Cerita Mawapres FIB, dari Gap Year hingga Ikuti Exchange di Korea Selatan

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

UNAIR NEWS – “Jika cita-citamu besar, maka raga pun juga akan lelah mengikutinya. Jika peta hidupmu tinggi, maka usaha dan do’a untuk menggapainya haruslah setara,” ungkap Muhammad Fuad Izzatulfikri pada Kamis (27/8/2020).

Fuad merupakan salah seorang mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia (Sasindo) Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Airlangga (UNAIR) angkatan 2017. Selama berkuliah, ia pernah diamanahi menjadi Wakil Ketua Himpunan Mahasiswa Sasindo dan juga kepala Divisi Litbang di BSO LDS.

Diketahui, ia lulus SMA pada tahun 2016, namun belum beruntung untuk menjadi mahasiswa dan memutuskan gap year. Untuk mengisi waktu, ia memilih mengabdi disekolahnya dulu, yakni Pondok Tahfidh Yanbuul Qur’an Kudus sebagai pembina bahasa arab dan inggris.

“Alasan saya memilih jurusan ini karena ketertarikan pada sastra dan bahasa. Saya berambisi untuk mengenalkan lokalitas sastra dan bahasa Indonesia ke dunia global,” terang Fuad yang saat ini menjabat sebagai ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) komisariat FIB itu.

Sebagai mahasiswa bahasa dan sastra, lanjut Fuad, pembiasaan membaca dan menulis menjadi hal yang mutlak. Selain itu, itu penting mengingat budaya literasi yang menurun karena marak informasi palsu yang beredar dan mudah hinggap di masyarakat.

Untuk mencoba mengatasi hal tersebut, Fuad memutuskan berjualan buku dan kerap mengajak teman-temannya berdiskusi. Baginya, menjual buku dapat memperbaiki budaya literasi dan tentu membawa berkah.

Semenjak pandemi berlangsung, Fuad mengisi kesehariannya dengan membaca, berdiskusi, dan menulis di media nasional. Diketahui, saat ini ia sedang mengikuti program Student Exchange di Jeonbuk National University.

“Saya berangkat awal Agustus 2020 dan satu-satunya perwakilan UNAIR. Dengan mengikuti exchange saya bisa belajar survive di negeri orang dengan kultur yang berbeda,” jelas pria kelahiran 4 Desember 1997 itu.

Alasan Fuad memilih Korea Selatan sebagai negara tujuan belajar karena dirinya tertarik dengan diplomasi budaya populer dan bahasa Korea. Selain itu untuk mengenal lebih jauh literatur sastra di Korea Selatan.

Sebelumnya, Fuad memiliki international exposure saat mengikuti ajang Asian Academic Society International Conference (AASIC) di Thailand. Pada kesempatan itu, ia membawa penelitian berjudul Surabaya’s Travelling Funfair : Local Wisdom Resistance of Urban Citizen as a Sustainable Development of Cities and Communities.

“Selagi menjadi mahasiswa, hauslah akan ilmu dan pengalaman. Ikuti ajang bergengsi untuk memperoleh great exposure, dengan melakukannya kamu dapat memperoleh hal yang belum tentu didapat orang lain,” pungkasnya. (*)

Penulis: Muhammad Wildan Suyuti
Editor: Feri Fenoria Rifa’i

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).