Fakultas Farmasi Ajak Warga Pesisir Surabaya Waspadai Kanker Melalui Pengmas

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
POTRET kegiatan pengmas yang dilakukan oleh Departemen Klinik Fakutlas Farmasi Universitas Airlangga di Kenjeran, Surabaya Rabu (7/10/2020) kemarin. (Foto : istimewa)

UNAIR NEWS – Kanker merupakan penyakit kronis dengan tingkat kematian kedua terbanyak di dunia. Beberapa waktu terakhir, angka kejadian kanker meningkat tajam di Indonesia.

Mengetahui hal itu, sejumlah dosen Fakultas Farmasi Universitas Airlangga berupaya melakukan tindakan pencegahan dengan sosialisasi pola hidup sehat. Aksi sosial tersebut dilaksanakan di RW II Kejawan Lor, Kenjeran, Surabaya pada Rabu (7/10/2020) kemarin.

Dinda Monika Nusantara Ratri, S.Farm., M.Farm.Klin., sebagai Koordinator Humas mengatakan, edukasi terkait penyakit kanker belum diberikan secara luas dan merata pada masyarakat. Fakta tersebut didapat dari hasil studi yang dilakukan oleh tim pelaksana.

“Dari studi yang telah dilakukan di Kenjeran, tidak banyak warga yang melakukan pemeriksaan mandiri untuk mencegah penyakit kanker,” kata dosen Departemen Farmasi Klinik Fakultas Farmasi UNAIR itu.

Dinda, akrabnya disapa, menuturkan bahwa terdapat dua materi yang disampaikan. Materi pertama, berjudul Waspada Penyakit Kanker, dibawakan oleh Dinda sendiri. Dalam sesi itu, Dinda juga sempat memberikan pelatihan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI).

Selanjutnya, warga diberi penyuluhan terkait upaya pencegahan perkembangan penyakit kanker melalui penerapan hidup sehat. Materi itu dipaparkan oleh Dra. Toetik Aryani, M.Si. selaku dosen Departemen Farmasi Klinik Fakultas Farmasi UNAIR sekaligus Apoteker Instalasi CSSD RSUA. Dalam kesempatan itu, Toetik Aryani memberikan contoh pola hidup sehat yang bisa diterapkan oleh masyarakat.

Menurut Dinda, materi yang dijelaskan sangat penting bagi masyarakat. “Ini penting, apabila nanti ada keluhan awal penyakit kanker, masyarakat dapat segera melakukan pemeriksaan. Tanpa harus menunggu progresifitas penyakit tersebut mencapai tahap akhir,” ungkap Dinda yang juga apoteker di Instalasi Farmasi RSUA itu.

Meski pandemi, panitia menerapkan prosedur kesehatan yang super ketat. Estimasi waktu kegiatan ditekan seminimal mungkin.

Sebelum mulai, warga diwajibkan cuci tangan, pakai masker, cek suhu, dan tetap jaga jarak. Jumlah peserta terbatas. Kegiatan juga dilaksanakan di ruang terbuka.

Selain meningkatkan pengetahuan warga terhadap penyakit kanker, kegiatan itu adalah wujud dukungan program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) yang dicanangkan pemerintah. “Ini adalah agenda tahunan dengan topik yang berbeda dari tahun sebelumnya, menyesuaikan kondisi masyarakat sekitar,” ujarnya.

Sebagai Apoteker Indonesia, Dinda berharap masyarakat dapat menerapkan pola hidup sehat. Sehingga tingkat kesehatan masyarakat tinggi agar pencegahan terhadap penyakit serius dapat dilakukan.

“Kegiatan edukasi, sosialisasi, penyuluhan, atau pelatihan tentang pencegahan penyakit harus lebih booming, agarhasil yang didapatkan lebih massive. Hal tersebut tentu perlu mendapat dukungan dari beberapa pihak serta kolaborasi dari tenaga kesehatan Indonesia, donatur, dan sukarelawan,” tandasnya. (*)

Penulis: Erika Eight Novanty

Editor: Binti Q. Masruroh

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).