Angular Cheilitis pada Penderita Diabetes Mellitus dan Kadar A1c

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
KoalaHero.com

Diabetes mellitus adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan peningkatan kadar gula darah. Kondisi ini terjadi akibat kerusakan sel-sel pankreas atau gangguan produksi hormon insulin oleh pankreas. Kondisi hiperglikemia dapat diperiksa secara akurat melalui kadar A1c, yaitu pemeriksaan glukosa darah yang terikat pada hemoglobin dan bersirkulasi dengan sel darah merah sepanjang usia hidupnya. A1c menunjukkan kadar gula darah 2-3 bulan terakhir, dengan kadar >6,5% pada pasien dengan DM.

Terdapat beragam komplikasi diabetes melitus di rongga mulut, salah satunya adalah angular cheilitis atau luka pada sudut bibir. Luka pada sudut bibir berkaitan dengan infeksi antarajamur Candida albicans danbakteri Staphylococcus aureus. Infeksi jamur Candida albicans meningkat pada pasien dengan diabetes mellitus karena peningkatan kadar gula baik dalam darah dan saliva. Karena luka sudut bibir muncul diluar rongga mulut, kondisiini dapat berfungsi sebagai tanda klinis pasien dengan diabetes mellitus.

Pada kondisi peningkatan gula darah yang kronis, terjadi akumulasi AGEs (Advanced Glycation End-products) yang berkaitan dengan kondisi penyempitan pembuluh darah dan kelainan saraf. Keduanya berpengaruh pada gangguan transpor nutrisi, oksigen, dan sisa metabolisme sehingga kekebalan jaringan menurun, yang kemudian menyebabkan infeksi dan keradangan mudah terjadi. AGEs juga berkaitan dengan rendahnya elastisitas kolagen dan penurunan kemampuan perbaikan sel. Oleh karena itu, permukaan rongga  mulut pada pasien DM menjadi lebih kaku dan mudah rusak yang berlanjut dengan pembentukan luka-luka kecil berupa celah retakan pada sudut bibir. Adanya retakan ini menjadi lokasi penumpukan atau koloni jamur Candida albicans dan bakteri Streptococcus aureus yang menyebabkan timbulnya angular cheilitis.

Hasil penelitian pada pasien dengan diabetes mellitus pada Rumah Sakit Haji pada Tahun 2017 oleh tim dari Departemen Ilmu Penyakit Mulut, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga, menunjukkan angular cheilits ditemukan pada 7 dari 41 pasien dengan diabetes melitus yang tidak terkontrol dengan kadar A1c >8%. Pada pasien dengan diabetes melitus, kadar A1c sebesar 4 – 5.9% diklasifikasikan sebagai diabetes melitus terkontrol, 6-8% menunjukkan diabetes melitus terkontrol sedang, dan A1c >8% menunjukkan diabetes melitus tidak terkontrol. Penelitian ini menunjukkan bahwaangular cheilitis berkaitan dengan kadar A1c yang tinggi pada pasien dengan diabetes melitus.

Semakin lama pasien menderitadiabetes melitus, maka semakin tinggi kemungkinan terjadinya luka pada rongga mulut. Penelitian ini menggambarkan pasien dengan angular cheilitis telah menderita diabetes melitus lebih dari 15 tahun dengan kelompok usia terbanyak 61-65 tahun. Usia lanjut dapat dikaitkan dengan proses penuaan yang menyebabkan kerusakan sel dan jaringan, sehingga elastisitas jaringan menurun, lebih rapuh dan lebih mudah terluka. Oleh karena itu, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi dan indikator pencegahan serta upaya perawatan rongga mulut pada penderita diabetes melitus terutama pasien dengan usia lanjut.

Penulis: Nurina Febriyanti Ayuningtyas, drg., M.Kes., Ph.D., SpPM

Informasi detail dapatdilihat pada tulisan kami di: N.F.Ayuningtyas, D.S. Ernawati, B.Soebadi, F.Y.Mahdani, P.Hadi, R.A. Indahsaridan H.Susanto. Prevalence Of Angular Cheilitis In Diabetes Mellitus Patient Based On A1c Level At Hajj Hospital Surabaya 2017. Biochem. Cell. Arch. 2020; 20(Supp 1): 2837-2843.

http://www.connectjournals.com/toc2.php?abstract=3181000H_2837A.pdf&&bookmark=CJ-033216&&issue_id=Supp-01%20&&yaer=2020

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).