UNAIR NEWS – Pandemi COVID-19 yang tak kunjung usai bukanlah menjadi penghambat bagi sivitas akademika UNAIR untuk terus menoreh prestasi yang membanggakan. Kali ini prestasi membanggakan hadir melalui tim perwakilan Masyarakat Yuris Muda Airlangga FH UNAIR (MYMA FH UNAIR) yang menoreh Juara III pada Lomba Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa Online Tingkat Nasional (LKTIM-OTN) Universitas Brawijaya 2020. Tim perwakilan ini beranggotakan Lailatul Komaria (Lalak), Ika Putri Rahayu (Iput), dan Elsa Ardhilia Putri yang sama-sama merupakan angkatan 2019. Perlu diketahui juga bahwa tema besar dari LKTI ini adalah “Indonesia Berjuang Melawan Pandemi Coronavirus Disease (COVID-19)”
Untuk mengulik kisah mereka lebih lanjut, tim redaksi memutuskan untuk mewawancarai tiga serangkai ini pada Rabu sore (16/9/2020). Iput mengatakan bahwa LKTI ini menawarkan enam bidang disiplin ilmu pengetahuan untuk dilombakan dan mereka memutuskan untuk memilih bidang Hukum dan Pertahanan karena sesuai dengan disiplin ilmu yang mereka tekuni di perkuliahan. Ia menambahkan bahwa topik yang mereka angkat dalam karya tulis mereka adalah “Reformulasi Kebijakan Pemerintah dalam Penanganan dan Pengelolaan Sampah Medis Infeksius COVID-19 di Rumah Tangga Orang dalam Pemantauan (ODP)”
Sementara itu, Lalak menjelaskan topik yang mereka angkat tersebut dilatarbelakangi oleh terdapatnya problematika dalam penanganan dan pengelolaan sampah medis rumah tangga di masa pandemi COVID-19. Ia mengaku bahwa kebijakan tersebut belum sepenuhnya mengakomodir hak atas kesehatan dan keselamatan kerja petugas kebersihan di masa pandemi COVID-19 yang telah diatur dalam konstitusi dan peraturan perundang-undangan sebelumnya. Alumni SMA Khodijah itu juga menekankan bahwa sampah medis yang dihasilkan oleh orang bukan dalam pemantauan (ODP) belum sepenuhnya menjamin bahwa orang tersebut bebas dari virus, sehingga berpotensi menjadi media penyebaran COVID-19
“Kebijakan itu hanya dituang dalam Surat Edaran (SE) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan kebijakan yang dikeluarkan melalui surat edaran itu tidak memiliki kekuatan hukum yang mengikat dan penekanan hukumnya juga nihil. Belum lagi kita membahas sisi ketidakkomprehensifan dari SE itu. Oleh karena itu, fokus dari karya tulis kami adalah mereformulasi dari kebijakan yang masih cacat itu,” tutur Lalak selalu ketua tim dengan penuh semangat
Menambahkan dua rekannya, Elsa menceritakan proses penyusunan karya tulis ini tentu mengalami berbagai keterbatasan mengingat kondisi pandemi. Ia mengatakan bahwa proses pengerjaan ini harus direncanakan dengan matang dalam bentuk timeline agar semuanya teratur. Masalah peristilahan juga terkadang menjadi problema karena mereka seringkali bingung dalam menentukan istilah mana yang benar, sementara ilmu hukum merupakan disiplin ilmu yang sangat memperhatikan peristilahan beserta maknanya
“Keterbatasan data-data nasional juga sedikit mempersulit penelitian kami dalam topik tersebut hingga akhirnya kami harus menggunakan data-data yang diperoleh dari skala internasional. Bahkan sudah biasa kami harus merevisi karya tulis kami agar mendapatkah hasil yang kami kira sempurna,” ujar Elsa
Pada akhir, Iput menuturkan bahwa kemenangan bukanlah sesuatu yang mereka kejar dari awal, melainkan pengalaman dan pelatihan dalam kepenulisan hukum, mengingat bahwa ini merupakan kali pertama mereka mengikuti LKTI Hukum.
“Namun, kami tetap bersyukur atas pencapaian ini. Harapannya dengan pencapaian ini kami tidak cepat puas dan bisa tetap semangat dan konsisten belajar menulis dan semoga karya kami ada yang bisa diambil manfaatnya oleh masyarakat,” tutup Iput
Penulis: Pradnya Wicaksana
Editor: Nuri Hermawan
