Pakar UNAIR Sebut Stigma Sosial Jadi Musuh Besar dalam Penanggulangan Covid-19

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

UNAIR NEWS – Seseorang yang terkonfirmasi positif Covid-19 seringkali mendapatkan stigma dari masyarakat. Secara umum, beberapa penyebab yang menimbulkan stigma yaitu kurangnya informasi yang diterima masyarakat, adanya rasa takut yang berlebihan terhadap suatu hal, adanya under-estimation terhadap kondisi fisik seseorang, ketidaksesuaian perilaku dengan norma atau nilai yang berlaku dan masih banyak lagi penyebab lainnya.

Dr. Rachmat Hargono, dr., M.S., M.PH., salah satu dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (UNAIR) mengatakan, salah satu penyebab stigma negatif pada pasien Covid-19 bisa muncul karena masyarakat belum mengenal karakteristik penyakit tersebut secara jelas sehingga menimbulkan ketakutan. Selain itu, Dr. Rachmat mengungkapkan, adanya terminologi yang menyebabkan salah persepsi juga dapat memunculkan stigma pada pasien Covid-19.

“Terkadang, terminologi isolasi dapat dipersepsikan sebagai pengucilan sehingga masyarakat beranggapan bahwa orang yang dikucilkan melakukan perbuatan jelek, dari itu stigma bisa muncul,” ucapnya pada Rabu (16/09/20).

Tidak hanya itu, beredarnya informasi yang salah dan tidak sesuai fakta menjadi penyebab lain timbulnya stigma negatif pada pasien Covid-19. Stigma sosial dari masyarakat tersebut membuat upaya penanggulangan Covid-19 menjadi terganggu.

Salah satu dampak yang terjadi, tambah Dr. Rachmat, keluarga akan menyembunyikan anggotanya yang didiagnosis terpapar virus corona karena takut mendapat stigma dari masyarakat. Jika keluarga menyembunyikan anggotanya, besar kemungkinan anggota lain juga akan tertular. Hal tersebut tentu mengganggu upaya penanggulangan pemerintah dalam memutus rantai penularan Covid-19.

“Stigma adalah musuh besar dalam penanggulangan Covid-19, karena stigma yang muncul di masyarakat, seakan-akan memutus rantai penularan Covid-19 menjadi tidak mungkin,” ujarnya melalui aplikasi zoom meeting.

Lebih lanjut, Dr. Rachmat menjelaskan ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menanggulangi stigma. Pertama, dengan menyampaikan fakta yang akurat mengenai Covid-19, bila perlu manfaatkan tokoh masyarakat atau influencer dalam menyampaikan informasi tersebut agar kepercayaan masyarakat meningkat.

Cara kedua dengan membagikan success stories para penyintas Covid-19. Ketiga, memperkuat rasa empati terhadap pasien Covid-19 dengan memberikan dukungan sosial dan masih banyak lagi cara lainnya.   

“Stigma harus dilawan, salah satunya dengan memberikan informasi yang valid sehingga masyarakat tidak ragu dalam menjaga diri mereka agar terhindar dari virus corona,” tutupnya dalam acara webinar series Departemen Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku (PKIP) FKM UNAIR. (*)

Penulis: Dita Aulia Rahma

Editor: Khefti Al Mawalia

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).