Aktivitas Antivirus Senyawa Morin Terhadap Virus Dengue Serotipe 1

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Harapan Rakyat Online

Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus dengue. Pada demam berdarah akut, Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Dengue Shock Syndrome (DSS) yang dapat menyebabkan perdarahan lambung, perdarahan dan gangguan sirkulasi. Jika keadaan ekstrim ini tidak ditangani dengan baik akan menimbulkan kasus yang mematikan. Lebih dari 2,5 miliar orang saat ini berada dalam bahaya penyakit DENV, dengan 100 juta orang dinilai terkontaminasi DENV setiap tahun. Salah satu ciri seseorang terinfeksi virus adalah penurunan trombosit. 

Pada penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa jambu biji dapat meningkatkan jumlah trombosit DBD karena mengandung kelompok tanin dan flavonoid sebagai anti bakteri. Beberapa flavonoid dalam jambu biji antara lain morin, quercetin, dan guajavarin. Morin dengan struktur kimia yaitu 2-(2,4-dihidroksifenil)-3,5,7-trihidroksikromen-4-on adalah turunan dari flavon yang ditemukan di beberapa family Moracear. Morin memiliki berbagai aktivitas biologis, seperti antioksidan, antiinflamasi, dan antivirus untuk herpesvirus-1. Morin adalah senyawa polifenol yang dipelajari secara ekstensif dalam aktivitas farmakologisnya untuk mengobati masalah kesehatan manusia, dengan sedikit efek samping. Morin dilaporkan memiliki aktivitas anti-CDV (virus distemper anjing) pada waktu 0 jam, IC50 34,02 µg/ml dan CC50 195,90 µg/ml. Sehingga pada penelitian kami dilakukan pengujian aktivitas senyawa morin terhadap virus dengue serotipe 1 isolat Surabaya dengan sel Vero sebagai inang.

Aktivitas penghambatan senyawa morin terhadap virus dengue serotipe 1 isolat Surabaya pada sel Vero sebesar 9,42 μg/ml, sedangkan untuk memastikan bahwa morin tidak berbahaya bagi sel maka pada penelitian ini juga diperoleh nilai sitotoksisitas terhadap sel vero adalah 12,46 μg/ml. Kajian bahan organik anti dengue juga telah dilakukan sebelumnya, hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak dari Psidium guajava (Jambu biji), Euphorbia hirta (Patikan kerbau), Piper betel L. (Sirih), Carica papaya (Pepaya), Curcuma longa L. (Kunyit), Phyllanthus niruri L. (Meniran), Andrographis paniculata (Sambiloto), dan Cymbopogon citratus (serai) dilaporkkan memiliki aktivitas in vitro berdasarkan tiga kriteria yaitu viabilitas sel >50%, IC50 ≤25 μg/ml dan indeks selektivitas >3,15-17. 

Mekanisme morin bekerja sebagai efek anti-DENV belum diketahui. Mekanisme yang mungkin dari aktivitas anti-DENV intraseluler adalah dengan ikatan morin terhadap RNA virus, interaksi dengan protein struktural dan non-struktural DENV, dan juga aktivitas profilaksis morin terhadap replikasi DENV adalah tentang agregasi senyawa di dalam sel selama treatmen. 

Penulis: Teguh Hari Sucipto, Harsasi Setyawati, dkk

Artikel selengkapnya dapat dilihat pada link berikut: http://www.sysrevpharm.org//fulltext/196-1603545796.pdf?1604368661

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).