Deteksi Tipe Baru dari Bakteri Escherichia Coli pada Pasien Anak Secara Molekuler

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Piogama.ugm.ac.id

Diare adalah penyebab umum kematian di negara berkembang dan penyebab kedua kematian pada bayi di seluruh dunia. Beberapa penyebab penyakit diare menular adalah virus, bakteri dan parasit. Pada anak-anak, bakteri merupakan penyebab sekitar 15% dari kasus, dengan jenis yang paling umum adalah Escherechia coli. Kebanyakan strain E. coli tidak berbahaya, tetapi beberapa serotipe patogen dapat menyebabkan keracunan makanan serius pada manusia dan menyebabkan diare.

E. coli yang menyebabkan diare sangat banyak ditemukan diseluruh dunia. E. coli ini diklasifikasikan berdasarkan karakteristik sifat virulensinya, dan masing-masing kelompok menyebabkan penyakit melalui mekanisme yang berbeda. Patogenetik E.coli diklasifikasikan dalam lima virotipe yaitu (1) E. coli Enterotoksigenik (ETEC) menghasilkan eksotoksin yang tidak tahan panas (LT) dan enterotoksin yang tahan panas (ST). (2) E. coli Enteropatogenik (EPEC) melekat pada sel-sel epitel dengan baik sekali, mengeluarkan perlekatan atau penghilangan luka serta mengganggu tetapi tidak mengeluarkan toksin. (3) E. coli Enterohemoragik (EHEC) menghasilkan toksin shiga/verotoksin, dinamakan berdasarkan efek sitotoksiknya terhadap sel vero, suatu ginjal monyet Afrika. (4) E. coli Enteroagregatif (EAEC) ditandai oleh pola perlekatannya yang khas pada manusia dan menghasilkan toksin mirip ST dan hemolisin. (5) E. coli Enteroinvasif (EIEC) tidak menfermentasi laktosa dan menghasilkan penyakit dengan menginvasi sel epitel mukosa usus.

Penelitian awal terhadap analisis genetik menunjukkan, strain bakteri ini merupakan bentuk mutan dari dua bakteri E coli, enteroaggregative E coli (EAEC) dan enterohemorrhagic E coli (EHEC) yang dinamakan E coli Enteroagregatif Hemoragik (EAHEC). Apabila kedua bakteri ini bergabung, akan berbahaya bagi manusia.Salah satu bakteri akan mengambil zat toksik dari bakteri lain dan menghasilkan racun yang lebih berbahaya karena menyebabkan diare berat, bahkan merusak jaringan, termasuk ginjal.Kasus wabah E coli ini telah menyebabkan gagal ginjal yang langka dan mengancam   jiwa. Sebenarnya infeksi E coli yang normal juga mengancam jiwa, tetapi pada umumnya hanya pada kelompok bayi dan anak-anak serta orang yang daya tahan tubuhnya rendah.

Sejauh ini ada beberapa metode untuk menentukan adanya E. coli dari sampel feses dan membedakannya dari bakteri enteropatogenik lain serta dari strain E. coli yang lain, seperti uji serologis. Namun, metode tersebut memiliki kelemahan dan keterbatasan , seperti kurang spesifik karena akan terjadi reaksi silang dengan antibodi dari bakteri lain. Sedangkan setiap strain E. coli memiliki gen tertentu yang spesifik yang membedakannya dengan strain bakteri yang lain. Metode molekuler dengan cara amplifikasi DNA bakteri seperti PCR dapat mendeteksi secara tepat gen spesifik tersebut, sehingga dapat digunakan untuk melakukan deteksi molekuler suatu strain E.coli

Dengan penelitian ini dapat diketahui angka kejadian diare pada anak usia balita di RSUD Dr. Soetomo Surabaya yang disebabkan oleh E. coli Enteroagregatif Hemoragik (EAHEC) yang merupakan strain E. coli  baru yang sangat mematikan karena menghasilkan toksin yang lebih berbahaya sehingga dapat direncanakan antisipasi untuk mengatasi kasus tersebut. Bagi pengembangan laboratorium untuk menentukan primer yang lebih sensitif untuk mendeteksi bakteri E. coli Enteroagregatif Hemoragik (EAHEC).

Dalam penelitian ini sampelnya adalah 40 sampel feses semua anak balita (umur 1-5 tahun) yang dirawat di RSUD Dr. Soetomo Surabaya yang mengalami diare dalam periode 2015. Pengambilan sampel dilakukan oleh tenaga medis RSUD Soetomo Surabaya menggunakan rectal tube dan tabung kontainer steril. Seluruh sampel feses dikoleksi di dalam kontainer streril dan segera dilakukan kultur dalam waktu kurang dari 2 jam setelah pengambilan sampel. Kemudian dilakukan PCR untuk mendeteksi molekulernya. Kriteria eksklusif sampel yaitu pasien yang belum minum antibiotik, supaya bakteri penyebab diare masih terdapat pada feses sehingga dapat dideteksi dan diketahui bakteri penyebab diare.

Berdasarkan hasil penelitian diatas maka dapat disimpulkan bahwa bakteri E. coli Enteroagregatif Hemoragik (EAHEC) sebagai salah satu penyebab diare pada anak usia balita di RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Terdapat 7,5% penyebab diare oleh bakteri E. Coli Enteroagregatif Hemoragik (EAHEC) pada anak usia balita di RSUD Dr. Soetomo Surabaya.

Dengan ditemukannya bakteri E. coli strain baru yaitu E. coli Enteroagregatif Hemoragik (EAHEC) maka dapat dijadikan acuan bagi tenaga medis dan pihak terkait untuk melakukan penanganan lebih spesifik agar tidak terjadi penyebaran wabah diare yang disebabkan oleh bakteri E. coli Enteroagregatif Hemoragik (EAHEC). Diharapkan pada penelitian selanjutnya agar dilanjutkan uji sekuensing untuk mengetahui pohon filogenetik dari bakteri E. coli Enteroagregatif Hemoragik (EAHEC) serta studi lebih lanjut tentang pengembangan design primer yang  lebih spesifik untuk mendeteksi bakteri E. coli Enteroagregatif Hemoragik (EAHEC) secara molekuler.

Penulis: Dr. Dadik Raharjo dan Wahyu Setyarini
Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di: https://www.pagepress.org/journals/index.php/idr/article/view/8745

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).