Model Peran Keluarga dalam Pemenuhan Perawatan Diri Pasien Skizofrenia

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi Skizofrenia. (Sumber: Dokter Sehat)

Skizofrenia merupakan masalah kesehatan mental global yang memiliki implikasi serius tidak hanya untuk pasien, tetapi juga termasuk keluarga yang mengasuhnya. Keluarga dengan pasien skizofrenia mengalami kecemasan dan kebingungan dalam merawatnya, oleh karena itu bagaimana peran keluarga sebagai pengasuh utama (caregiver) dalam pemenuhan kebutuhan perawatan diri pasien skizoprenia sangat perlu untuk dipelajari. Defisit perawatan diri merupakan masalah yang sering terjadi pada pasien skizofrenia akibat gangguan kognitif, afektif dan psikomotor.

Bentuk gangguan defisit perawatan diri pasien skizofrenia antara lain malas untuk; mandi, berpakaian, berhias, makan,  minum, dan toileting. Penderita skizoprenia memiliki hendaya nyata pada kemampuan fungsional dalam keseharian, sehingga membutuhkan bantuan orang lain dalam pemenuhan kebutuhan kebutuhannya, khususnya pada caregiver atau keluarga yang tinggal bersama pasien. Artikel ini, mempelajari model peran keluarga dalam membantu perawatan diri pasien skizofrenia menggunakan teori perencanaan berperilaku.

Teori perilaku yang direncanakan (Theory of Planned Behavior – TPB) terdiri dari niat (intention) yang didukung oleh sikap, norma subjektif, rasa percaya dan perilaku terhadap yang akan dilakukan. TPB menjelaskan bahwa perilaku yang ditampilkan oleh individu timbul karena adanya niat untuk berperilaku. Niat merupakan indikasi seberapa kuat keyakinan seseorang akan mencoba suatu tindakan. Sikap merupakan besarnya perasaan positif atau negatif terhadap suatu objek, orang, institusi. Norma subjektif merupakan kepercayaan seseorang mengenai persetujuan orang lain terhdap suatu tindakan.

Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional. Besar sampel dalam penelitian ini adalah 126 keluarga menggunakan teknik probability sampling dengan cara simple random sampling. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah usia antara 35 – 65 tahun, mampu berkomunikasi dengan baik sedangkan kriteria eksklusi yaitu caregiver gangguan jiwa, jumlah pasien jiwa lebih dari satu, caregiver tidak kooperatif. Uji SEM-PLS menunjukkan bahwa: 1) faktorsosiodemografi tidak berpengaruh terhadap perilaku. 2) faktor sosiodemografi tidak berpengaruh terhadap peran keluarga. 3) faktor psikologi berpengaruh terhadap perilaku (t = 2,732 > 1,96). 4) faktor psikologi berpengaruh terhadap peran keluarga (t = 2.886 > 1,96). 5) faktor psikologi berpengaruh terhadap niat (t= 2,454 > 1,96), 6) faktor informasi berpengaruh terhadap perilaku (t = 3.791 > 1,96) 7) faktor informasi tidak berpengaruh terhadap peran keluarga. 8) Perilaku tidak berpengaruh terhadap niat. 9) Perilaku berpengaruh terhadap peran keluarga (t = 3.304 > 1,96). 10) niat berpengaruh terhadap peran keluarga (t = 2.885 > 1,96).

Penelitian ini menemukan Theory of Planned Behavior dapat digunakan dalam pendekatan model peran keluarga dalam perawatan diri pasien skizofrenia. Hasil penelitian menunjukkan nilai t-statistik perilaku berpengaruh terhadap peran keluarga. Sikap terhadap perawatan diri dengan hasil yang baik dan peran keluarga yang baik sehingga mempengaruhi perilaku. Dalam TPB sikap yang dimiliki seseorang terhadap suatu tingkah laku dilandasi oleh belief seseorang terhadap konsekuensi yang akan dihasilkan jika tingkah laku atau perilaku tersebut dilakukan dan kekuatan terhadap belief tersebut.  

Model ini dapat menjelaskan bahwa perilaku dan niat mempengaruhi peran keluarga dalam memberikan perawatan diri pasien skizofrenia di rumah. Keluarga dengan pasien skizofrenia masih mengalami hambatan dalam hubungannya layanan kesehatan jiwa. Niat yang diikuti dengan perilaku yang positif menumbuhkan peran caregiver sebagai pengasuh dan pengikut bagi penderita skizofrenia dalam keluarga.

Perawat meningkatkan pemberian intervensi, seperti aplikasi cara menangani skizofrenia dan dukungan psikoterapi untuk membantu caregiver menjadi lebih simpati dan toleran terhadap pasien, serta kerja samalintas sektor puskesmas dengan pendidikan atau dinas terkait berupa inovasi agar partisipasi keluarga dan pasien optimal sehingga layanan tercapai paripurna. Penelitian selanjutnya berfokus pada pengembangan model dengan intervensi keperawatan berbasis keluarga untuk meningkatkan peran caregiver dalam perawatan diri skizofrenia.

Penulis: Ah Yusuf

Artikel lengkapnya dapat dilihat pada link berikut ini:

http://produccioncientificaluz.org/index.php/opcion/article/view/30130

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).