Peran Mutasi Gen TP53 terhadap Keparahan Kanker Rongga Mulut

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

Kanker rongga mulut adalah keganasan yang terjadi pada rongga mulut seperti pada lidah, gusi, pipi bagian dalam, maupun langit-langit rongga mulut. Dengan insidensi sebanyak 354,864 kasus baru dan 177,384 kematian setiap tahunnya, penyakit ini merupakan salah satu keganasan dengan tingkat kesembuhan yang rendah, 5 year survival rate yang kurang dari 60%. Selama kurang lebih 30 tahun, kemajuan teknologi di bidang kesehatan terus berkembang terutama untuk terapi kanker, tetapi tidak ada perubahan yang signifikan pada tingkat kesembuhan tersebut.

Terapi kanker yang umum dilakukan adalah pembedahan yang dapat dilanjutkan dengan terapi tambahan, yaitu berupa kemoterapi maupun kemoradioterapi. Selama ini perawatan kanker ditentukan berdasar tingkat keparahan secara klinis dan histopatologis serta lokasi dari kanker. Namun, banyak kasus yang melaporkan dengan tingkat keparahan yang sama, didapat hasil perawatan yang berbeda, yang salah satunya diakibatkan adanya resistensi pada kemoterapi pada kasus tertentu.

Hal tersebut menimbulkan pertanyaan bagaimana cara agar tidak didapatkan perbedaan hasil pemeriksaan dan salah satu solusi yang ditawarkan adalah dengan melakukan pemeriksaan lain yang lebih adekuat untuk dijadikan dasar penentuan perawatan. Salah satu yang banyak diteliti adalah mutasi pada gen TP53.

Gen TP53 merupakan gen pengkode protein p53 yang berperan untuk mencegah sel yang mengalami kerusakan berkembang menjadi kanker. Apabila terjadi mutasi pada gen TP53, fungsi pencegahan terbentuknya kanker tidak akan dapat berjalan karena protein yang dibentuk tidak dapat berfungsi normal.

TP53 yang mengalami mutasi akan menghasilkan protein p53 termutasi dimana protein tersebut tidak akan dapat menghambat siklus sel melalui aktivasi gen pembentuk protein p21, kehilangan kemampuan untuk mengarahkan sel yang rusak agar melakukan apoptosis, smendapatkan kemampuan baru yang memicu keganasan dari kanker sehingga memperparah klinis dari kanker tersebut, serta merusak protein p53 normal hingga tidak dapat berfungsi semestinya. Yang menarik, pada beberapa penelitian terakhir ditemukan bahwa bila terjadi mutasi gen TP53 dapat menimbulkan resistensi dari kanker rongga mulut terhadap kemoterapi berbasis cisplatin.

Selain itu, beberapa penelitian lain menunjukkan bahwa mutasi TP53 dapat menyebabkan kanker menjadi lebih ganas dan lebih parah bila dibandingkan dengan kanker tanpa mutasi TP53. Berdasar hal tersebut, mutasi TP53 dapat menjadi salah satu kandidat pemeriksaan yang adekuat untuk menentukan keparahan rongga mulut, terapi yang adekuat, serta prognosis pada kanker rongga mulut. (*)

Penulis: Astari Puteri, drg.


Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

DOI : 10.35124/bca.2020.20.S1.2857

Puteri, A.Prabowo, G.I.Handajani, R. (2020). TP53 mutation: Its role in oral squamous cell carcinoma progression. Biochem. Cell. Arch. Vol. 20, Supplement 1, pp. 2857-2863.

http://www.connectjournals.com/toc2.php?abstract=3181300H_2857A.pdf&&bookmark=CJ-033216&&issue_id=Supp-01%20&&yaer=2020

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).