Faktor Peramal Anak dengan Infeksi Virus Dengue yang Diperkirakan Menjadi Berat

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Halodoc

Penyakit infeksi virus dengue masih merupakan persoalan besar di tanah air. Prioritas diberikan pada dengue berat yang menurut pedoman 2009 mencakup dengue dengan kebocoran cairan yang berat, dengue dengan perdarahan hebat, dan dengue dengan keterlibatan organ yang berat. Apabila kita bisa meramalkan pasien mana yang akan menjadi berat, tentulah antisipasi sejak awal dapat kita lakukan. Hal ini akan dapat menurunkan keterlambatan penanganan ataupun kematian akibat dengue. Penelitian ini bertujuan menemukan faktor apa saja yang dapat digunakan meramalkan penderita dengue berat.

Penderita yang diteliti berusia 2 bulan hingga 18 tahun, di dua rumah sakit yaitu RSUD Dr. Soetomo dan RS Suwandhi Surabaya. Semua pasien menjalani tes imunoglobulin untuk memastikan infeksi virus denguenya. Pemeriksaan yang dilakukan, selain pemeriksaan fisik, mencakup serangkaian unsur laboratorium yang tersedia di daerah yang tidak di kota besar.

Dari 40 anak dengan diagnosis dengue yang tidak berat dan 27 yang berat dilakukan analisis univariat dan multivariat. Ketika diuji satu persatu, unsur yang bermakna adalah berat badan yang lebih, nyeri perut, cairan di paru, pembesaran hati, sel darah putih yang rendah, trombosit yang rendah, kadar albumin yang menurun, peningkatan fungsi hati, gangguan fungsi pembekuan darah, serta riwayat pernah ditranfusi. Setelah semua unsur tersebut dianalisis secara bersama, diperoleh empat hal sebagai faktor yang paling berpengaruh yaitu berat badan yang berlebih, muntah, pembesaran hati, dan gangguan pembekuan darah.

Jumlah penderita dengue berat pada anak memang relatif tidak banyak jika dibandingkan dengan seluruh penderita infeksi dengue. Sekalipun demikian, kelompok ini adalah yang paling banyak meninggal atau mengalami kesulitan yang bermacam-macam. Prioritas pada kelompok ini akan memperbaiki banyak hal. Di Indonesia banyak sarana kesehatan, terutama yang tidak di kota besar, mengalami kesulitan menangani kelompok tersebut. Merujuk sejak awal atau meningkatkan kewaspadaan ekstra harus dilakukan sedini mungkin guna mengurangi risiko perburukan dan kematian.

Penanganan anak dengan dengue berat tidak mudah. Selain tenaga ahli dengan kompetensi tertentu, diperlukan pula sarana dan prasarana yang memadai. Adanya faktor peramal untuk menentukan penderita yang mana yang akan menjadi berat tentu sangat bermanfaat.

Data di seluruh dunia menunjukkan bahwa anak dengan berat badan lebih berisiko lebih besar untuk mengalami perburukan. Bahkan, 50% dari anak dengan dengue berat yang meninggal di RSUD Dr. Soetomo berbobot lebih. Indonesia memang mengalami beban ganda karena ada banyak kasus dengan gizi yang berlebih ketika sebagian lain masih bergelut dengan gizi yang buruk.

Muntah adalah salah satu tanda utama yang dipasang di banyak referensi sebagai indikator kewaspadaan jika kasus akan memburuk. Anak yang muntah juga berisiko mengalami kekurangan cairan. Pada kasus dengan kebocoran cairan, anak muntah tidak dapat minum dengan baik dan muntah yang terjadi terus menerus akan memperberat kekurangan cairan. Pembesaran hati merupakan tanda yang tidak dipunyai semua anak dengan infeksi virus dengue. Hanya sebagian saja yang akan mengalami. Umumnya pembesaran hati dialami pada fase yang agak lanjut. Anak-anak ini pun berisiko untuk menjadi berat dan memerlukan perhatian tersendiri. Aspek keempat adalah gangguan pembekuan darah. Salah satu risiko infeksi virus dengue adalah perdarahan. Perdarahan membutuhkan fungsi pembekuan darah yang baik untuk memulihkan keadaan. Anak dengan gangguan pembeluan darah adalah salah satu kelompok yang paling berisiko untuk menjadi berat. Perubahan fungsi pembekuan darah sudah bisa diketahui di wal, sebelum terjadi perdarahan.

Dengan keempat hal di atas, dokter mempunyai pertimbangan yang lebih baik untuk memprioritaskan pasien yang diperkirakan akan menjadi berat. Sekali lagi, semua ini dilakukan untuk menurunkan risiko perburukan dan mengurangi kematian.

Penulis: Senja Baiduri, Dominicus Husada, Dwiyanti Puspitasari, Leny Kartina, Parwati S. Basuki, Ismoedijanto

Informasi detail dari tulisan ini dapat dilihat pada: https://e-journal.unair.ac.id/IJTID/article/view/10721/9923
(Prognostic Factors of Severe Dengue Infections in Children)

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).