KKP Dan Pakar Bioteknologi Perikanan Bahas Potensi Alga di Incobifs 2020

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

UNAIR NEWS – Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga melangsungkan The 1st International Conference on Biotechnology and Food Sciences secara daring melalui Zoom dan Youtube pada Jumat (11/9/2020). Konferensi Internasional pertama ini mengundang Prof. Dr. Hari Eko Irianto dari Kementerian Kelautan dan Perikanan RI Pusat Penelitian Pengolahan Hasil dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Prof Kazuo Miyashita, Faculty of Fisheries Sciences, Hokkaido University serta Peneliti dari FPK UNAIR Dr. Ir. Woro Hastuti S., M.S

Mengawali konferensi, Prof. Hari Eko Irianto mengungkapkan total sumber daya perikanan di Indonesia sebesar 82 Billion US$. Keuntungan terbesar pada Marine Aquaculture (US $ 46,7 billion) dan Marine Biotechnology (US $ 4 billion). Banyaknya sumber daya tersebut, Prof. Hari berharap sumber daya tersebut bisa diolah dan lebih bermanfaat dalam mengembangkan nutrisi olahan ikan.

“Melalui Ikan, kita bisa mencegah stunting (kekurangan protein) pada anak-anak,” katanya.

Kemudian, Keynote Speakers kedua disampaikan oleh Prof Kazuo Miyashita. Ia mengatakan budaya orang Jepang sering mengonsumsi olahan rumput laut sangat penting dan dijadikan bahan makanan tradisional.

“Budaya makanan ini merupakan pemberian orang Indonesia sejak jaman dulu,” Ungkapnya.

Rumput laut memiliki nutrisi yang besar. Kaya akan serat, mineral, serta memiliki asam amino lebih besar dari tanaman darat, dan kaya akan omega 3 Polyunsaturated Fatty Acids (PUFA). Serat pada rumput laut terkandung sebanyak 30% berat kering.

Serat berfungsi menjaga alat pencernaan, khususnya usus, serta dapat menurunkan  kadar LDL kolestrol dan mengontrol gula darah, lalu kandungan mineral (Salah satunya potasium) dalam rumput laut sebanyak 20% dapat mencegah penyakit Cardiovaskular (CVD).

“Potasium dapat mengurangi konsentrasi sodium, yang apabila berlebih akan menyebabkan penyakit cardiovaskular (CVD),” ujar Prof. Kazuo.

Melalui sistem molekular, Ia mengungkapkan aktivitas biologi Fucoxanthin pada pigmen karoten pada rumput laut menunjukkan efek anti obesitas dan diabetes. “Aktivitas spesifik ini belum ditemukan selain di karoten rumput laut coklat ini,” ungkapnya.

Lalu, pemaparan mengenai potensi dan peran alga laut dalam kesehatan budidaya disampaikan Dr. Ir. Woro Hastuti S., M.Si. Menurut dia, alga laut bermanfaat di lima bidang. Yakni, pangan, bahan energi dijadikan biofuel, indikator lingkungan, produk industri (kosmetik dan biopolymer), serta kesehatan.


Makroalga atau  rumput laut merupakan tumbuhan talus yang digunakan untuk produksi phycocolloids seperti agar dan alginate. Keberadaan vitamin, mineral, asam amino dan senyawa bioaktif lainnya diambil di mikroalga merah dan coklat dan dijadikan kosmetik.

“Senyawa bioaktif dari makroalga laut memiliki potensi yang dapat digunakan untuk meningkatkan produksi akuakultur serta mengembangkan kandungan di dalamnya,” tutup Dr. Woro. (*)

Penulis: R. Dimar Herfano Akbar

Editor: Feri Fenoria Rifa’i

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).