingkat dunia, terutama dr sisi publikasinya,” tuturnya kepada tim redaksi.

Menurut Prof Hery, banyak bibit unggul di Universitas Airlangga. Selain itu, jumlah publikasi Universitas Airlangga setiap tahun sangat tinggi. Rata-rata terdapat lebih dari 2.000 publikasi per tahun.

Namun keterbacaan publikasi masih cukup rendah. Sehingga, lanjut Prof Hery, sitasi perlu ditingkatkan. “Kita perlu belajar aspek keterbacaan tidak hanya di lingkup nasional, tetapi juga tingkat dunia. Sehingga peneliti dapat memposisikan apa yang sedang tren dan apa yang akan diteliti,” imbuh Prof Hery.

Publons Academy menjadi salah satu upaya dalam meningkatkan kinerja Universitas Airlangga di ranah internasional. Serta tentu tidak lepas dari target UNAIR menuju 300 WCU. “Jika peneliti-peneliti kita handal, maka dampaknya untuk universitas pasti luar biasa,” tandas Dosen Biologi Fakultas Sains dan Teknologi (FST) itu.

Prof Hery menuturkan bahwa program tersebut segera dilaksanakan Januari mendatang.  Seluruh rangkaian pelatihan dilakukan secara daring.

Sebanyak 100 peneliti dari seluruh fakultas di Universitas Airlangga telah disaring untuk mengikuti program itu. Peserta akan menjalani masa pelatihan selama 3 hingga 4 bulan. Bahkan, ungkapnya, masing-masing peneliti dapat melibatkan minimal 5 mahasiswa jenjang S3 atau S2 sebagai pendamping pada kursus itu.  

Sementara itu, peserta Publons Academy akan mendapatkan sertifikat setelah lulus. Prof Hery berharap, ilmu yang didapat peserta dari program tersebut dapat dibagikan kepada rekan peneliti di fakultas. “Maunya seluruh peneliti di UNAIR akan kita latih, tapi itu tidak efektif. Jadi kami pilah 100 peneliti dulu dari seluruh fakultas yang memiliki hak indeks tinggi di Scopus. Selanjutnya akan ada gelombang baru bagi peneliti-peneliti lain,” pungkasnya. (*)

Penulis: Erika Eight Novanty

Editor: Khefti Al Mawalia

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).